Surabaya Didorong Memperbanyak Jalur Sepeda

Pandemi coronavirus mulai mengubah persepsi dunia tentang moda transportasi. Sekarang banyak kota-kota di dunia yang mulai ramah dengan pesepeda. Jalur-jalur sepeda diperbanyak. Jumlah pesepeda pun meningkat tajam selama dan setelah pandemi ini. Dunia menyebutnya dengan 'bike boom'.

Di Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempersiapkan jalur sepeda seluas 546 kilometer. Sekitar 200 kilometer jalur sepeda ditarget selesai tahun ini. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mendorong warganya untuk bersepeda. Baik sebagai olahraga maupun kegiatan sehari-hari.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun mulai reaktivitas jalur sepeda dan berencana menambahnya. Pemkot Bandung juga menjaring suara dari masyarakat dan komunitas sepeda tentang wilayah mana saja yang seharusnya terdapat jalur sepeda.

Pergerakan kota-kota di dunia terhadap 'bike boom' membuat Forum Diskusi Transportasi Surabaya (FDTS) gemas dengan apa yang sedang terjadi di Surabaya. Surabaya memang punya jalur sepeda. Sejak lama. Namun jumlahnya minim. Tak jarang jalur sepeda yang tersedia justru digunakan oleh pengendara motor atau mobil.

Jalur sepeda di Surabaya, menurut FDTS, hanya terdapat di jalan utama dan pusat kota. Sedangkan syarat sebagai lajur sepeda yang ideal adalah harus menghubungkan pusat keramaian dengan daerah residen. Hal inilah yang tidak terhubung di Surabaya.

"Bahkan ada di Jalan Yos Sudarso yang sepanjang 627 meter. Dan itu diglarifikasi sebagai lajur sepeda baru. Orang mau ngapain cuma 627 meter dan itu jalannya searah," bilang Co-Founder FDTS Rafendra Aditya kepada Mainsepeda.com.

Selain itu, Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 tidak disertai dengan strategi penanggulangan atas dampak pembatasan transportasi umum.

"Ketika PSBB berakhir, tidak ada solusi bagaimana ketika transportasi umum dibatasi. Sebab cara otomatis orang akan menggunakan kendaraan pribadi. Otomatis akan menimbulkan kerumunan dan kemacetan," imbuhnya.

Oleh sebab itu mereka membuat surat terbuka kepada pemerintah daerah di Surabaya Raya, termasuk Gresik dan Sidoarjo. Salah satu poinnya adalah Surabaya dan kota di sekitarnya harus membuat pop up bike line. Jalur sepeda juga harus ditambah dan terproteksi dengan pemasangan cone.

"Pemerintah di Jakarta atau Bandung tidak bergerak sendiri. Mereka mendengar suara dari komunitas dan masyarakat. Sedangkan kami di Surabaya sudah memberikan aspirasi tanpa ditanya. Itu pun tidak ditanggapi. Apalagi sekarang sepeda sedang booming," tuturnya.(mainsepeda)

Foto: Bikeberry


COMMENTS