Kolom Sehat: Enjoy the Sun in Durro

| Penulis : 

Umbrella girl itu bertugas memayungi pembalap motor ketika mau start. Sebab sinar matahari lansung kan sangat membuat gerah pembalap. Di sepeda, panas matahari langsung juga sering menjadi momok. Bagaimana tidak, rasa gerah dan sinar ultra violet yang terkena kulit itu panas, membuat otot dan tubuh cepat lelah. Apalagi setelah itu kulit bisa belang seperti kue spikoe.

Kaum hawa pun sangat menggarisbawahi hal ini. Sehingga kalau bersepeda mereka tak jarang memakai arm dan leg screen. Atau bahkan memakai lengan dan bib yang panjang agar tidak terkena sinar matahari langsung.

Nah, hari minggu lalu saya dan beberapa teman mengikuti event all terrain yang digagas jalaniaja.cc. Nama event itu: Durro. Maksudnya event-nya di Madura, jadi disingkat jadi Durro. Tagline-nya: ride fun in the sun.

Nah jika semua pesepeda itu tahu dan setuju kalau panas itu ngga enak, kok ini disuruh ride fun ya? Apa bisa?

Ya, memang gowes di Madura itu panas. Kata panitianya mataharinya ada tiga. Entah maksudnya matahari asli atau matahari departemen store, saya nggak tahu.,Yang saya tahu ikut event ini bakal panas. Nggak mungkin adem di bulan-bulan seperti ini.

Lalu apa bisa pesepeda menikmati event model gini? Hmmm, nyatanya bisa tuh. Kalau saya memang sudah mengantisipasi memakai tas hydropack. Tas punggung yang isinya air dan ada selang panjang untuk minum.

Pengalaman saya di dunia medan tidak rata mengambil minum itu akan lebih susah daripada medan aspal yang rata. Tangan dua megang handlebar aja kewalahan, apalagi harus ngambil botol.

Nah kalau panas kan jadi sering minumnya. Maka saya berpikir harus seminimal mungkin lepas tangan dari handlebar. Pilihan yang terbaik adalah dengan membawa hydropack.

Ternyata kombinasi rute Durro memang luar biasa. Juga jarak yang ditempuh event ini hanyaaaa 60 kilometer saja. Walau hanya 60 kilometer, saya selesai sekitar jam 12 siang. Jadi, kalau jarak event ini menjadi 100 km, mungkin sore baru bisa selesai. Kalau nggak keburu meleleh di jalan, Wkwkwkwkwkwkwk.

Rutenya komplit, rute yang belum pernah saya lewati walaupun sudah muter Madura beberapa kali. Rutenya kaya rute patroli pengawasan jalan dan pengairan. Ya pengairan, karena yang kita lewati nggak hanya rute aspal, tapi juga banyak rute gravel. Di mana menurut saya mirip yang ada di Amerika sono. Walau panjang rutenya nggak sepanjang yang di Amerika.

Kita juga melewati sawah sawah tanpa pohon dan rumah-rumah warga. Lalu panasnya gimana? Masih? Jelas donggg. Tapi salah kalau hanya dikatakan panas. Saya melewati ladang rumput yang sedang terbakar. Sayang sekali tidak bisa saya foto dan kamera saya pun kehabisan baterai.

Walau apinya cuma setinggi 20 cm, tapi memang unik pengalaman ini. Saya nggak tahu kok bisa pas ada orang bersepeda lalu ada jalur yang pinggir-pinggirnya kebakaran. Padahal di video-video iklannya walau panas kelihatan rumput yang membentang. Dan ternyata rumput itu terbakar ketika event.

Selain sajian rute debus itu, tanjakan tipis-tipis plus turunan berbatu juga menjadi bagian yang membuat komplet pengalaman bersepeda teman- teman selama mengikuti Durro. Rasa gado-gado ini yang membuat asyik. Go Ride Under the Sun.(Johnny Ray)

Foto: chaidar26

Populer

Kolom Azrul Ananda: Misteri Tanjakan Bromo
Bromo KOM X: Butuh Waktu Berapa untuk Jadi Juara?
Jersey Bromo KOM X: Jersey Ikonik Penanda Satu Dekade Bromo KOM
Kolom Sehat: Habis Gelap Terbitlah Terang
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Giro d'Italia 2024, Etape 3: Pogi Gagal Breakaway, Tim Merlier Menang Setelah Adu Sprint
Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender
Giro d'Italia 2024 Etape 4: Giliran Pembalap Tuan Rumah Rebut Panggung Giro
Menyala Abangku! Jadi Inspirasi Jersey Baru Strattos CC
Giro d’Italia 2024, Etape 2: Taklukkan Tanjakan Santuario di Oropa, Pogacar Rebut Maglia Rosa