Libur Akhir Tahun, Dirt x Clouds Gowes Bandung - Jogja

Tiga sahabat dari komunitas Dirt x Clouds, yakni Yudi Andhika, Syahroni Arai, dan Asep Hadian, punya cara anti-mainstream untuk menikmati liburan akhir tahun kemarin. Mereka gowes 1.000 kilometer dari Bandung menuju Jogjakarta. Banyak cerita menarik yang mereka alami selama perjalanan.

Ide untuk gowes 1.000 kilometer muncul setelah melihat challenge yang dibikin oleh merek pakaian dan aksesoris sepeda asal Inggris, Rapha. Melalui program #Festive500, Rapha menantang cyclist di seluruh dunia untuk menyelesaikan gowes 500 kilometer dalam delapan hari.

“Sekalian kami bikin challenge sendiri dengan digenapkan menjadi 1.000 kilometer. Sekalian ini menjadi gowes tutup tahun untuk kami,” cerita Yudi Andhika kepada Mainsepeda.com.

Rencana ini disampaikan ke sejumlah teman. Pada awalnya banyak yang tertarik, dan ingin mengikuti tantangan ini. “Rencana awal sembilan orang. Tapi yang berangkat dan menyelesaikan perjalanan sampai finis hanya tiga orang. Sebab ada beberapa teman yang cedera sehingga tidak bisa ikut,” ungkap Yudi.

Perjalanan tiga sahabat ini dimulai 25 Desember 2019. Berangkat dari Bandung, mereka bergerak menuju Cianjur, Sukabumi, dan finis di Pelabuhan Ratu. Pada hari kedua, 26 Desember 2019, ketiganya gowes dari Pelabuhan Ratu menuju Cidaun. Namun, karena salah jalan, mereka kesasar dari Jampang Kulon hingga ke Sindangbarang.

Tak hanya tersesat, ketika melintasi sebuah hutan di Jampang Kulon, mereka dikuntit oleh orang yang tidak dikenal. “Sangat mencurigakan karena dia mengikuti kami dari belakang, dan lampu motornya dimatikan. Kami tidak tahu niatnya apa. Untungnya tidak terjadi apa-apa karena si pemotor ini langsung putar balik,” ungkap Yudi.

Pada hari ketiga, 27 Desember 2019, ketiganya memulai gowes dari Sindangbarang. Mereka membelah jalan menuju Cidaun, Rancabuaya, dan finis di Cikalong. Mereka finis malam hari. Di tengah hutan. Pada saat itu hujan deras, dan sepeda milik Asep Hadian mengalami trouble.

Kondisi tubuh mereka pun mulai menurun. Beruntung ada sebuah warung di tengah hutan. Di sana mereka berjumpa dengan seseorang pemilik mobil bak terbuka. Setelah negosiasi harga, si pemilik mobil sepakat untuk mengantar Yudi, Asep, dan Arai ke sebuah penginapan di Batu Karas.

Agar tidak jatuh sakit akibat kelelahan, mereka memutuskan untuk beristirahat di Batu Karas pada hari keempat, 28 Desember 2019. Selain melemaskan otot, mereka memanfaatkan rest day untuk mencuci pakaian, dan perlengkapan lainnya.

Perjalanan kembali dilanjut pada 29 Desember 2019. Pada hari kelima ini mereka menempuh rute dari Bbatu Karas menuju Pantai Ayah, Kebumen. Tidak ada hambatan selama perjalanan. Namun, mereka sempat mengalami kesulitan menemukan penginapan setibanya di Pantai Ayah.

“Cari di aplikasi tidak ada. Akhirnya, setelah tanya warga, kami temukan hotel di tengah kebun. Sempat parno juga karena hotelnya di tengah kebun. Apalagi kondisinya sedang hujan deras, dan pas senja. Tapi sekali lagi, semuanya aman,” bilang Asep Hadian.

Ketiga karib ini seharusnya gowes dari Pantai Ayah ke Pantai Klayar, Pacitan pada hari keenam, 30 Desember 2019. Namun rencana berubah. Ada seorang kawan yang menawarkan mereka singgah di Jogja. Tawaran pun disambut. Mereka finis di Jogja pada hari keempat.

Kemudian mereka melanjutkan gowes keliling Jogja pada hari ketujuh, 31 Desember 2019. “Kami keliling Jogja untuk menuntaskan 1.000 kilometer di sana. Kami dapat 220 kilometer di Jogja,” ujar Yudi. “Jadi totalnya enam hari gowes, dan sehari istirahat,” timpal Asep.

Melahap rute sejauh 1.000 kilometer selama enam hari memang bukan perkara mudah. Yudi mengaku tidak memiliki persiapan khusus. Kuncinya hanya latihan rutin setiap hari. “Jadi kami hampir setiap hari gowes di Bandung. Jadi kami hanya melakukan apa yang sudah biasa kami lakukan,” tutup Yudi.(mainsepeda)    


COMMENTS