Jangan Pinjam Sadel Punya Istri

Bike packing atau unsupported touring jarak jauh tidak seperti acara sepedaan biasa. Niat harus kuat, planning harus kuat, eksekusi harus pas atau sedekat mungkin dengan pas. Karena selama berhari-hari menghabiskan waktu berjam-jam di atas sepeda, dan menempuh jarak 150-200 km per harinya.

Teman-teman yang baru saja menyelesaikan gowes 1.000 km Surabaya-Labuan Bajo berbagi pengalaman, supaya bisa bermanfaat bagi yang berminat.

 

 

Francesco Bruno (Cecco)

Seperti Masuk Mesin Waktu

Kita harus benar-benar punya rencana dan jadwal yang baik, tapi juga harus selalu punya Plan B apabila ada masalah di perjalanan. Usahakan juga untuk packing super light, pada dasarnya kita hanya butuh beberapa set cycling kits (pakaian sepeda). 

 

 

Oh ya, Anda akan butuh banyak chamois cream (baca: shammi krim) untuk melindungi bagian sensitif. Anda akan menghabiskan begitu banyak waktu di atas sadel dengan kaki yang terus berputar berjam-jam sehari.

Karena itu pula, belajarlah dari saya: Jangan pinjam sadel punya istri! Kalau tidak cocok, sadel itu akan sangat menyakiti bagian belakang Anda! Sadel itu sebenarnya sudah saya coba untuk 50 km dan terasa baik-baik saja. Tapi rasanya beda setelah berhari-hari dipakai ratusan kilometer!

Yang penting lain: Pilih teman touring secara bijak. Anda akan menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Usahakan skill dan kekuatan mereka tidak berbeda terlalu jauh dengan Anda.

Kita juga harus bisa fleksibel bersama mereka, karena mereka akan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda dengan Anda.

Tidak semua tempat yang kita lewati akan membuat kita takjub. Tapi itu tidak penting. Yang terpenting adalah pengalaman secara keseluruhan.

Anda akan seperti memasuki “mesin waktu”. Anda akan takjub dengan diri Anda sendiri, bagaimana Anda bisa menempuh perjalanan begitu jauh dengan sebuah sepeda. Dan Anda akan merasakan betapa hebatnya kemerdekaan yang bisa didapatkan dari sebuah sepeda yang begitu sederhana!

Terakhir, makanlah banyak makanan enak. Karena itu akan terus menjaga motivasi selama perjalanan. Selamat menikmati! (*)

  

John Boemihardjo

Makan Sedikit-Sedikit Setiap Jam

Makan merupakan kunci penting touring jarak jauh seperti Surabaya-Labuan Bajo. Makan apa, makan di mana, makan kapan, harus benar-benar menjadi perhatian.

Kalau memang bawa energy bar, pastikan bawa macam-macam rasa supaya tidak bosan. Cari yang slow release energy untuk endurance. Setiap hari siapkan 3-4 bar sesuai kebutuhan masing-masing. Usahakan makan sedikit-sedikit setiap jam saat di atas sepeda.

Pakai gel juga bisa, tapi makanan solid jauh lebih baik.

 

 

Bersama teman-teman bikin rencana stop setiap berapa km, makan siang jam berapa, dan ketika finish cari tempat makan malam yang enak. Dan pastikan waktu berhentinya tidak terlalu lama.

Selain makan, recovery juga penting. Karena itu, planning harus pas. Jam berapa berangkat, jam berapa sampai. Kalau bisa berangkat sepagi mungkin dan sampai tujuan pas sebelum matahari terbenam. Kalau ada jadwal naik kapal/feri pas penyeberangan, pastikan tiba di pelabuhan dalam waktu seakurat mungkin supaya tidak hilang waktu menunggu. Dan hitung baik-baik masa perjalanan di laut, supaya tidak kesorean/kemalaman saat tiba di pulau selanjutnya.

Kalau menghitung waktunya pas, maka masa istirahat pun bisa maksimal/optimal. Bayangkan betapa menyebalkannya waktu hilang karena menunggu feri, gara-gara salah hitung masa perjalanan!

Untuk jaga-jaga bawalah emergency kit dan uang secukupnya, karena di perjalanan bisa-bisa tidak melihat ATM selama ratusan kilometer.

Satu pelajaran lagi: Jangan pakai sepatu yang masih baru! Supaya kaki tidak lecet! (*)

 

Azrul Ananda

Tentukan Tujuan untuk Apa

 

 

Banyak orang bertanya-tanya, apa tujuan gila-gilaan sepedaan enam hari dari Surabaya ke Labuan Bajo? Karena itu, sebelum berangkat, tentukan target dan tujuan yang jelas.

Menyatakan tujuan untuk sekadar having fun bukanlah alasan yang jelas!

Bagi kelompok kami: Tujuannya termasuk jelas, untuk membangun fondasi performance untuk 2018.

Ini awal tahun, kami baru saja melewati masa liburan. Itu masa-masa yang menggemukkan sekaligus mengurangi kekuatan.

Salah satu cara untuk mengembalikan endurance dan power adalah dengan membangun base/fondasi yang kuat. Dan itu bisa diraih dengan program jarak jauh. Tentu saja tetap tinggal di rumah bisa, setiap hari gowes lebih panjang dari biasanya. Tapi dengan touring, kita bisa latihan sambil mendapatkan variasi yang berbeda.

Kapan lagi bisa melahap 1.000 km dalam satu minggu? Apalagi menggunakan sepeda yang berat, membawa beban yang berat. Ketika kembali naik road bike normal akan terasa ringannya.

Setelah pulang, tinggal mengubah pola latihan ke arah performance. Berarti pendek-pendek dengan intensitas lebih tinggi.

Kebetulan, tujuan kami ini juga memberi efek samping baik. Misalnya mengunjungi tempat-tempat baru, merasakan rute-rute menantang baru.

Plus, kami bisa mengingatkan lagi pelajaran disiplin diri. Menentukan target, lalu berjuang keras menghadapi tantangan target tersebut. Misalnya hari ini harus 190 km, ya kami harus menata bagaimana caranya kami bisa menyelesaikan 190 km itu dengan baik. Berangkat on time dan sampai tujuan sesuai jam yang ditentukan.

Bukankah hidup ini selalu penuh dengan target? Kalau luntang-lantung tanpa target buat apa? Dan ternyata, dengan bersepeda kita bisa mengingatkan diri kita sendiri dengan kenyataan tersebut! (*)


COMMENTS