Deni Sudrajat (Master B), Teten Rohendi (Men Open), dan Permana Melissa (Women Open) menjadi juara Salasa Kahiji paruh kedua 2022.

Salasa Kahiji sebenarnya sudah eksis di Bandung sejak era 1990-an. Namun, saat itu memang belum tertata dengan baik. Baru satu dekade terakhir Salasa Kahiji menjadi agenda yang identik dengan komunitas sepeda Kota Kembang tersebut.

“Sebenarnya Salasa Kahiji dulu dibuat sebagai kegiatan terbuka untuk semua komunitas sepeda di Bandung. Kami tidak ingin ada jarak antara berbagai komunitas. Makanya tidak ada ketua, wakil, dan apapun macamnya itu,” ujar Fitra Tara, koordinator Salasa Kahiji.

Ia berpendapat jika dibentuk menjadi organisasi dengan berbagai macam strukturnya, justru itu membuat Salasa Kahiji rawan goyah. “Pengalaman 20 tahun lebih kalau ada ketua dan lainnya bisa pecah karena ada berbagai macam kepentingan,” lanjutnya.

Sudah 11 tahun ini Salasa Kahiji menggunakan rute Bandung-Lembang. Sebelumnya rutenya tidak menentu. Tara menjelaskan Lembang memiliki arti tersendiri bagi Bandung. Berbagai jalan di Bandung bisa digunakan menuju Lembang, baik dari arah barat maupun timur.

Begitu pula dengan pada cyclist yang mau gowes ke mana pun ujungnya pasti ke Lembang. Dengan memilih rute Lembang yang relatif dekat dari Bandung, tak perlu menunggu hari libur untuk gowes.

“Bandung-Lembang itu cuma 12 km dan gowes paling 30 menit saja. Karena jarak pendek, pesepeda bisa gowes sebelum kerja atau memulai aktivitas yang lain pada hari itu. Makanya nggak ada alasan tidak gowes Selasa pagi karena tidak membutuhkan waktu lama,” kata alumnus Seni Rupa ITB tersebut.

Dari tahun ke tahun jumlah partisipan semakin bertambah. Bahkan sempat mencapai 350 orang saat 2020 lalu. Padahal saat awal memulai dulu, Salasa Kahiji biasa diikuti 11-15 orang. Rata-rata Salasa Kahiji saat ini diikuti sekitar 100-200 orang.

Salasa Kahiji bebas diikuti siapa saja dan dengan jenis sepeda apa saja. Mulai dari road bike, sepeda lipat, BMX, hingga fixed gear. Makin banyaknya peminat, Tara mengatakan tahun depan akan dibuka kategori untuk BMX dan fixed gear.

“Salasa Kahiji awalnya gimana caranya Bandung punya kegiatan yang netral. Juga untuk pembibitan atlet muda Bandung dan Jawa Barat. Kalau sepeda itu pasti ujung-ujungnya balapan. Kemudian dibuat tujuh kategori. Tahun depan ada tambahan lagi karena dilihat BMX ini sudah ada yang bisa menyalip road bike. Jadi, lebih rame lagi,” ungkap Tara.

Setiap enam bulan sekali ada pemenang dengan akumulasi poin terbanyak dari masing-masing kategori. Finisher pertama mendapat poin 10. Berturut-turut dikurangi satu poin untuk finisher kedua sampai kelima. Di luar itu masing-masing finisher mendapat satu poin. Penobatan pemenang itu terakhir dilakukan Selasa, 26 Desember 2022.

Lalu dipilih 2 pemenang kategori yang mendapat hadiah utama berupa frame Wdnsdy Bike. Kemudian satu frame Wdnsdy diberikan sebagai doorprize bagi peserta yang aktif. “Jadi, Salasa Kahiji ini bisa dibilang ya balapan. Start pasti balapan. Nggak mungkin santai dan damai,” kelakarnya.(mainsepeda)

Populer

Vuelta a Espana 2025, Etape 5: Kuasai TTT, Juan Ayuso dkk Bayangi Vingegaard di Klasemen GC
Vuelta a Espana 2025, Etape 4: Turner Ciptakan Kejutan, Vingegaard Melepas Pemimpin GC
Kolom Sehat: Saya Harus Menghadap Guru BP
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Kapal Cepat Ramah Pesepeda, Makin Mudah ke Banyuwangi
Bentang Jawa 2025: 181 Peserta, 47 DNF, Rekor 119 Finisher!
Ini Dia Hasil Resmi Bentang Jawa 2025
Bentang Jawa 2025: Hujan Badai Day 1, Stephen Lane Memimpin
Bentang Jawa Lunas
Pendaftaran Blue Fire Ijen dan Kediri Dholo KOM Dibuka, Dapatkan Slot Bromo KOM
Bentang Jawa 2025: Miswanto-Yusuf Kibar Rajai Kategori Pair, Citra Juara Women!