Para cyclist dari berbagai kota di Tanah Air dan mancanegara berdatangan ke Gedung Bhagawanta Bhari, Kabupaten Kediri, Sabtu, 19 Juli 2025. Sejak pagi, dimulai tepat pukul 10.00 WIB. Secara bergantian mereka melakukan pengambilan race pack ajang Kediri Dholo KOM 2025, yang akan start pukul 05.45 WIB dari Simpang Lima Gumul, Minggu (20/7).
Riama Oktaviyani Samosir, cyclist asal Jakarta, termasuk salah satu diantara 400 cyclist peserta yang dibuat penasaran. Ini akan jadi debutnya, untuk menaklukkan pesona Kelok 9 dan tanjakan Gigi 1 yang tidak akan ditemukan di lokasi lain. Hanya ada di Kediri dan rute menuju puncak Air Terjun Dholo.
"Saya penasaran untuk menaklukkan pesona Kelok 9 dan Tanjakan Gigi 1, sekalian mau nuntasin (Mainsepeda) Trilogy. Semoga bisa ikut semua, diusahakan untuk ikut," kata Riama.
Rasa penasaran cyclist 32 tahun itu semakin menguat karena ia berhasil menjuarai Bromo KOM 2025 di kategori Women Age 30-34. Peluangnya jadi juara umum Mainsepeda Trilogy pun terbuka lebar. "Yang pasti all-out. Pokoknya di setiap event harus all-out," imbuhnya.
Riama merupakan cyclist dalkot Jakarta, tapi membuktikan diri dapat bersaing di event nanjak. Ia mengaku terbiasa nanjak dengan komunitasnya, Kuda Putih CC. Agenda nanjak dilakukan setiap akhir pekan, dengan tujuan Sentul atau Bogor. "Bisa kok bersaing. Yang penting berani neken saja. Kenal nanjak ya dari Komunitas Kuda Putih ini."
Di sisi lain, cyclist asal Bali, Krisna Darmasunu, mengaku tak dapat menutupi rasa ketagihannya usai menuntaskan Antangin Bromo KOM 2025. Event signature dari Mainsepeda itu sangat berkesan sehingga menumbuhkan hasrat mengikuti dua seri Mainsepeda, Kediri Dholo KOM dan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM pada September nanti.
Krisna, cyclist asal Bali, yang ketagihan pasca mengikuti event Bromo KOM 2025.
"Cuma ikut Mainsepeda saja. Paling nggak sama teman-teman aja sepedaan. Tapi karena Bromo KOM kemarin jadi ketagihan mau ikut Kediri Dholo KOM ini," Krisna.
Bahkan saking tertariknya, ia juga mengompori sepupunya untuk terbang dari Bali untuk mengikuti Kediri Dholo KOM. "Sebenarnya yang bikin saya tertarik untuk ikut Mainsepeda ini, teman-teman saya. Cuma saya justru ngajak ipar saya buat ikut Dholo, tertarik karena banyak yang bilang, tanjakannya sedih."
Uoen dan rekan-rekannya yang berasal dari Solo.
Cerita yang hampir sama juga dirasakan oleh cyclist asal Solo, Uoen Sugiharto Rahardjo. Namun, ia punya motivasi tambahan. Cyclist 51 tahun itu mengaku tidak ingin menuntun di Kelok 9 atau Gigi 1. Tanjakan ikonik yang hanya ditemukan di rute ke puncak Air Terjun Dhoho.
"Ini baru pertama kali ikut Kediri Dholo KOM karena ya tertarik. Saya nggak ingin membuat teman saya senang. Jadi teman-teman gowes saya di Solo itu ingin lihat saya nuntun. Nah saya bertekad nih untuk membuat teman-teman saya tidak senang," kata Uoen.
Kediri Dholo KOM 2025 akan start dari Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) pada pukul 05.45 WIB. Titik finishnya berada di Jembatan Jomblo, sebelum Air Terjun Dholo dengan Cut Off Time (COT) pada 13.30 WIB. (Mainsepeda)