Upaya federasi tertinggi balap sepeda dunia (UCI) untuk mengetatkan persaingan antar tim di level WorldTour menemui jalan buntu. Presiden UCI, David Lappartient, mengungkapkan bahwa proposal budget cap yang dirancang untuk mempersempit kesenjangan antara tim super dan tim kecil mengalami penolakan. Yang paling membuatnya terkejut, penolakan itu justru banyak datang dari tim-tim kecil yang seharusnya paling diuntungkan oleh aturan tersebut.
Lappartient menyoroti krisis yang kini melanda tim-tim medioker. Contohnya Arkea-B&B Hotels yang terancam gulung tikar karena gagal mendapat sponsor untuk musim 2026. Nasib serupa dialami Lotto dan Intermarche-Wanty yang terpaksa merger agar tetap bisa bertahan di level tertinggi.Kondisi ini sangat kontras dengan tim-tim super yang makin dominan.
"Sangat jelas. Tim-tim besar punya anggaran raksasa. Dulu, dengan dana relatif kecil, tim masih bisa mendapat hasil bagus. Hari ini, mereka (tim kecil) cuma jadi penonton," keluh Lappartient
Baca Juga: Kenalkan Lampung, Trol CC Bikin Event Tutup Tahun.
Atas dasar itulah UCI mengusulkan penerapan budget cap. Rencana ini sejatinya sudah disetujui secara prinsip sejak Maret 2024 dan ditargetkan berlaku mulai musim 2026. Tujuan utamanya untuk menjaga keadilan olahraga dan menghindari kesenjangan anggaran yang berlebihan.
"Kami mempertimbangkan penerapan 'Budget Cap' untuk semua tim. Dan secara paradoks, tim-tim tidak menerimanya," ungkap Lappartient.
"Saya terkejut penolakan itu justru datang dari tim-tim kecil. Saya rasa mereka salah, karena ini (aturan) tampaknya penting untuk menyamakan kedudukan," tegasnya.
Lappartient makin bingung karena mekanisme yang diusulkan sebenarnya sangat membantu tim kecil. Jika ada tim yang anggarannya melebihi batas, mereka wajib membayar "pajak" yang hasilnya akan didistribusikan ke tim-tim lain. "Jadi mengapa mereka menolak ketika budget cap diusulkan?" tanyanya retoris.
Menurut laporan, tim-tim di WorldTour menilai perubahan model balapan seharusnya jadi prioritas utama. Mereka menilai model balapan saat ini sudah usang. Alih-alih menyebut modelnya kuno, Lappartient justru melihat balap sepeda makin mendunia dengan masuknya sponsor-sponsor global seperti Red Bull, Lidl, dan CMA-CGM.
Baca Juga: Jonas Vingegaard Targetkan Juarai Giro d'Italia 2026
"Mungkin ini adalah harga dari kesuksesan. Balap sepeda menikmati jumlah penonton yang sangat tinggi. Pemenang sesungguhnya adalah para pembalap, yang sekarang penghasilannya jauh lebih baik," katanya.
Meski kini proposal itu "diparkir", Lappartient memberi sinyal ini bukan kali terakhir UCI akan mengusulkannya.
Selain itu, UCI juga sedang dalam pembahasan untuk menarik tiket bagi penonton di beberapa titik krusial balapan. Namun, ide ini tampaknya juga sulit terwujud dalam waktu dekat, terutama jika diterapkan di Tour de France. (Mainsepeda)