Balap Brompton, Inovasi BOGI di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 bukan menjadi alasan untuk tidak berkreasi dan berinovasi. Begitu kata Baron Martanegara, founder Brompton Owner Group Indonesia (BOGI). Untuk itu, mulai pertengahan Januari kemarin, BOGI menggelar event seru. Namanya Balap Brompton. Lokasinya di Sentul International Circuit.

Pandemi yang terjadi selama setahun terakhir ini memang mengacaukan jadwal berbagai event. BOGI juga harus menunda berbagai agenda yang telah mereka canangkan. Mulai dari Balap Brompton Day Out (BDO) hingga BOGI Xplore Banyuwangi. Acara lain dengan skala lebih kecil pun harus ditiadakan.

Bosan dengan Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, BOGI akhirnya mencetuskan Balap Brompton. Ajang seru-seruan ini kali pertama dilangsungkan pada pertengahan Januari lalu. Pesertanya sangat terbatas. Hanya 20an orang.

"Pandemi bukan menjadi alasan untuk tidak berkreasi. Harus tetap berinovasi, berkegiatan, dan berkolaborasi," kata Baron kepada Mainsepeda.com Kamis (4/3) siang.

Balapan Brompton bukan hal baru di dunia. Ajang serupa diadakan setiap tahun di rumahnya Brompton di London. Namanya Brompton World Championship. Bedanya, event ini dilaksanakan di jalan raya di ibu kota Inggris itu. Baron mengadopsi balapan Brompton di Tokyo dan Korea yang dilaksanakan di sirkuit balap.

Baron Martanegara

Bak gayung bersambut, ide Baron mendapatkan respon positif dari pengelola Sirkuit Sentul Tinton Suprapto dan Ananda Mikola. Mereka mempersilahkan para pengguna Brompton untuk balapan di sana. Jadilah Balap Brompton Volume 1 yang berlangsung pertengahan Januari lalu.

Kemasannya dibuat sederhana dan sesuai dengan protokol kesehatan. Selain peserta yang dibatasi hanya 20 orang, Balap Brompton juga tidak dibagi per kategori usia. Balapan dilangsungkan dalam tiga lap dengan total jarak 12 kilometer. Yang menarik, Balap Brompton digelar di hari kerja.

"Kenapa dilaksanakan pada weekday? Kalau digelar di weekend, kondisi sirkuit pasti lebih ramai. Apalagi ada race, pasti membuat orang ingin melihat. Oleh karena itu kami menyiarkannya secara live di Instagram. Sehingga orang tidak perlu datang ke sirkuit untuk melihat," jabar Baron.

Tak disangka Balap Brompton ini mendapatkan respon luar biasa. Pesertanya tak hanya datang dari Jakarta dan sekitarnya. Ada pula cyclist yang datang dari Bandung bahkan Makassar. Balap Brompton pun diadakan hingga volume keempat pada akhir Februari lalu.

Sponsor pun berdatangan. Mereka mendukung event ini dengan cara memberikan hadiah untuk para pemenang. Perlu diketahui, peserta Balap Brompton tidak dipungut biaya. Mereka hanya membayar biaya sewa sirkuit saja sebesar Rp100 ribu per sepeda.

Rencananya, lima cyclist tercepat di setiap volume akan diadu pada Grand Final Balap Brompton, Kamis (11/3) nanti. "Jangan hanya klaim paling cepat. Harus dibuktikan di race. Sebab belum tentu yang cepat di jalan bisa cepat di balapan. Sebab atmosfer dan mental pasti berbeda," bilang Baron. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 34

Foto: Rodion, Antonius Effendy, Dokumentasi BOGI


COMMENTS