Di saat usia muda, belasan tahun, Rengkong Wangsa adalah penyuka kecepatan. Ia adalah seorang atlet balap motor yang seringkali meramaikan event-event balapan. Mulai dari balapan road race hingga grasstrack

"Saya memang suka race karena dulu jaman sekolah ikut balap motor. Karena itu mungkin jadi suka tantangan, memang atlet balap di sirkuit," kata Rengkong. 

Usianya kini sudah memasuki kepala empat. Adrenalinnya mungkin tak seresponsif dulu. Namun, ambisi dalam persaingan memenangi balapan tak pernah hilang. 

Rengkong kini aktif sebagai cyclist yang sangat menyukasi rute tanjakan. Ia mengkategorikan dirinya sebagai climber, bukan sprinter

Rengkong saat beraksi dalam event Kediri Dholo KOM 2024.

Buktinya ialah gelar runner up di East Java Trilogy 2023 di kategori Men Age 40-44. Tahun ini, ia naik podium di event Kediri Dholo KOM 2024. Lagi-lagi sebagai peringkat kedua. Selain itu, masih banyak lagi pencapaian yang ia raih.

"Kalau saya pribadi ada tantangan tersendiri ketika bersepeda. Contoh race, mesin kita ini ya tubuh kita sendiri jadi kadang meleset, tiba-tiba drop sehingga itu jadi tantangan tersendiri. Bikin penasaran," imbuhnya. 

Baca Juga: De Bleu CC Gairah Kota Biru

Cyclist asal Gorontalo mulai mengenal olahraga sepeda pada akhir 2013. Hampir 11 tahun lalu. Ia diiming-imingi rekannya para pecinta touring motor gede saat itu. 

Ia pun akhirnya luluh dan mencobanya. Momennya juga pas karena Rengkong ingin menurunkan berat badan. Ia kegemukkan dengan berat 90 Kg. 

Setelah dijajal, ia ketagihan dan keterusan. Hobinya touring moge malah dilupakan. Fokusnya beralih ke balap sepeda. 

"Lebih enak sepedaan, tidak jenuh. Kalau motoran itu jenuh. Jalan sudah dilewatin, terus dilewatin lagi itu jenuh rasanya," tambahnya. 

Rutinitas bersepeda sudah seperti gaya hidup yang tidak akan terpisahkan bagi Rengkong. Bahkan saking ketagihan dalam bersepeda, ia berlatih enam hari dalam sepekan. Hal itu yang membuatnya sangat kompetitif di event-event balap sepeda kategori master.

"Kalau saya olahraga bisa sampe tua rasanya sepeda lebih aman. Rutinitas sepeda risiko cedera lebih minim dan rasanya pilihan sepeda selamanya," jelas cyclist 45 tahun ini. (Mainsepeda)

Populer

Daftar East Java Journey Lagi, Penasaran Rute dan Kejutan Baru dari Mainsepeda
UCI World Championship 2025: Pogacar Back to Back Juara Dunia Road Race
Komunitas Warlok Ratjoen CC Ajak Nikmati Malang Century Journey 2025
Sekalian Staycation, Deretan Hotel Ini Bisa Jadi Rekomendasi Peserta Malang Century Journey 2025
Pembalap JPC Mengejutkan, Memenangi Etape 2 Tour of Zhanghe
Tour of Guangxi 2025, Etape 3: Magnier Menggila, Hattrick Tercipta
Unity Ride For Education, Gowes Sepeda Lipat Jakarta-Lombok Untuk Galang Dana
Nusantara-BYC Rebut Best Asian Team di Tour de Langkawi 2025
Bluefire Ijen KOM 2025: Finish Strong, Wakapolda Jatim Lebih Nyaman Berlomba daripada Jadi RC
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Start 06.00 WIB Demi Nikmati Sunrise, Cut off Time 13.30