Guntur Target Juara Bromo KOM 2023

Guntur Priambodo berhasil menjuarai Trilogi Jawa Timur (Jatim) untuk kategori Men 55-59. Terlepas hasil ini, Guntur mengaku persiapannya di ketiga event Trilogi ini kurang maksimal. Juga mepet. Selain itu, cyclist asal Banyuwangi itu juga dua kali naik meja operasi dalam setahun.

Guntur menjadi juara Trilogi Jatim denhgan koleksi 42 poin. Jumlah poin itu didapatkan setelah finis ketiga di Bromo KOM Challenge 2022. Kemudian menjadi runner-up di Banyuwangi Bluefire Ijen KOM Challenge 2022 dan Kediri Dholo KOM Challenge 2022.

Peserta asal Lampung, Edi Liem menjadi pesaing terkuat Guntur di Trilogi Jatim tahun ini. Edi mengoleksi 40 poin usai menjuarai Bluefire Ijen KOM dan Kediri Dholo KOM.

Meski berhasil menjuarai Trilogi Jatim, ada banyak catatan dari pencapaian Guntur tahun ini. Dalam Kediri Dholo KOM, misalnya. Persiapannya sedikit terhambat karena ada tugas di Singapura selama sepuluh hari. Praktis dalam jangka waktu tersebut ia tidak latihan.

"Sehingga persiapan saya tidak maksimal. Sedangkan siapa yang paling siap, ia yang akan naik podium," kata Guntur.


Guntur Priambodo (dua dari kiri) saat nanjak menuju pit stop ketiga Kediri Dholo KOM Challenge 2022

Serupa dengan persiapan Guntur menuju Bluefire Ijen KOM. Bahkan terbilang lebih parah. Sebab Guntur mengalami kecelakaan di Banyuwangi. Hanya beberapa pekan sebelum event ini berlangsung. Insiden ini membuatnya istirahat cukup lama. Selain itu, Guntur harus naik ke meja operasi untuk kali kedua tahun ini.

"Operasi pertama terjadi pada Mei lalu. Persis setelah Bromo KOM. Waktu itu otot di bahu saya putus. Oleh dr. Theri Effendi, saya diharuskan operasi," ungkap Guntur.

"Setelah operasi itu, saya sempat ikut event di Bali pada Agustus. Berhasil podium pertama. Seharusnya saya on fire di Bluefire Ijen KOM. Namun saya kecelakaan. Harus operasi lagi untuk kali kedua. Alhamdulillah masih bisa podium kedua di Ijen," jabarnya.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanannya di Trilogi Jatim tahun ini. Menurut bos tim BRCC itu, butuh persiapan panjang untuk bisa meraih hasil terbaik. "Sebab ada tiga waktu berbeda. Jadi kita harus maintenance kinerja dan kekuatan," imbuhnya.

Dari ketiga event Trilogi Jatim yang diikuti, Guntur menilai bahwa Bromo KOM tetap yang paling berat. Lebih berat dari Kediri Dholo KOM yang baru saja ia tuntaskan. Guntur menjelaskan, tanjakan di Kediri Dholo KOM lebih pendek daripada Bromo KOM.

"Memang adan tanjakan Kelok 9 dan Gigi 1 itu agak lumayan. Namun setelah melewati Gigi 1, tanjakannya sudah enak. Sedangkan tanjakan di Bromo itu lebih panjang. Butuh tubuh yang benar-benar fit dan siap kompetisi jika ingin menang di Bromo KOM," urainya.

Guntur siap mengikuti Trilogi Jatim tahun depan. Sekaligus mempertahankan singgasana yang diraihnya tahun ini. Selain itu, Guntur ingin mewujudkan sesuatu yang selama ini diidamkan. Yakni menjuarai Bromo KOM.

"Saya belum pernah juara di Bromo KOM. Beberapa kali cuma nomor tiga atau masuk lima besar. Jadi target besar saya tahun depan harus juara di Bromo. Saya akan mulai persiapan pada Januari. Untuk saat ini saya masih off season dulu. Saya menikmati hidup dulu," terangnya.

Kediri Dholo KOM Challenge 2022 dipersembahkan oleh Mainsepeda.com. Didukung penuh Counterpain, Kojima, Azawear.com, MPM Honda Jatim, dan Strive sebagai official partners. Serta AA SoS, Wdnsdy Bike, Semen Indonesia Group (SIG), Avelio Cycling Shoes, SUB Jersey, Johnny Ray Cycling, Disway.id National Network, Polda Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Kediri, Pemerintah Kota Kediri, dan Pemerintah Kota Surabaya sebagai supporting partners. (mainsepeda)

Kediri Dholo KOM 2022: Cepat atau "Sopan" di Teater Cycling Kelok 9 dan Gigi 1

Highlight Day 1 Kediri Dholo KOM Challenge 2022

Highlight Day 2 Kediri Dholo KOM Challenge 2022


COMMENTS