Astana Dewi, Tim Balap Putri Continental UCI Kolaborasi Dewi Cycling Team dan Astana

Indonesia akan ikut meramaikan persaingan kejuaraan dunia balap sepeda putri tahun ini. Kamis kemarin (25/1), diluncurkan Astana Dewi, satu tim balap sepeda putri continental UCI, hasil kolaborasi Astana dan Dewi Cycling team, yang merupakan bagian dari klub sepak bola Dewa United.

Astana adalah nama besar di pentas balap sepeda dunia. Mereka secara konsisten masuk dalam level tertinggi untuk tim balap sepeda putra. Astana Qazaqstan Team, demikian nama tim Astana di daftar UCI World Team tahun ini. Itu adalah daftar tim-tim kelas tertinggi, yang berjumlah 18 tim. Visma-Lease a Bike, Bora Hansgrohe, Ineos Grenadiers, adalah di antara tim lain yang masuk kategori UCI World Team.

Nah, dalam penjelasannya saat launching, Assem Kunakbayeva, managing director Astana Qazaqstan dan Astana Dewi, menyatakan tim putri akan mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang sama dengan tim putra. Seluruh sponsor, partner dan perlengkapan yang ada di tim putra, juga akan di-provide ke tim putri. Mereka memiliki ambisi besar dalam persaingan balap sepeda putri dunia.

”Benua Asia sangat besar. Di sini begitu banyak negara dan banyak sponsor, jadi dalam lima tahun ke depan, saya yakin tim ini akan tumbuh menjadi tim World Tour,” kata Kunakbayeva sebagaimna dilansir GCN.

Saat ini, tim World Tour putri ada 15. Astana Putri masuk kategori tim continental, yang satu level di bawah World Tour. Di Asia hanya ada empat tim continental putri UCI, yaitu Tashkent City (Uzbekistan), UAE Development Team, dan the Thailand Women's Cycling Team.

Astana Dewi juga bisa menjadi kendaraan bagi pembalap Indonesia menuju persaingan dunia. Saat ini, terdaftar dua pembalap putri asal Indonesia di tim tersebut, Dara Latifah dan Agustina Delia Prianta. Dara dikenal sebagai pembalap time trial, Delia dikenal jagoan sprint. Pembalap lainnya, empat dari Kazakhstan dan satu dari India. Raja Sapta Oktohari, mantan ketua federasi balap sepeda Indonesia, juga ada dalam daftar co-founder Astana Dewi.

Ide untuk membentuk Astana Dewi muncul saat Kunakbayeva bertemu dengan Sekjen Komite Olimpiade Indonesia Daniel Loy dalam kejuaraan dunia di Glasgow tahun lalu. Mereka sepakat bahwa prestasi timnas Indonesia dan Kazakhstan tidak mumpuni karena tidak ada tim yang layak untuk pengembangan bakat atlet putri kedua negara. Maka, sepakatlah mereka membentuk Astana Dewi yang diluncurkan kemarin.

September tahun lalu Astana pun mendaftarkan diri sebagai tim putri continental ke UCI. Tidak ada kendala, Astana Dewi menjadi tim terakhir mendapatkan predikat itu untuk musim balapan 2024. (mainsepeda)


COMMENTS