Fotografer Mengalahkan Panas 41 Derajat dan Tanjakan Curam

Jangan anggap remeh perempuan. Apalagi saat mereka on bike. Saat even turing Trek Century Ride Indonesia (TCRI) 4 tanggal 27 Januari yang mengeksplorasi pantai selatan Malang banyak cyclist perempuan yang berhasil menyelesaikannya. Mereka finis strong 165 km dengan elevation gain 1.600 mdpl! Siapa saja mereka dan apa cerita mereka?

Yuliana Tjokro (Altacom Cycling Club Jakarta)

Even gowes ini sangat berkesan buat saya. Meskipun rute tidak bisa dianggap enteng. Selalu ada tantangan dalam mendapatkan view yang bagus banget, ditambah rasa kekeluargaan yang kuat membuat semuanya jadi fun.

Satu-satunya kendala yang saya alami hanya masalah cuaca yang sangat panas. Mencapai 41 derajat celcius. Sangat menguras tenaga dan mental apalagi saat panas-panasnya itu pas etape yang menanjak.

Untung, panitia dari RatjoenCC dan Trek Indonesia menyediakan banyak water station. Jadi saya berhenti dan ambil air untuk mengguyur badan. Bukan untuk minum.

Bahkan saking panas dan tenaga terkuras jadi lapar. Saya sempat berhenti di warung dan makan dulu. Hehehe… buat saya, gowes itu enjoy the moment. Apalagi kalo ada fotografer pas di tanjakan curam, wah pasti saya kuat-kuatkan gowesnya biar dapat foto yang keren.

Fransisca Lindasari Wongso (RatjoenCC Malang)

Kalo ingat even TCRI Malang kemarin rasanya saya ingin nangis! Ini even long ride pertama saya dan saya merasa seperti orang yang dihukum. Hehehe… very challenging but it was so much fun tidak terasa 165 km saya selesaikan dengan baik. Senang banget pastinya saya bisa lulus TCRI dan even long ride pertama saya!

Apalagi satu minggu sebelum even, saya sempat sakit flu. Tapi karena sudah niat dan memang ingin merasakan even ini, jadi dipaksakan untuk ikut. Klop dah… badan kurang fit, dihajar cuaca panas dan hujan saat finis memasuki kota Malang.

Berulang kali tergoda untuk loading karena panas dan kurang fit. Tapi saya berusaha tidak tergoda. Dalam hati, meskipun pelan tapi saya harus menuntaskan ini. Modal saya cuman tekat, nekat, dan doa yang banyak. Hahaha…

Ketika sampai ke Hotel Harris Malang jam 4 sore itu, saya langsung berterima kasih pada Irawan Djakaria, penasihat RatjoenCC dan tim Trek Indonesia yang telah memberi saya pengalaman bersepeda yang tak terlupakan seumur hidup.

Andhina Ayuningtyas (Bogor)

 

Perempuan cantik yang juga brand ambassador Trek ini berhasil menyelesaikan TCRI 4 dengan mudah. Sejak dari pesawat saya bisa lihat Malang dari atas dan kagum karena banyak gunungnya.

Rute TCRI 4 ini sangat menantang. Terus menanjak dan terus rolling. Jadi pulang pergi harus “kerja” terus. Itu membuat putus asa.

Panitia dari RatjoenCC sangat ramah dan full support. Sepanjang jalan mereka terus menyemangati saya. Dan menawarkan untuk loading. Sebetulnya baik, tapi kan itu godaan terberat buat cyclist. Tapi untung mental saya kuat, jadi tidak perlu loading. Hehehe… selain itu banyak fotografer, ini juga penyemangat saya untuk gowes kece biar indah saat difoto. Hehehe….

Satu-satunya masalah untuk saya adalah panasnya itu. Tapi panitia tidak pernah kekurangan suplai minuman. Bahkan banyak air untuk mengguyur badan agar tidak overheat.

Yuvita Lianto (SRBC Surabaya)

Saya suka berpetualang. Setiap rute pasti punya karakternya sendiri dan itu yang membuat saya cinta bersepeda. Jadi ikut TCRI ini adalah keharusan buat saya. Apalagi belum pernah ke sana.

Karena TCRI 4 ini adalah long ride dan lumayan berat dengan elevasi mencapai 1.600 meter jadi satu minggu sebelumnya, saya sudah mempersiapkan diri.

Karbo loading sudah pasti untuk menimbun energi. Dan yang pasti saya harus sabar tidak boleh emosi mengikuti pace orang lain. Harus mengikuti pace diri sendiri.

Saya juga berdoa terus agar tidak hujan karena saya takut turunan apalagi jika hujan jadi licin. Eh, doa saya terkabul malah terlalu panas jadinya. Hehehe…

Menejemen minum juga saya jaga. Apalagi panasnya sampai 41 derajat. Saya sering minum seteguk sekedar membasahi tenggorokan saja. Panitia juga baik hati menyediakan banyak air untuk menyiram badan dan kaki agar dingin.

Nina Puspawardhani (Happy Monday Solo)

Menurut saya rute TCRI ini bikin “cekit-cekit” mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Tapi bikin ketagihan dan kangen! Menu komplit, nanjak biasa, nanjak ekstrem, rolling, turunan, flat semuanya jadi satu. Suhu dingin di pagi hari, panas banget di siang hari, dan hujan di sore hari. Itu juga masuk dalam paket komplitnya TCRI 4 ini.

Makan siangnya bikin saya kalap. Terlalu enak lobsternya apalagi dimakan di pinggir pantai yang indah. Duh, surga buat saya! Sampai saya lupa bahwa ini masih setengah perjalanan. Masih ada menu rolling lagi sekitar 80 km. Alamak lupa gara-gara lobster!

Buat saya, rute ini berat tapi tidak ada masalah karena menu latihan saya di Solo dan sekitarnya juga seperti ini.

Celine Cecylia (Kraft Kediri)

Buat saya, rute TCRI ini berat. Berbeda dengan rute TCRI tahun 2017 yang bersama Jens Voigt ke Jatijejer, Trawas itu. Apalagi sehari sebelumnya, saya bersama Azrul Ananda School of Suffering (AASoS) berangkat dari Surabaya ke Malang via Kandangan dan Pujon.

Meski begitu, saya tetap bersemangat mengikuti TCRI 4 ini. Panas yang sangat terik saya hadapi dengan sabar dan telaten. Apalagi pantai selatan memberikan pemandangan yang indah itu yang membuat saya terus bersemangat. Semua tanjakan saya taklukkan pelan-pelan. Akhirnya mencapai finis juga. (mainsepeda)

Foto : Darius RatjoenCC dan Nina Puspawardhani

Baca juga : Sepeda Wow di Trek Century Ride 4

Baca juga : Serunya Trek Century Ride Indonesia 4 Malang


COMMENTS