Guntur Priambodo berpeluang besar juara kategori Men 55-59

Persaingan Kediri Dholo KOM Challenge 2023 dipastikan berjalan seru. Tidak hanya persaingan menjadi yang terdepan di titik finis di kawasan Air Terjun Dholo, namun juga penentuan siapa yang akan menjadi juara klasemen akhir East Java Trilogy.

Persaingan ketat itu, baik klasemen Dholo KOM maupun Trilogi Jatim, bakal tersaji di nomor putra maupun putri. Selain gap poin antar pembalap papan atas yang tidak terlalu jauh, persaingan kian seru karena ada poin bonus yang diberikan kepada cyclist yang menuntaskan ketiga event trilogi. Dan besarannya cukup tinggi, 20 poin bonus, bagi siapa pun yang mengikuti, start, dan finish under COT tiga event trilogy.

”Kediri Dholo KOM Challenge akan berjalan seru, peserta tahun ini mencapai 450 cyclist, naik signifikan dibandingkan tahun lalu,” kata Donny Rahardian, selaku penyelenggara dari DBL. ”Penentuan juara trilogy pada masing-masing kategori juga masih terbuka, karena ada 20 poin bonus yang bisa didapatkan,” lanjutnya.

Di kategori men elite misalnya. Abdul Soleh, Ilham D. Ramadhan, dan Muhammad Ridwan saat ini menduduki tiga teratas klasemen trilogy. Soleh mengoleksi 40 poin dengan kemenangan di Bromo dan Ijen. Ilham ada di urutan kedua dengan 30 poin dari hasil selalu finis kedua di Bromo dan Ijen. Sedangkan Ridwan ada di urutan ketiga dengan total 15 poin.

Dengan maksimal 20 poin yang bisa diraih dari memenangkan seri pemungkas di Dholo, harusnya peluang juara trilogy Ridwan sudah tertutup. Namun, karena ada poin bonus 20, peluang juara trilogy masih terbuka.  Meski pun peluangnya sangat kecil, yaitu Soleh dan Ilham harus gagal finis under COT, sehingga keduanya tidak dapat bonus poin, sedangkan Ridwan dapat.

Persaingan lebih seru terjadi di kategori men 55-59. Guntur Priambodo sang pemuncak klasemen hanya unggul tiga poin dari E. Nasrudin yang ada di urutan kedua (35-32). Bila Guntur bisa finis pertama di Dholo, maka gelar juara East Java Trilogy akan aman. Namun, jika tidak, maka bisa saja Nasrudin menyalip di seri pemungkas.

Bisa juga raihan poin Nasrudin dengan Guntur sama. Kalau hal itu terjadi, maka cyclist dengan peringkat lebih baik akan ditentukan melalui perbandingan hasil finis terbaik yang lebih tinggi atau banyak.

Guntur Priambodo saat finis kedua di Ijen. Sebelumnya ia menang di Bromo KOM 2023.

Hasil finis terbaik yang lebih tinggi itu bisa berupa kemenangan, podium kedua, podium ketiga, atau pun peringkat di luar podium. Misal pembalap A mendapatkan 50 poin, pembalap B juga 50 poin. Maka pembalap A akan mendapatkan peringkat lebih baik karena di antara tiga lomba menang sekali. Sementara pembalap B finis terbaik adalah peringkat kedua. (*)

 

Populer

Bromo KOM X: Butuh Waktu Berapa untuk Jadi Juara?
SRAM Red AXS 2024: Rem Game Changer, Dapat Bike Computer, Tak Perlu Upgrade Pulley
Giro d'Italia 2024, Etape 11: Gandakan Kemenangan, Milan Kian Perkasa di Klasemen Poin
Tuntaskan East Java Trilogy 2024, Lengkapi Kepingan Medalinya
Antangin Bromo KOM X Jadi Ajang Comeback Jawara EJJ 2024
Giro d'Italia 2024, Etape 10: Pogi Main Aman, Paret-Peintre Finis Solo di Puncak Bocca della Selva
Preview Bromo KOM X Kelas Men Elite: Agung Ali Sahbana Ingin Revans di Bromo KOM X
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Jersey Bromo KOM X: Jersey Ikonik Penanda Edisi Kesepuluh Bromo KOM
Dua Opsi Recovery Antangin Bromo KOM X: Datar atau Easy Climb