Andhina, Helen & Mitya Tuntaskan Tanjakan Setinggi 3,275 Meter di Taiwan

“Bahagia, senang, bangga, semuanya jadi satu! Saya bisa menyelesaikan even cycling Maxxis Taroko International Hill Climb di Taiwan. Menambah koleksi medali saya. Sebelum ke Taiwan, saya menaklukkan even Doi Inthanon di Thailand awal tahun ini yang juga menanjak setinggi 2,300 meter,” buka Helen Tan Susanto, salah satu peserta Maxxis Taroko International Hill Climb 2018.

Minggu, 24 Juni, Helen bersama Andhina Ayuningtyas dan Mitya Fitrina Tya berhasil menaklukkan even bersepeda menanjak setinggi 3,275 meter dengan jarak 90 km. “Buat saya, tanjakan ini tidak hanya berat. Tapi berat bangeeeeetttt,” seru Helen yang sanggup menyelesaikan dalam waktu 6 jam 42 menit.

 

Helen Tan (kiri) dan Mitya (kanan) bangga dengan medali tanda finisher di even Maxxis Taroko International Hill Climb Challenge 2018.

Andhina merasakan hal yang sama. Meskipun sudah melakukan persiapan matang dengan berbagai latihan di Bogor, tetap saja cyclist yang berprofesi sebagai pilot ini harus “menderita”.

“Rantai sepeda saya sempat problem di awal-awal. Lalu paha saya kram berulang kali kiri dan kanan bergantian. Sampai telapak kaki kiri juga kram,” ceritanya.

Andhina mengaku ingin menangis apalagi di 10 kilometer terakhir yang benar-benar menyiksanya. “Tapi saya sudah niat harus tuntas sampai finish. Jadi sabar dan telaten akhirnya bisa diselesaikan. Apalagi pemandangan indahnya doping banget buat saya,” bilang cewek 30 tahun ini.

Andhina bahagia bisa menyelesaikan even bergengsi ini meskipun ada kendala sepeda di awal dan beberapa kali mengalami kram kaki.

Perlu waktu 8 jam 11 menit untuk pengguna Trek Emonda SLR untuk menyelesaikan even menanjak di sebelah taman nasional Taroko yang terletak timur kota Hualien, Taiwan.

Tahun ketujuh ini, Maxxis Taroko Climb Challenge diikuti oleh 380 cyclist. Sekitar 35 cyclist dari luar Taiwan dan mayoritas sekitar 20 cyclist dari Jepang. Even yang mengambil start di pantai Qixingtan, Hualien, Taiwan dan finis di gunung Hehuan, Wuling ini dimenangkan oleh pembalap amatir asal Afrika Selatan, Christian Oz Louw. Penghobi dari klub International Cyclist United Taiwan ini berhasil mengukir waktu 4 jam 22 menit. 

Even yang digelar tahun ketujuh ini diikuti oleh 380 cyclist dari lokal Taiwan maupun luar Taiwan.

Persaingan ketat terjadi di kelas wanita antara cyclist tuan rumah, Chen Zi Yin dan Mitya. Cyclist asal Bandung ini berhasil finis di posisi ke-enam dengan waktu 6 jam 3 menit. "Saya di grup depan bersama sekitar 20 cyclist pria dan wanita. Di kilometer 70, saya sudah capek banget tapi saya tahan karena kurang 20 kilometer lagi. Sayang kalo harus menyerah," tutur Mitya.

Rudy Poa (kiri) bangga Mitya bisa menyelesaikan even menanjak di Taman Nasional Taroko ini dalam waktu 6 jam 3 menit dan menempati posisi ke-enam finisher perempuan.

“Pencapaian bagus, cyclist wanita Indonesia bisa finis menaklukkan Maxxis Taroko International Hill Climb ini. Mengingat medan yang begitu berat dan panjang. Di Indonesia memang banyak gunung yang mempunyai ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut, tetapi infrastrukturnya belum maksimal untuk cyclist. Itu membuat pebalap Indonesia kesulitan mencari tempat latihan yang tepat untuk menghadapi tanjakan di Taroko ini. Tipisnya kadar oksigen di ketinggian lebih dari 2.000 meter membuat kesulitan bernafas berpengaruh pada kemampuan fisik. Hal ini yang membuat pebalap kita merasa kelelahan saat harus menghadapi tanjakan tinggi dan panjang,” analisa Rudy Poa, Manajer Tim Maxxis Indonesia. 

Rudy berharap, tiga cyclist wanita ini dapat menjadi inspirasi cyclist lain untuk terus meningkatkan kemampuan dan berani menerima tantangan mengikuti balapan di tingkat internasional mengharumkan nama bangsa Indonesia. Keberangkatan tiga cyclist Tim Maxxis Indonesia ke Taiwan ini didukung oleh Maxxis Indonesia, Rudy Project, NS Battery, Rimba by Ayana, Masafi Aqua Beverage, dan Soulbox. (mainsepeda)

Foto : Instagram Helen Tan, Maxxis Indonesia, Robert Pudjianto 

 

 

 


COMMENTS