Bikin Ambyar, Tanjakan Pacitan-Trenggalek Nggak Ada Akhlak!

Mandala Utama saat nanjak dari Pacitan menuju Panggul, Trenggalek pada Rabu (15/3) siang

Segmen tanjakan dari Pacitan hingga Trenggalek bakal dikenang oleh peserta East Java Journey 2023. Bagaimana tidak, mereka harus menaklukkan tanjakan yang seakan tiada habisnya. Apalagi cuacanya panas terik. Membuat peserta harus habis-habisan menuju check point kedua di Tulungagung.

Sejumlah peserta East Java Journey 2023 sudah menyusun strategi untuk menuntaskan hari pertama di Pacitan, Selasa (14/3) kemarin. Dengan harapan bisa memulai gowes dari Pacitan ke Trenggalek pada Rabu (15/3) pagi-pagi. Meski demikian, tanjakan di sana memang menguras energi. Ditambah cuaca yang panas terik. Lebih dari 33 derajat celsius.

"Overheat. Overheat," ucap Mandala Utama ketika disapa tim media Mainsepeda.com saat nanjak menuju Panggul di Trenggalek. Sejurus kemudian, Mandala membahas soal beratnya segmen tanjakan Pacitan-Trenggalek ini.

"Tanjakannya nggak ada akhlak. Parah. Nggak ada beres-beresnya. Baru dikasih turun sebentar, disuruh nanjak lagi. Mana cuacanya terang benderang lagi," bilang peserta asal Jakarta itu.

Bukan hanya Mandala yang dibuat suffering oleh tanjakan Pacitan-Trenggalek. Hal yang sama juga dirasakan cyclist kelahiran Madiun, Rachmanto Aji Sambogo. "Luar biasa. Tanjakannya nggak habis-habis. Parah ini. Panasnya juga luar biasa," tutur Aji, sapaab akrabnya.

Tanjakan yang bikin perih dengan cuaca yang panas terik menjadi kombinasi yang pas. Benar-benar bikin peserta East Java Journey 2023 ambyar. "Aduh, ampun. Ambyar, Om. Tidak ada habisnya tanjakan ini," ucap Suwadi Haliman, peserta kategori men 40 and up.

Salah satu wonder women yang berpartisipasi di East Java Journey 2023 Septi Trisnasari juga tak bisa berkata-kata saat nanjak di Pacitan-Trenggalek. "Capek, gaes. Nanjak terus, gaes," kata Septi.

Tanjakan Pacitan-Trenggalek juga bikin rencana yang sudah disusun matang-matang oleh peserta, jadi berantakan. "Kami start dari Pacitan sekitar jam 05.00. Kami pikir bisa sampai ke akhir tanjakan jam 10.00. Tapi ternyata sampai di separo jalan saja sudah pukul 11.30," tutur Yanuar Dwi Cahyanto "Janu Joni".

Janu Joni bersama rekannya Wahyu Noegroho harus menata ulang strategi. Targetnya adalah menuntaskan hari kedua di Lumajang. Atau minimal di Malang. "Targetnya menyelesaikan East Java Journey dalam empat hari," ucap Wahyu. (mainsepeda)


COMMENTS