Kolom Sehat: Neraka yang Bocor?

| Penulis : 

Kalau kita semua tidak peduli latar belakang ras, agama, dan jarak sepedaannya saat melihat tanggal, maka kita sepakat saat ini sudah bulan November kan ya? Sebentar lagi sudah bulan Desember: holiday is coming. Tapi ada satu yang ngga sejalan dengan kebiasaan yang terjadi yaitu cuaca.

Biasanya di bulan September atau Oktober awan hitam sudah mulai akrab di langit. Laporan radio dan berita soal daerah yang kerap tergenang sudah menjadi hal yang biasa. Tapi tidak terjadi di tahun ini.

Saya sebagai pesepeda yang cukup biasa berpanas-panas merasakan tahun ini panasnya ora umum. Pertama di bulan November masih panas. Rasa sumuk-nya tidak bisa dijelaskan. Yang pasti badan cepat lelah dan kadang kepala merasakan pening karena terlalu panas.

Ada dua kota yang menurut beberapa orang tingkat panasnya tinggi, yaitu Surabaya dan Semarang. Bagaimana dengan kota kediaman Anda?

Dan, kita memilih olahraga sepeda, jadi bila panas ya tetaplah sepedaan. Wkwkwkwk .

Sebagai pesepeda, Anda lebih tahu arti kata panas. Ketika beberapa bulan lalu saya mengikuti Audax 200 km yang secara rute tidak seberat “itu”, tapi berubah drastis keadaannya ketika rute yang dilewati tersebut sangat tidak cocok dipadu dengan panas kala itu.

Alhasil, walaupun finis, tubuh saya mengalami dehidrasi. Tubuh saya perlu waktu dan obat untuk meredakan efek heatstroke yang saya alami pada saat itu.

Event di dunia sepeda masih belum berakhir walau tahun 2023 tersisa kurang dari 50 hari lagi. Pesepeda masih mendapatkan tantangan bersepeda beberapa rute yang cukup jauh jaraknya.

Saya pribadi mengakui keadaan kali ini sangat berat. Jadi bila saya mengikuti event, maka saya benar-benar harus berpikir mengambil jarak seberapa dan event seperti apa yang saya ikuti. Biar bagaimanapun kita ingin mencoba sebuah tantangan, tapi tetap harus mengakui bahwa tubuh kita punya keterbatasan.

Bila latihan Anda memang cukup, maka silahkan mengikuti event-nya, tapi bila kesibukan dan pekerjaan merampas waktu latihan Anda, tidak ada salahnya Anda mengakui ketidaksiapan itu.

Sebab event akan selalu ada. Akan tetapi bila tubuh kita sudah terlalu overused dan masih dipaksakan tanpa latihan yang cukup, maka keletihan dan cedera parah menunggu di sisi sebelah sana!

Teman saya, seoarang mamud bernama Goura berencana mengikuti event Journey to TGX. Dia sudah berlatih rutin. Latihan utamanya bukan bersepeda jauhnya, tapi membiasakan diri terpapar udara yang tidak bersahabat ini.

Menurut saya ini latihan yang perlu dilakukan, terutama bagi kita-kita yang sudah termanjakan oleh dinginnya AC dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan lupa keadaan sekarang ini tidak berbuat apa-apa saja berkeringat dan lelah, apalagi tubuh masih harus mengakui sepeda dalam jarak ratusan kilo. Yang lebih ditakutkan sudah latihan panas, eh pas hari H hujan sepanjang hari. Wkwkwkwkwk.

Ya sudah nasib. Sekian.(Johnny Ray)

Populer

Kibar Lolos ke Kejuaraan Dunia Gravel UCI 2026, Tombro Alami Insiden
UCI World Championship 2025: Pogacar Back to Back Juara Dunia Road Race
Nasib Biniam Girmay Terkatung-katung Efek Merger Lotto-Intermarche
Ini Dia Hasil Resmi Bentang Jawa 2025
Misi Lolos Kejuaraan Dunia Gravel, Hadi Tombro-Fian Targetkan Podium Gravelista 2025
Israel-Premier Tech Rebranding Dampak Meluasnya Aksi Pro Palestina
Fantastic CC Gowes Tanpa Bidon, Tak Lupa Beramal!
Vuelta a Espana 2025, Etape 10: Jay Vine Kukuhkan Status Raja Tanjakan
Vuelta a Espana 2025, Etape 11: Balapan Tanpa Hasil Sebab Demonstrasi Pro-Palestina
Beri Multiplier Effect, Pemkab Banyuwangi Dukung Bluefire Ijen KOM 2025