Hari kedua Dzaki Wardana di Trans Am Bike Race (TABR) tergolong lancar. Jika di hari pertama ia sempat mengalami ban bocor, di hari kedua perjalanan Dzaki mulus. Meskipun rute yang dilalui melintasi jalur pegunungan, McKenzie Pass.

Dzaki memulai hari kedua dengan masih menghadapi tantangan suhu. Ia juga harus menghadapi tantangan tanjakan menuju ketinggian hingga 2.000 mdpl. 

"Mckenzie Pass menurut saya kok seperti Bromo KOM ya. Ini tadi saya nanjak terus sejauh 17 km," ceritanya. Menariknya, beberapa segmen menuju McKenzie menawarkan pemandangan salju.

"Beruntung saya lewat ketika siang hari, jadi masih bisa mengatasi masalah suhu dingin,” ungkap cyclist asal Tangerang itu.

Ia mengaku beruntung karena beberapa saat setelah melewati McKenzie Pass, terjadi longsor. Jalan sempat ditutup. Beberapa peserta TABR bahkan harus melewati jalur alternatif untuk kembali ke rute TABR.

“Saya merasa hari ini beruntung banget. Beberapa saat setelah saya lewat di belakang ternyata terjadi longsor,” tambahnya.

Setelah menempuh 156 km, Dzaki memutuskan berhenti di salah satu toko sepeda. Sekitar 40 km setelah rute Mckenzie. Di sana Dzaki membeli sarung tangan, leg warmer, serta kaos kaki dari wol. Semua itu untuk membantunya menghangatkan tubuh di rute berikutnya.

“Saya putuskan beli perlengkapan tambahan karena takutnya ke depan suhu akan semakin dingin,” ujarnya.

Dzaki memanfaatkan waktu berhenti itu juga mengisi logistik. Tepatnya di 90 km menjelang target berhenti di km 651. Sesuai rencana awal, Dzaki memutuskan menginap di penginapan khusus pesepeda. Namanya Spoke’n Hostel Lodging. Serunya, kedatangan Dzaki disambut antusias pemilik penginapan.

“Sambutan waktu saya datang tadi cukup meriah, disini juga banyak peserta Trans Am yang menginap,” ujar Dzaki. Pemilik penginapan itu juga seorang pesepeda. Sekaligus dot watcher yang mengamati perjalanan peserta di TABR. Jadi dia antusias ada peserta TABR yang menginap di sana.

Spoke’n Hostel Lodging terletak di daerah Mitchell. Penduduknya hanya 380 orang.

Di hari ketiga, Dzaki masih tetap pada rencana awal. Ia coba gowes 300-350 km per hari. Selain untuk menghemat energi, keputusan ini dibuat Dzaki karena cedera punggungnya belum sepenuhnya pulih.(mainsepeda) 

Jangan lupa saksikan Podcast Mainsepeda terbaru

Populer

Sekalian Staycation, Deretan Hotel Ini Bisa Jadi Rekomendasi Peserta Malang Century Journey 2025
Antara Misi Gaya Hidup Sehat dan Sport Tourism di Malang Century Journey 2025
Pabrikan Legendaris Italia Bianchi Gabung Bahrain Victorious Musim 2026
Malang Century Journey 2025 - Bukan 100 Kilometer!
Komunitas Warlok Ratjoen CC Ajak Nikmati Malang Century Journey 2025
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Final Sengit Trio Men Age Under 29 
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Rute Serupa, Sensasi Selalu Berbeda
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Abdul Soleh Kejar Sapu Bersih Trilogy
UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
UCI World Championship 2025: Pogacar Back to Back Juara Dunia Road Race