Bukan Komunitas, Cuma Kembaran Jersey Colorful

| Penulis : 

Mereka salah satu kelompok gowes yang sedang naik daun. Khususnya di Surabaya dan sekitarnya. Namanya Coffee Ride Society (CRS). Diinisiasi oleh Adi Nugroho, kelompok ini acap kali gowes dengan jersey warna-warni. Namun dengan desain yang sama.

Ide tersebut dimulai pada Maret 2020 lalu, saat awal pandemi. Awalnya Adi hanya iseng. Ia dan istrinya, Septi Yulianti, membuat tulisan di jaket. Lalu disalurkan ke jersey. Konsepnya sederhana. Jersey polos dan logo. Simpel.

Ternyata banyak yang suka dengan karya Adi. Bermula dari jersey kembar dengan istri, foto bareng, lalu diunggah di media sosial, Adi berhasil menginspirasi cyclist lain untuk mengikuti jejaknya. Lambat laun, pemakai jersey desainnya tersebar hingga luar Jawa.

"Sekarang CRS seperti komunitas. Padahal ini bukan komunitas. Hanya kembaran jersey. Dari awal saya tidak berniat bikin komunitas," cerita Adi.

Sekarang CRS sudah merilis lima desain. Yang paling laris adalah warna hitam. Jersey-jersey ini diproduksi di SUB Jersey. Jadi, selain desain yang keren, jersey milik CRS dipastikan menggunakan materi terbaik.

Adi mengaku, ada cyclist yang sudah melengkapi seluruh jersey. Rencananya, ia akan membikin jersey edisi spesial dengan desain tertentu. "Selama ini cuma polos. Tapi sebenarnya justru itu yang lebih disukai karena minimalis," ungkapnya.

Dengan semakin banyak cyclist yang terkoneksi dengan CSR, maka tercetuslah CSR Coffee Day. Agenda ini dilangsungkan setiap Rabu dan Sabtu. Selayaknya sebuah komunitas, mereka kompak mengenakan jersey dengan desain seragam tapi dengan warna yang berbeda-beda.

"Kini banyak yang pakai jersey yang sama. Padahal tidak saling kenal awalnya. Kemudian bertemu dan foto bareng. Jadi terlihat seperti komunitas, padahal bukan. Kami terkoneksi lewat Instagram, nggak harus bikin grup besar," katanya bangga.

Adi sendiri bukan cyclist kemarin sore. Ia mengaku mulai aktif gowes 2014 lalu. Saat itu Adi memang terobsesi dengan personal record. Ia gowes sejauh mungkin untuk mengejar capaian tertentu. Pandemi Covid-19 bikin tujuannya berubah.

Ia lebih santai. Adi tetap gowes setiap hari. Tapi jaraknya tidak lebih dari 50 kilometer. Ia hanya ingin menjaga imun dengan tidak berlebihan dalam olahraga.

"Kalau gowes jarak jauh pasti capek. Badan malah drop. Sekarang tetap gowes tapi dengan kilometer rendah. Pagi-pagi, kena sinar matahari, ngopi, pulang. Makanya punya slogan Ride, Coffee, Repeat," kata pengusaha asal Kota Pahlawan itu. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 52

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Instagram @moto.everywhere, @adixpoint

Populer

Tour Basque Country 2024 Etape 4: Louis Meintjes Raih Kemenangan Tanpa Tepuk Tangan
Carlos Rodriguez Bungkus Gelar Juara Umum Tour de Romandie
Kolom Sehat: Paylater
Invasi Disc Brake dan Integrasi Kotak Makan
Melawan Panas Tour de France dengan Seragam Putih
Tampilan Baru Strava: Lebih Sempurna dan Akurat
Inilah Rute East Java Journey 1.200 Km, Lewati 25 Kota di Jatim
Selamat Datang Grupset Termewah: Campagnolo Super Record Wireless
Tirreno-Adriatico 2024 Etape 6: Gelar Juara di Depan Mata Jonas Vingegaard
Detak Jantung Tak Normal Lagi, Peter Sagan Kembali ke Meja Operasi