Gowes Bermisi Sosial dengan Rute Eksotis

Even bersepeda akbar digelar di Jawa Tengah. Dua titik utama Jawa Tengah yakni Semarang dan Borobudur di kabupaten Magelang jadi tempat start dan finis. Tak tanggung-tanggung, dua hari even, 3-4 November, sekitar 2.000an cyclist menyesaki kota atlas dan Magelang ini.

Hari pertama, 3 November, start dari Balai Kota Semarang, diikuti sekitar 900an cyclist dilepas oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Tak hanya melepas, beliau juga ikut gowes bersama peserta.

Ganjar Pranowo (bersepeda paling kiri) dan Maryono (helm biru paling kanan) saat berangkat dari Balai Kota Semarang. 

“Kali ini kita ingin pamer infrastruktur Jawa Tengah jadi kita akan melewati banyak tempat wisata dan yang utama adalah pamer jalan tol Batang - Semarang,” tukas Ganjar.

Hendra Dharmanto, kordinator even mengatakan bahwa BTN Tour de Borobudur ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Jalur yang kita pilih banyak melalui tempat wisata sesuai dengan tema yakni ‘Banyak Jalan Menuju Borobudur’. Juga kita ingin pamer rute jalur tol kebanggan Jawa Tengah,” tuturnya.

Peserta BTN Tour de Borobudur melewati jalan tol Batang-Semarang.

“Hari Sabtu gowes sejauh 133 km. Dan hari Minggu gowes menuju Borobudur diikuti 2.200 cyclist. Even ini diikuti oleh cyclist dari Indonesia, Jerman, Prancis, Jepang, Australia, dan Belanda,"  tutur Maryono, Direktur Utama PT. Bank Tabungan Negara saat ditemui di jembatan Kalikuto di jalan tol Batang-Semarang, Sabtu siang.

Ganjar Pranowo (kiri) dan Maryono (kanan).

Susanto, ketua panitia BTN Tour de Borobudur menambahkan bahwa even yang digagas oleh komunitas Samba dari Semarang ini juga bermisi sosial. “Bekerjasama dengan Djarum Foundation, peserta diajak menanam 10 ribu pohon trembesi di sepanjang 35 kilometer Tol Batang-Semarang ,” tukas Susanto.

Agar makin meriah dan bernuansa kompetisi, di hari pertama Tour de Borobudur ke-18 tahun ini juga digelar KOM Challenge. “Dari sini kita menentukan lima peserta untuk masing-masing kategori untuk mengikuti lomba KOM di hari kedua,” tutur Hendra.

Tercatat ada empat kategori KOM yang dilombakan di BTN Tour de Borobudur. Yakni kategori 40 tahun ke bawah, 50 tahun ke bawah, 60 tahun ke bawah, 60 tahun ke atas, dan women.

Rute KOM hari pertama di daerah Ngelimut air terjun Gonoharjo lumayan berat. Tanjakan sepanjang 8,5 km dengan gradien rata-rata 14 persen harus dilalui oleh cyclist.

“Ampun berat banget, banyak cyclist yang menuntun sepedanya. Apalagi cuaca juga panas,” tukas Bagus Ramadhani, peserta di Surabaya. Nah, lima peserta tercepat di kategorinya berhak mengikuti lomba KOM hari kedua.

Di hari kedua ini, terdapat dua grup dengan titik start yang berbeda. “Grup pertama adalah start dari Balai Kota Semarang sebanyak 1.200 cyclist menempuh jarak 105 km. Sedangkan grup kedua adalah grup yang start dari hotel Sahid Rich Jogjakarta juga sebanyak 1.200 cyclist. Mereka semua finis bersamaan di candi Borobudur sebagai puncak acara,” tutur Hendra.

Tak kalah menyeramkannya, KOM hari kedua jauh lebih berat. Berada di desa Selomirah, banyak tanjakan 18 persen bahkan di beberapa titik ada yang 26 persen. “Kalo dihitung, ada lima tanjakan yang tanpa istirahat sama sekali. Jadi menuntut climbing endurance peserta,” tukas Hendra yang berterima kasih pada sponsor Yamaha Mataram Sakti, Djarum Foundation, Ziplong, Sinarmas, Parasol, dan Nasmoco.

Di luar kompetisi KOM, rute hari kedua sangat indah. Kawasan wisata yang dilewati peserta adalah Klenteng Sam Poo Kong, Goa Kreo, Plantera Kendal, Perkebunan Ngobo, Rawa Pening, Kawasan Kopeng, dan melewati banyak pedesaan yang masih asri. Peserta juga melewati Kopeng serta lereng Gunung Merapi.

Hendra juga menambahkan, peserta BTN Tour de Borobudur yang membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 400 ribu ini berarti telah ikut menyumbang untuk perbaikan jalan dan jembatan di dusun Blaburan.

Tak kalah dengan penyelenggara, Bank BTN juga mempunyai program CSR membantu korban bencana Palu beberapa waktu lalu itu. “Panitia dari BTN menghitung berapa peserta di titik start dan berapa peserta yang finis di Borobudur lalu dikalikan dengan jarak tempuh kilometer. Sehingga terkumpul dana sebesar 229.370.500 rupiah,” bilang Maryono.

Yang menarik, even yang disponsori oleh Specialized, Garmin, Sunpride, Pocari Sweat ini juga merilis aplikasi. “Cukup diunduh dari playstore Android, peserta bisa mendapatkan detail rute, emergency call, dan info lainnya,” tutur Hendra yang juga berterima kasih kepada sponsor Antangin, FWD, Zurich, dan Generali.

Sungguh komplet, even rutin tahunan yang digelar oleh komunitas Samba Semarang bekerjasama dengan Pemprov Jateng dan Polda Jateng ini. Menyuguhkan rute keren dan eksotis, baksos untuk korban bencana alam Palu, CSR penanaman pohon di tol Batang-Semarang, dan memperkenalkan keindahan Jawa Tengah secara keseluruhan. (mainsepeda)

Juara KOM Kategori 40 tahun ke bawah. Dari kiri : Arif, Victor, Chandra, Subhan, Edi bersama Hendra.

Juara Kategori Women Open : (dari kiri) Maria Dea W, Melia Suteja, dan Siti Mahmudah.

Hasil lomba BTN Tour de Borobudur

kategori 40 tahun ke bawah

1. Edy Susanto (MCC Kudus)

2. Candra Dauna Utama (Happy Monday)

3. Subhan (BBC)

4. Albert Cahyadi (KGB)

5. Viktor Hadi (BRBC)

Kategori 50 tahun ke bawah

1. Juwanto (Bike Gallery Semarang)

2. Gunawan Indra Prasetyo (SCC)

3. Dwi Ratsongko

4. Rudy Soegiarto Rustanto (Ratjoen)

5. Eka M Hadi

Kategori 60 tahun ke bawah

1. Nasrudin (Meong Tasmania)

2. Guntur Priambodo (BRCC)

3. Suyatno (LACC Klaten)

4. Mochmamad Firdaus (MCC Kudus)

5. Jarnel (Bank BTN)

Kategori 60 tahun ke atas

1. Hendro Pranoto

2. Beben Benyamin Chandra (Meong Tasmania)

3. Parmanto (Bintaro Loop)

4. Hadi Guntoro (Meong Tasmania)

5. Djamili (KGB)

Kategori Wanita

1. Maria Dea W

2. Melia Suteja

3. Siti Mahmudah

4. Novita Lestari Tjandra

5. Savitri Lubis

Foto : Dewo Pratomo dan Tim Mainsepeda.com 

 

 


COMMENTS