Froome dan Thomas Legawa dengan Keputusan Ineos

| Penulis : 

Pupus sudah harapan Chris Froome untuk mendapatkan gelar kelimanya di Tour de France tahun ini. Ia dicoret dari skuad Team Ineos yang berlaga di event balap paling bergengsi di dunia itu. Froome tak sendirian. Sahabatnya, Geraint Thomas juga mendapatkan perlakuan serupa.

Froome, Thomas, dan Egan Bernal adalah pemimpin Ineos di Tour de France 2020. Begitu bunyi pernyataan resmi Ineos akhir 2019 lalu. Hingga minggu kemarin, di tengah balapan Critérium du Dauphiné 2020, nama mereka masih masuk dalam skuad untuk Tour de France.

Semuanya berubah total Rabu (19/8) sore. Dalam rilis terbarunya, tim asal Inggris tersebut memutuskan mencoret Froome dan Thomas. Sebagai gantinya, Froome ditunjuk sebagai leader di Vuelta a Espana. Sedangkan Thomas memimpin Ineos di Giro d'Italia nanti.

Froome, dalam sebuah pesan video yang dibagikan Ineos, mengaku harus menyesuaikan diri kembali terkait pemindahan target dari Tour de France ke Vuelta a Espana. Fokusnya saat ini adalah kembali ke performa terbaik setelah kecelakaan besar yang dialaminya setahun lalu.

"Saya tidak yakin bisa benar-benar tampil sesuai harapan di Tour de France tahun ini. Saya pikir akan jauh lebih realistis untuk menargetkan juara di Vuelta a Espana," aku Froome.

Tidak jelas apa program balapan Froome menjelang Vuelta. Vuelta a Espana 2020 akan dilangsungkan mulai 20 Oktober hingga 8 November 2020. Balapan akan berlangsung dalam 18 etape. Vuelta akan menjadi ajang WorldTour terakhir tahun ini.

"Sangat menyenangkan bagi saya setelah mendapatkan kejelasan terkait apa yang menjadi tujuan besar saya musim ini. Saya hanya berharap tim mendapatkan yang terbaik di Tour de France nanti," harap pembalap 35 tahun itu.

Sementara itu, pencoretan Thomas menjadi kabar yang sangat mengejutkan dari Ineos. Tempat Thomas diisi Richard Carapaz. Rider asal Ekuador tersebut sebenarnya diplot untuk juara Giro tahun ini. Mendadak Carapaz ditugaskan untuk membantu Bernal memenangkan Tour de France 2020.

"Sangat menyenangkan akhirnya memiliki rencana yang tegas dan mengetahui dengan tepat apa yang saya lakukan. Serta mencoba dan mendapatkan sesuatu yang positif dari tahun ini," kata Thomas dalam video yang dirilis Ineos.

Pembalap 34 tahun itu sudah tiga kali berlaga di Giro. Tak sekali pun ia menang di ajang. Bahkan Thomas gagal finis pada Giro 2017 setelah mengalami kecelakaan. Kecelakaan inilah yang membuatnya berambisi untuk kembali ke Italia dan memenangkan ajang ini.

"Saya menikmati balapan di sana. Saya suka balapan di Italia. Jalanan, suporter, dan makanannya. Ini hanya balapan yang selalu saya nikmati. Tentu berharap untuk kembali, dan itulah rencananya sekarang," ujar Thomas. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 10

Foto: DT Sport

Populer

Kolom Azrul Ananda: Misteri Tanjakan Bromo
Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender
Milan-San Remo 2024: Van der Poel Melawan Kutukan Jersey Pelangi Berusia Empat Dekade 
Volta a Catalunya 2024: Sapu Bersih Titel Juara, Tadej Pogacar Pecahkan Rekor 64 Tahun
Kolom Sehat: Tales of Unfortunate Events
Jelang Gent-Wevelgem 2024: Perang Saudara di Tim Alpecin-Deceuninck 
Tour Basque Country 2024 Etape 4: Louis Meintjes Raih Kemenangan Tanpa Tepuk Tangan
Ratusan Cyclist Ramaikan Gowes Rayakan HUT Kota Malang ke-110
Tampilan Baru Strava: Lebih Sempurna dan Akurat
Tersesat 35 Km, Nengah Pantang Menyerah Selesaikan EJJ 2024 600 Km