Chris Froome dan Ambisinya Menjadi yang Terbaik Dalam Sejarah Tour de France

Pensiun sebagai pembalap terbaik di dunia. Itulah target ujung tombak Team Ineos, Chris Froome. Rider asal Wales ini ingin mencetak sejarah sebagai pemegang titel terbanyak di Tour de France.

"Impian saya, ketika saya pensiun, adalah memenangkan lebih banyak Tours de France daripada siapa pun. Itu akan menjadi skenario yang sempurna. Tapi saya tahu masih ada banyak pekerjaan untuk mewujudkannya," kata Froome kepada surat kabar Perancis, L'Equipe.

Froome memang masuk dalam jajaran pembalap hebat dalam sejarah di Tour de France. Namun, ia belum menjadi yang terbaik. Froome baru mengoleksi empat gelar di ajang balap sepeda paling bergengsi di dunia itu. Ia mendapatkannya pada musim 2013, 2015, 2016, dan 2017.

Froome masih tertinggal satu digelar di belakang empat pembalap terbaik dalam sejarah Tour de France, yakni Jacques Anquetil (Perancis), Eddy Merckx (Belgia), Bernard Hinault (Perancis), dan Miguel Indurain (Spanyol). Keempatnya masing-masing mengoleksi lima gelar Tour de France.

Froome genap berusia 35 tahun pada 20 Mei nanti. Jika berhasil memenangkan gelar kelimanya di Tour de France 2020, ia akan menjadi pemenang tertua kedua dalam sejarah Tour de France. Selain itu, ia akan menjadi pembalap asal Inggris Raya pertama yang menembus lima gelar Tour de France.

"Saya tidak merasa akan pensiun dalam waktu dekat. Saya akan membalap setidaknya beberapa musim lagi," tegas pembalap kelahiran Nairobi, Kenya tersebut.

Sementara itu, mantan pembalap top dunia, Alberto Contador sangat yakin Froome bakal memenangkan gelar kelimanya di Tour de France tahun ini. Menurut pria asal Spanyol tersebut, penundaan jadwal Tour de France akan menguntungkan pembalap-pembalap dengan mental tangguh. Froome salah satunya.

Selain itu, lanjut Contador, penundaan Tour de France 2020 memberi Froome lebih banyak waktu untuk kembali 100 persen pasca kecelakaan hebat di medio 2019 lalu. Di sisi lain, para rival Froome juga harus kembali ke nol, dan berada di posisi yang sama dengan Froome.

"Ketika seorang Chris Froome mencapai garis start, ia menjadi pembalap yang sangat termotivasi untuk meraih gelar kelima. Pemnbalap yang begitu bersemangat untuk membuktikan bahwa ia masih figur yang sama seperti sebelum kecelakaan, ia masih pembalap yang lapar gelar. Itu semua merupakan nilai tambah yang besar bagi Froome," jelasnya.

"Itu sebabnya saya menganggap Froome akan menjadi salah satu pesaing utama di Tour de France tahun ini, dan mengapa ia sangat mampu memenangkan yang kelima," tutur eks pembalap Trek-Segafredo itu.(mainsepeda)

Foto: Getty Images, ASO, Ineos


COMMENTS