Tips Agar Tetap Gowes Strong di Usia 60 Tahun Plus

Usianya genap 70 tahun pada 2020 nanti. Tapi, Go Suhartono masih sangat bugar. Masih kuat bersepeda dengan jarak tempuh hingga ratusan kilometer.

Tua-tua keladi. Peribahasa ini sangat pas untuk menggambarkan sosok Ko Hay, sapaan akrab Go Suhartono. Bagaimana tidak, pada usianya yang hampir menginjak 70 tahun, ia masih sangat aktif bersepeda. “Hampir setiap hari saya gowes,” ungkapnya.

Ko Hay memang maniak bersepeda. Dia menekuni olahraga ini sejak beberapa dekade lalu. Sebelum marak komunitas sepeda di Indonesia, Ko Hay sudah rajin mengikuti event fun bike saban Minggu.

Keikutsertaannya tak main-main. Misalnya ketika ikut event di luar Surabaya pada Minggu pagi. Nah, pada Sabtu pagi atau sore dia sudah harus melakukan ‘pemanasan’ dengan bersepeda ke kota tempat event itu berlangsung.

“Setelah event selesai, saya pulang ke Surabaya juga dengan bersepeda,” akunya. Kepada Mainsepeda.com, Ko Hay membagikan resep agar tetap gowes strong di usia 60+.

 

1. Rajin Berlatih

Meskipun berusia kepala enam, Ko Hay tetap rajin gowes. Bahkan, aktivitas gowesnya hampir dilakukan setiap hari. Ia sudah keluar rumah sejak pukul 05.00. Bisa lebih pagi lagi jika titik kumpulnya jauh dari rumahnya. 

Ko Hay selalu meladeni permintaan gowes bareng dari berbagai komunitas. Jika tak ada ajakan, ia tetap mengayuh pedalnya meski gowes sendirian. Jarak tempuhnya pun cukup panjang. “Sekali jalan bisa 100 kilometer. Bahkan lebih,” ungkapnya.

 

2. Menjaga Pola Makan

Ko Hay tak memiliki pantangan dalam makanan. Tapi, ia berusaha menjaga diri dengan menghindari konsumsi gorengan. Selain itu, Ko Hay juga tidak meminum air dingin, serta tidak mengonsumsi makanan manis. Ia juga tak merokok. Sebelum sarapan, ia akan meminum secangkir kopi tanpa gula.

Mungkin aturan ini seketika tak berlaku ketika sedang gowes dengan karibnya sesama cyclist. Sebab, ia tak kuasa untuk menolak ajak rekan-rekannya. “Tapi kalau sudah di rumah, saya jaga betul pola konsumsi makanan harian saya,” sebut penggemar nasi pecel ini

 

3. Olah Pernapasan, dan Pemanasan

Ko Hay rajin melakukan olah pernapasan saat bangun tidur. Polanya seperti meditasi. Bedanya, aktivitas ini dilakukan dengan rebahan, bukan duduk. Ia tidak mematok durasi untuk aktivitasnya ini. “Saya lakukan sesuai dengan kemampuan saya,” bilangnya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika bersepeda, seperti kram, Ko Hay harus melakukan senam pemanasan sebelum mengayuh pedalnya. Menurutnya, pemanasan juga menentukan hasil akhir dari gowesnya.

 

4. Tidak Memaksakan Diri

Ini adalah poin terpenting yang ditekankan oleh Ko Hay. Menurutnya, dengan usia yang hampir 70 tahun, tentu kondisi badannya tak seprima dulu. Oleh karena itu, ia harus pintar-pintar mengatur kecepatan dalam bersepeda. 

Ketika gowes sendirian, ia akan menggunakan kecepatan rendah. Saat gowes dengan komunitas, kecepatannya sedikit ditambah. Namun, tentu saja disesuaikan dengan kemampuannya. “Harus tahu batasan diri sendiri,” ujarnya. 

Hal ini juga berlaku ketika sedang mengikuti event bersepeda. Ko Hai tidak pernah ikut dalam perlombaan King of Mountain (KOM) atau sprint. Ia lebih memilih bersepeda di tengah rombongan besar.(mainsepeda)


COMMENTS