Mark Cavendish Berjuang Perpanjang Karir

 

Sprinter Inggris, Mark Cavendish, sedang berjuang mempertahankan karir di arena WorldTour. Setelah dua tahun berkutat dengan virus Epstein-Barr, dia berharap bisa kembali bersinar mulai 2020. Walau belum resmi diumumkan, dia kabarnya telah meneken kontrak setahun dengan Bahrain-Merida.

Kalau dia mampu bersinar, maka dia mungkin bisa memperpanjang karir beberapa tahun. Kalau tidak, maka bisa dibilang 2020 adalah musim terakhir pembalap yang kini berusia 34 tahun itu.

Secara karir, Cavendish sudah pasti akan tercatat sebagai salah satu spinter terdahsyat dalam sejarah. Dia telah memenangi total 30 etape di Tour de France, hanya empat lebih sedikit dari rekor yang dipegang Eddy Merckx. Dia juga telah memenangi banyak lomba bergengsi lain, baik di jalanan maupun velodrome.

Namun, empat tahun terakhir di Dimension Data memberikan sedikit hasil. Apalagi dua tahun terakhir dia sakit, buntutnya Juli lalu dia tidak dimasukkan roster yang berlaga di Tour de France.

Cavendish kembali balapan di Tour of Britain beberapa pekan lalu. Walau tidak meraih kemenangan, dia merasa kondisinya sudah membaik. Siap dibangun lagi untuk 2020 dan seterusnya.

Bahrain-Merida mau membuka jalan karena tim itu punya bos baru, Rod Ellingworth. Dia adalah pimpinan di Team Sky, saat Cavendish masih bersama tim itu pada 2012. Ellingworth juga punya peran besar di tim nasional Inggris, jadi dia dan Cavendish punya hubungan lebih dekat lagi.

Kabarnya, dengan kontrak setahun itu, Cavendish punya dua target khusus. Yaitu menambah koleksi kemenangan di Tour de France, plus meraih medali di Olimpiade Tokyo (di velodrome).

Cavendish sadar betul kalau 2020 adalah tahun “hidup-mati.”

“Saya sudah mendekati masa akhir, di mana kita kenal lebih banyak pimpinan dan staf tim daripada sesama pembalap,” ungkapnya, seperti dilansir Cyclingnews.

Soal performa, Cavendish masih sangat percaya diri. “Saya tahu kenapa saya tidak bisa perform. Dan saya tahu saya bisa perform. Kalau saya tidak tahu cara untuk menang, lebih baik saya berhenti sekarang. Saya tahu kenapa saya tidak bisa menang, dan saya tahu saya akan menang lagi. Karena itu saya masih ingin tampil,” tuturnya.

Tahun depan, sebagai tantangan baru, Cavendish harus berusaha menang dengan barisan rekan baru. Selama ini, hampir ke mana pun dia pergi, selalu ada dua “tukang tarik” menemani. Yaitu Mark Renshaw dan Bernhard Eisel. Pada akhir 2019 ini, keduanya telah menyatakan pensiun.

Tinggal Cavendish, apakah pensiun tahun depan atau masih bisa memperpanjang karir. Sejauh ini, sprinter generasinya sudah banyak yang pensiun. Terakhir adalah Andre Greipel, yang baru saja memutuskan kontraknya dengan Arkea-Samsic, dan kemungkinan besar juga akan gantung sepeda.(mainsepeda)

 

Foto-foto: cyclingnews.com

        


COMMENTS