Persaingan kelas Women Elite pada Antangin Bromo KOM 2025 diprediksi akan berjalan seru. Pasalnya dominasi pembalap senior bakal mendapakan gangguan serius dari cyclist-cyclist muda nasional.
Pembalap-pembalap berpengalaman seperti Crismonita Dwi Putri, Chika Zerra, dan Maghfirotika Marendra diketahui akan kembali meramaikan Antangin Bromo KOM 2025. Namun, pembalap-pembalap muda berhasil menarik perhatian karena prestasi mentereng dalam kurun waktu satu tahun ke belakang.
Salah satunya cyclist 18 tahun, Syahla Syafiah. Ia baru-baru ini meraih peringkat ketiga di nomor Individual Road Race (IRR) Women Juniors Asia Road Cycling Championship 2025 di Thailand, Februari lalu.
Baca Juga: Endurance 200 Km, Surabaya ke Telaga Ngebel
Syahla juga peraih medali emas di PON 2024 di nomor Team Time Trial (TTT). Ia berduet bersama cyclist muda lain Nihayatuzzain Asshofi yang juga akan berpatisipasi di Antangin Bromo KOM 2025.
Selain itu, ada nama Andini Putri Anastasya yang tampil impresif di Tour of Thailand 2025. Pembalap 19 tahun asal Samarinda itu menjadi runner up Best Young Rider di ajang resmi UCI tersebut. Pada kategori tersebut, Ia hanya kalah bersaing dari pembalap Hong Kong, Sze Wing Lee.
"Persaingan yang berat yaa, antara senior dan junior di Bromo KOM ini. Karena yang pasti dari jam terbang dan juga latihannya pasti sudah beda, tapi yang junior pasti gamau kalah juga kok, all out," ungkap Syahla.
Menanggapi persaingan itu, Crismonita tak menampik akan menjadi tantangan berat baginya. Terlebih persaingan akan semakin cair pasca absennya juara bertahan Bromo KOM X, Dewika Mulya Sova.
"Sekarang yang muda-muda lebih bagus ya, karena ngeyel-ngeyel semua jadi persiapannya bakal berat juga," ungkapnya.
Crismonita sendiri memiliki sejumlah prestasi yang tak kalah mentereng ketika berada di usia junior. Ia sukses meraih dua medali perak SEA Games 2017, peringkat ketiga Asia Championship 2018, dan juara Kejuaraan Nasional 2021 lalu.
Sementara itu, kandidat utama juara Antangin Bromo KOM 2025 di kelas Women Elite saat ini dipegang oleh Maghfirotika Marendra. Cyclist 27 tahun ini merupakan runner up Bromo KOM X sekaligus juara umum Mainsepeda Trilogy musim lalu.
Baca Juga: Kontur Khas Bromo di Jersey Antangin Bromo KOM 2025
Maghfirotika sendiri mengaku sedang fokus mempersiapkan diri. Ia berlatih secara rutin untuk meningkatkan aspek endurance-nya. Dalam menu latihannya, ia menargetkan minimal Jadwalnya minimal dua kali sepekan berlatih nanjak.
"Latihan membiasakan diri dengan elevasi yang sama dengan Bromo. Palingan naik ke Klangon, naik saja ke situ sampai nemu elevasinya," jelasnya.
Tanjakan Wonokitri yang dijadikan rute Bromo KOM sendiri memiliki segmen kemiringan sejauh 25 Km. Elevasinya mencapai 1.700 meter dengan gradiens puncak di angka 20 persen.
Yang menjadikan tanjakan ini menarik karena kontur jalan yang terus miring secara konstan dengan jarak yang panjang. Hal ini membuat Bromo KOM menuntut pesertanya memiliki ketahanan stamina dan power yang baik. (Mainsepeda)