Peter Sagan belum memberikan sesuatu yang signifikan untuk tim barunya TotalEnergies. Padahal Sagan menerima bayaran tinggi dari ProTeam asal Prancis itu. Sayangnya, sosok superstar asal Slovakian ini justru kian tenggelam seiring dengan penurunan prestasinya. 

Ini adalah musim perdana Sagan bersama TotalEnergies. Pembalap 32 tahun itu dikontrak hingga 2023. Semula, kedatangan Sagan diharapkan bisa mengatrol prestasi sekaligus mendongkrak pamor TotalEnergies. Sayangnya semuanya masih jauh dari hadapan.

Sagan baru mengantongi dua kemenangan sepanjang musim 2022. Pertama, ia finis ketiga di Tour de Suisse 2022. Kemudian ia menjadi merebut peringkat pertama di nomor road dalam Kejuaraan Nasional Slovakia. Sagan juga berlaga di Tour de France 2022. Namun ia meninggalkan Prancis tanpa satu kemenangan pun.

Covid-19 ditengarai menjadi faktor merosotnya performa Sagan. Bagaimana tidak, eks pembalap Bora-Hansgrohe itu tiga kali terjangkit virus ini. Sekarang, ia tengah bersiap untuk berpartisipasi di UCI Road World Championships 2022 di Wollongong, Australia. Sagan akan tampil di nomor road race pada Minggu, 25 September nanti.

Sagan datang dengan mengusung bendera Slovakia. Negara ini mengirimkan dua wakil untuk nomor Men Elite road race. Selain Sagan, dua nama lainnya adalah Juraj Sagan dan Matus Stocek. Meski kondisinya sedang terpuruk, ia cukup percaya diri untuk mengincar gelar juara dunia.

"Jika saya sudah balapan, saya ingin melakukan yang terbaik. Jadi, mengapa saya tidak mengincar kemenangan tahun ini. Saya sudah tiga kali menjadi juara dunia. Semoga saya bisa meraih gelar keempat," tegas Sagan dilansir Cyclingnews.

Sagan pernah menjadi juara dunia pada musim 2015, 2016, dan 2017. Ia begitu menyesal karena gagal juara pada musim 2018 silam. Berselang empat tahun, Sagan berniat membayar 'hutangnya' itu. Pemilik tujuh green jersey di Tour de France ini begitu semangat menatap persaingan di Wollongong.

"Covid-19 membuat saya harus melakukan latihan pramusim sebanyak tiga kali. Saya sakit, bugar, lalu sakit lagi dan bugar lagi. Ini jelas bukan musim terbaik saya, tapi ini bukan musim terburuk. Saya pikir bisa kembali untuk memenangkan sesuatu," tegasnya.

Tentu saja ini bukan sesuatu yang mudah. Sagan harus bersaing dengan para pembalap yang usianya lebih muda. Sebut saja Wout van Aert (Belgia), Tadej Pogacar (Slovenia), serta pemenang La Vuelta a Espana 2022, Remco Evenepoel (Belgia).

"Olahraga ini telah berubah, itu pasti. Cara kami balapan telah berubah, pembalap telah berubah, dan cara kami berlatih juga telah berkembang. Jika tidak dalam kondisi terbaik, Anda tidak bisa menang. Orang-orang menilai tim Belgia sebagai yang terkuat. Tapi kita lihat saja nanti," tegas Sagan. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 108

Foto: Getty Images

Populer

Malang Century Journey 2025: Bocoran Rute dan Rekomendasi Ban
UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
Ini Dia Hasil Resmi Bentang Jawa 2025
Tour of Guangxi 2025, Etape 3: Magnier Menggila, Hattrick Tercipta
Bentang Jawa Lunas
Bentang Jawa 2025: 181 Peserta, 47 DNF, Rekor 119 Finisher!
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Abdul Soleh Kejar Sapu Bersih Trilogy
Bentang Jawa 2025: Stephen Lane Juara! Pecah Rekor Finish Under 78 Jam
Pulang dari Jerman, Ethan Batara Jatuh Cinta Event Sepeda Indonesia
Bentang Jawa 2025: 175 Cyclist Bertolak dari Carita, 6 Peserta DNS