Covid-19 Merenggut Kehebatan Sagan

| Penulis : 

Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak ke pembatalan sejumlah acara balap sepeda. Dari perspektif pembalap, terutama yang pernah terjangkit Covid-19 , virus ini menguras tenaga dan kemampuan mereka. Latihan keras selama berbulan-bulan seketika hancur karena diwajibkan menjalani isolasi mandiri.

Superstar balap sepeda Peter Sagan adalah contoh konkretnya. Sagan beserta dua pembalap tim Bora-Hansgrohe terjangkit Covid-19 seusai menuntaskan program latihan di Gran Canaria, akhir Januari lalu. Mereka harus menjalani isolasi mandiri selama lebih dari enam minggu dan melewatkan sejumlah agenda balapan.

Pembalap 31 tahun tersebut terpaksa absen di Omloop Het Nieuwsblad Elite (27 Februari) dan Kuurne - Bruxelles - Kuurne (28 Februari). Ia juga tidak start di Strade Bianche (6 Maret). Sang juara dunia tiga kali tersebut baru memulai musim 2021 dengan balapan di Tirreno-Adriatico 2021. Namun performanya meredup di balapan tujuh etape yang berlangsung 10-16 Maret itu.

"Saya kehilangan hampir semua dasar dari pelatihan musim dingin yang telah saya lakukan. Saya harus membangun kembali kekuatan kaki saya dan menemukan ritme saya," ungkap pengoleksi tujuh jersey hijau Tour de France kepada La Gazzetta dello Sport beberapa waktu lalu.

Pamornya juga tenggelam oleh kecemerlangan Mathieu van der Poel (Alpecin-Fenix) dan Wout van Aert (Jumbo-Visma). Persaingan antara Van der Poel dengan Van Aert menjadi tajuk di berbagai media sejak Kejuaraan Dunia cyclocross 2021 pada awal tahun ini. Rivalitas itu berlanjut di Tirreno-Adriatico saat ini.

Van Aert memenangkan Etape 1. Kemudian Van der Poel mendominasi di Etape 3 dan Etape 5. Selain dua sosok ini, masih ada Julian Alaphilippe (Deceuninck-QuickStep) dan Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) yang juga mencatat kemenangan etape di Tirreno-Adriatico 2021. Sagan tahu dan sadar bahwa pamornya sedang turun.

"Yang terpenting saya saya sudah berada di sini. Saya tidak terkejut ketika orang-orang membicarakan tentang Van Aert dan Van der Poel. Mereka memang layak dibicarakan mengingat apa yang telah mereka lakukan. Saya harus fokus untuk meningkatkan kemampuan. Tahap demi tahap, tanpa terlalu memikirkan mereka," tegasnya.

Directeur sportif tim Bora-Hansgrohe Jan Valach menegaskan bahwa timnya tidak menuntut Sagan untuk kembali ke bentuk terbaiknya secepat mungkin. Mereka menyadari bahwa isolasi selama enam pekan membuat kondisi Sagan menurun drastis. Pemenang Paris-Roubaix 2018 ini butuh waktu untuk menjadi hebat lagi.

"Tirreno-Adriatico adalah balapan pertama Peter tahun ini setelah beberapa waktu. Jadi kami memutuskan untuk tidak mengambil risiko," ucap Valach dalam laman resmi tim. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 35

Foto: Bettini Photo

Populer

Malang Century Journey 2025: Bocoran Rute dan Rekomendasi Ban
UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Abdul Soleh Kejar Sapu Bersih Trilogy
Bentang Jawa 2025: Stephen Lane Juara! Pecah Rekor Finish Under 78 Jam
Ini Dia Hasil Resmi Bentang Jawa 2025
Tour of Guangxi 2025, Etape 3: Magnier Menggila, Hattrick Tercipta
Bluefire Ijen KOM 2025: Cyclist Asing Terpukau Erek-erek, Merindukan Dholo
Bentang Jawa Lunas
Bentang Jawa 2025: Pak Kepsek Finish Strong, Raih Pair Ketiga bersama Joko!
Bentang Jawa 2025: 175 Cyclist Bertolak dari Carita, 6 Peserta DNS