Handika sudah dua tahun meninggalkan event-event balapan kompetitif karena ingin fokus pada balapan ultra cycling. Tapi kini ia memutuskan comeback. Gelaran siganture Mainsepeda Antangin Bromo KOM X 2024 pun dipilih cyclist 43 tahun ini untuk kembali menjajal balapan kompetitif. 

Antangin Bromo KOM X bakal dimulai lebih pagi dari normal. Untuk mengantisipasi cuaca panas ekstrem, panitia memutuskan untuk memajukan jadwal start dari Polda Jawa Timur menjadi pukul 05.30 WIB. Dengan demikian, peserta bisa lebih pagi sampai Pasuruan, lebih pagi pula dalam memulai KOM Start di kawasan Pasrepan.

Event signature Mainsepeda Bromo KOM X masih menjadi magnet yang kuat bagi pecinta olahraga sepeda baik dari dalam maupun luar negeri. Tentu pesertanya didominasi cyclist Indonesia. Namun,  terdapat cyclist dari 16 negara lain yang juga ikut berpatisipasi. 

Pengambilan racepack bisa dilakukan pada 16 dan 17 Mei 2024. Panitia menegaskan, tidak boleh diwakilkan.

Dua opsi transport service untuk pemulangan peserta Bromo KOM X setelah finis di Wonokitri.

Tidak sedikit yang datang tiap tahun ke Bromo KOM untuk mengejar prestasi. Meraih juara, minimal podium. Karena event ini mungkin memberi gelar KOM paling bergengsi di Indonesia. Apalagi, pengkategoriannya banyak.

Ribuan peserta Bromo KOM X akan mengenakan jersey ikonik yang menjadi penanda satu dekade penyelenggaraan event signature Mainsepeda tersebut. Pada event Bromo KOM X bakal ada 14 jersey dengan warna berbeda yang disesuaikan dengan kategori yang diikuti peserta.  

Persaingan Bromo KOM X di kategori Men Age 30-34 diprediksi akan berlangsung panas. Dua kandidat juara bakal kembali bersua dalam adu kecepatan menuju puncak Wonokitri Bromo pada Sabtu, 18 Mei 2024. Keduanya adalah Firman Hidayat dan Bagus Hefnar.

Kota Malang memperingati hari jadinya yang ke-110 pada Rabu, 1 Mei 2024. Salah satu puncak kegiatannya ialah penyelenggaraan event bersepeda bertema Rolling Into 110 years: Join Malang's Bike Festivity yang didukung juga oleh Mainsepeda. 

Gelar Bromo KOM dalam dua edisi terakhir sudah hilang dari genggaman cyclist asal Malang, Soetanto Tanojo. Dan tahun ini, ia ingin kembali mengambil singgasananya.