Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender

Judul di atas adalah jargon baru yang lagi sering diucapkan orang. Diucapkan seseorang ke teman atau ke orang lain agar berhati hati  atau untuk menjelaskan mengapa sebuah musibah itu bisa terjadi.

Sebenarnya ucapan di atas tidak sepenuhnya benar karena penanggalan China itu sudah ada beberapa yang menjelaskan ini hari baik untuk kegiatan apa dan tidak baik untuk kegiatan apa. Sampai yang mengikuti adat ini mau potong rambut saja ada hari khususnya. Tapi saya amini kalimat ini agar kita semakin berhati hati dalam melakukan suatu perkara. 

Sial atau apes dan teledor menurut saya ada bedanya, apa bedanya? Sial itu menurut saya tidak bisa dihindari. Sedangkan teledor sebenarnya bisa dihindari tapi tetap dilakukan karena lupa atau tidak mengindahkan peringatan tertentu. 

Tapi setelah kejadian, antara sial dan teledor ini tipis bedanya. Dan juga teledor ini agak sulit merumuskannya karena tiap orang punya kesadaran akan safety berbeda beda.  

Contoh yang menurut saya sial adalah ketika sebuah rumah terkena pohon roboh karena angin kencang. Kalau teledor adalah sebuah rumah ditabrak sebuah truk karena truk ini kehilangan kendali setelah kebut-kebutan. Kalau ini menurut saya sial karena keteledoran sopir truk tidak berkendara dengan baik.

Topik ini saya tulis karena beberapa hari lalu saya melihat di pesan chat saya tiba tiba dikirimi sebuah KTP dengan nama depan yang familiar. Saya kira KTP ini dikirim karena waktu itu memang menunggu data KTP teman saya untuk keikutsertaan event di Malang. 

Tapi saya lihat nama belakangnya lain. Lah kenapa yak kok KTP ini dikirim ke saya? Ternyata jawabannya ada di broadcast message di grup grup lain bahwa ada seseorang dengan identitas tersebut terlibat kecelakaan di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya. 

Foto yang tersebar cukup lengkap, cukup explicit dalam arti terlihat luka dan darah tanpa sensor. Ngeri. Membuat saya sedih karena kejadian seperti ini terulang lagi. Kabar terakhir korban menunggu hasil CT scan untuk memastikan kondisi detail kepalanya dan keluarganya sudah menyusul ke rumah sakit. 

Saya akui bersepeda dengan speed tinggi sangat mengasyikkan. Apalagi kalau ada beberapa teman yang karena speed tinggi itu ada yang tertinggal atau kewer. Tapi keasyikan ini akan sirna bila ada yang jatuh.

Lepas daripada kesimpangsiuran berita bahwa yang bersangkutan sebelumnya tersenggol sepeda motor yang lewat, mari kita merenungkan hal apa yang bisa kita perbuat agar keteledoran kita semakin lama semakin berkurang.

Begitu banyak orang dan kejadian dalam satu perjalanan. Orang dengan kendaraannya lalu Lalang, tukang taman memotong pohon besar di pinggir jalan, ada lubang yang belum ditambal, seorang anak kecil memakai sepeda listrik memotong seenaknya, seorang ibu memberi sein kiri tapi belok kanan dengan santainya  dan seterusnya.

Banyak sekali kejadian. Yang kita bisa jaga bukan kelakuan mereka tapi kelakuan kita. Paling tidak kita bisa mengalah kalau dipotong yang direm saja. Kalau mau mengumpat, monggo tapi kalau bisa dalam hati saja. 

Kalau memang sudah lelah dalam mengikuti peloton dikurangi saja speed-nya selagi konsentrasi masih bagus. Kan kita berolahraga ini ingin sehat bukan ingin dapat musibah. Bila semua sudah Anda lakukan sebaik mungkin, jangan lupa panjatkan doa menurut keyakinan Anda sebelum berangkat agar hari apes tidak muncul di kalender Anda. Sekian.


COMMENTS