Perjalanan Hari Ketiga dan Keempat Dzaki di TABR Penuh Drama

Dzaki Wardana berhasil menuntaskan hari ketiga dan keempat Trans Am Bike Race (TABR) dengan penuh drama. Kondisi fisiknya terkuras. Ia juga kurang istirahat karena sempat tidak dapat penginapan.

Di hari ketiga Dzaki harus menghadapi jalur Whitman National Forest. Medannya tanjakan dan rolling. "Sepanjang perjalanan hari ketiga nanjak terus," ungkapnya.

Setelah melalui Whitman National Forest, Dzaki menarget menginap di kota Lakeshore. Tapi, perjalanan Dzaki menuju Lakeshore harus terhenti beberapa kali untuk mengganti ban sepedanya. Bahu jalanan di Amerika yang didominasi pecahan baja dan batu kecil membuat ban sepeda gampang menipis.

“Saya berkali-kali berhenti mengganti dan memompa ban. Rencananya saya akan mencari toko sepeda yang tersedia di sepanjang jalur untuk membeli ban tambahan,” cerita Dzaki.

Ketika berhenti untuk mengisi logistik di sekitar km 250, Dzaki bertemu anak laki-laki yang penasaran dengan petualangannya di TABR. Tak terasa ternyata Dzaki menghabiskan waktu hampir satu jam ngobrol dengan anak itu. Dzaki pun merasa waktunya banyak terbuang. Ia akhirnya tiba di kota Lakeshore sekitar pukul 9 malam (waktu Amerika). Di luar prediksi, semua motel dan tempat makan di Lakeshore sudah tutup. Kemudian Dzaki harus mencari alternatif tempat lain untuk tidur.

“Saya terlalu banyak habis waktu untuk mengganti ban dan ngobrol hampir satu jam, akhirnya malah gak dapat motel dan tempat makan,” kata Dzaki.

Akhirnya Dzaki memutuskan bersepeda lagi hingga 30 km. Di sisi lain, kondisi logistiknya hanya tersisa air dan cola. Dzaki berharap bisa menemukan motel di depan. Sialnya ia tidak menemukan motel. Akhirnya Dzaki memutuskan tidur di depan toko di jalur Hells Canyon.

Di sana ternyata Dzaki tidak sendiri. Ia bertemu dengan Oscar seorang cyclist asal Amerika yang juga sedang menginap di depan toko. Hari ketiga Dzaki ditutup dengan obrolan bersama Oscar setelah menempuh jarak 386 km.

Hari keempat TABR, Dzaki start pukul 5.45 waktu setempat. Ia langsung disambut dengan tanjakan Payette National Forest dengan kondisi kurang tidur dan kehabisan logistik, serta kondisi suhu yang cukup dingin.

Dzaki harus gowes sejauh 100 km untuk menuju kota terdekat New Meadows. Kondisi yang tidak terlalu fit karena masalah di hari ketiga. Tapi Dzaki harus menghadapi tanjakan sepanjang 25 km dengan elevasi 1.000 m.

Tak sampai di situ, tantangan juga dihadapi saat menghadapi jalanan menurun. Sepajang jalan, kondisinya berpasir. Sangat berbahaya bagi pesepeda.

“Saya kondisi kurang fit langsung dikasi sarapan tanjakan. Terus di turunan itu harus super waspada karena jalanannya sangat berpasir. Saya gak bisa bayangin kalau saya lewat jalur itu ketika malam, bahaya banget pasti itu,” cerita Dzaki.

Sampai di kota New Meadows Dzaki langsung mengisi logistik. Termasuk membeli obat flu untuk mengatasi kondisi badannya yang sedang tidak fit.

Cedera punggung Dzaki kembali menghantui karena kurangnya waktu istirahat di hari ketiga. Akhirnya Dzaki mengompress punggungnya dengan es batu sembari istirahat di New Meadows.

Di New Meadows Dzaki bertemu dengan Joshua cyclist asal Chicago. Ia sempat berkonsultasi dengan Joshua mengenai kondisi bannya dan bertanya toko sepeda terdekat untuk membeli ban cadangan, serta bertanya tentang kondisi rute di depan.

Tantangan utama Dzaki di hari keempat adalah cuaca di jalur Cold Spring Mountain yang sangat panas di siang hari. Hampir 40 derajat celcius. Tenyata drama Dzaki di hari keempat masih belum berakhir. Di km 250 bike comp Dzaki bermasalah.

Beruntung bike comp Dzaki bisa kembali normal setelah diistirahatkan selama beberapa menit. Akhirnya Dzaki memutuskan beristirahat lebih awal dan menginap di Grangeville pukul 19.30 waktu Amerika. Dzaki menutup hari keempatnya setelah menempuh jarak 295 km.

“Saya memutuskan istirahat lebih awal. Sebab di hari ketiga kan kurang istirahat. Semoga besok kondisi punggung saya bisa lebih baik,” tutup Dzaki.(mainsepeda)

Saksikan Podcast Mainsepeda terbaru


COMMENTS