Bembenx Bidik Finis Tiga Hari, Dzaki Wardana Rahasiakan Strategi


Bambang ”Bembenx” Anggoro Jati yakin bisa menuntaskan East Java Journey 2023 dalam tiga hari

Persaingan Bambang ”Bembenx” Anggoro Jati dengan M. Dzaki Wardana menjadi salah satu sorotan utama di East Java Journey 2023. Mereka bersaing sengit di Bentang Jawa tahun lalu, kini sama-sama turun di East Java Journey 2023 kategori full journey. Sama-sama tampil di nomor men 39 and under.

Rivalitas antara Bembenx dan Dzaki di Bentang Jawa 2022 memang mendapatkan perhatian dari publik. Heboh, Bembenx menggunakan jurus tidak tidur lebih dari 24 jam. Strategi itu membuatnya sempat meninggalkan jauh Dzaki, lebih dari 100 km.

Namun, keunggulan Bembenx ternyata tidak bertahan lama. Dengan strategi yang pas, Dzaki berhasil menyalipnya dan menjadi finisher pertama di kategori putra Bentang Jawa 2022.

Sekarang Bembenx kembali head to head dengan Dzaki di East Java Journey 2023. Ultra cyclist asal Jogjakarta itu sudah menyusun strategi untuk revans. Sekaligus mengunci gelar juara kategori men 39 and under di East Java Journey 2023. "Target saya finis tiga hari," ungkap pria kelahiran Sleman itu.

Bambang ”Bembenx” Anggoro usai technical meeting di Wdnsdy Cafe pada Senin (13/3) malam

Selama tiga hari itu, Bembenx sudah memetakan di mana ia akan berhenti untuk beristirahat. Pada hari pertama, ia menargetkan mencapai perbatasan Pacitan dengan Trenggalek. Kemudian pada hari kedua, Bembenk target stop di Lumajang atau Jember. Kemudian ia akan langsung ke Surabaya pada hari ketiga Surabaya.

"Target saya per hari itu 400-an km," ucap Bembenx selepas technical meeting di Wdnsdy Cafe pada Senin (13/3) malam.

Bembenx sudah menyusun strategi matang-matang agar finis sesuai target. Termasuk bagaimana melakukan manajemen waktu istirahat. "Istirahat saya memang sebentar-sebentar. Kalau berhenti maksimal setengah jam. Kalau tidur paling tidak satu jam. Makan pun saya lakukan sambil gowes," jelasnya.

Bagaimana dengan Dzaki? Cyclist 34 tahun itu baru saja finis di sebuah event yang menempuh jarak 500 km dengan elevasi 5.000 meter pada akhir pekan lalu. Praktis Dzaki hanya memiliki waktu sehari untuk beristirahat. Meski demikian, ia mengaku siap tempur.

"Kondisi sudah oke dan lumayan bugar. Besok pagi InsyaAllah makin oke lagi. Sudah sehat lagi," bilang pemenang dua edisi terakhir Bentang Jawa itu.

M. Dzaki Wardana (kanan) bersama Rudy S. Rustanto (kiri) dan Patricia (tengah) pada Senin (13/3) malam.

Dzaki menyadari bahwa persaingan di East Java Journey 2023 bakal seru. Selain Bembenx yang menjadi rivalnya di Bentang Jawa, ada Trihadi ”Tombro” Siswanto yang juga turun di nomor men 39 and under. Tombro merupakan pemenang kategori pair di Bentang Jawa tahun lalu.

Selain itu, dua pembalap tim Nusantara Pro Cycling yang ambil bagian di kategori 1.200 km, yakni M. Ridwan dan Woro Fitriyanto, juga patut diwaspadai. Kehadiran mereka menambah seru persaingan di nomor men 39 and under.  "Saya coba melakukan yang terbaik. Tidak peduli siapa yang ikut, itu urusan masing-masing. Saya hanya melakukan yang terbaik," tegasnya.

Dzaki menjelaskan bahwa cuaca dan kondisi di jalan akan sangat berpengaruh. Oleh sebab itu, ia berharap semuanya berjalan lacar. Soal strategi, Dzaki memilih merahasiakannya. "Saya sudah ada gambaran sih. Namun kita lihat di lapangan saja, ya. Biar surprise," ucapnya seraya tertawa.

East Java Journey 2023 kategori Full Journey dilaksanakan pada 14-19 Maret. Seluruh peserta akan start dan finis di Wdnsdy Cafe di Townsquare Surabaya. Cyclist harus singgah di empat check point (CP). CP pertama di Patung Merlion yang berada di Taman Sumber Wangi, Kota Madiun (Km 273). 

CP kedua di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tulungagung (Km 516). Kemudian CP ketiga di simpang tiga Curah Kobokan (Km 707). Sedangkan CP keempat terletak di Gedung Wanita Paramitha, Banyuwangi (Km 950). Lokasinya tepat di depan Taman Blambangan. (mainsepeda) 

Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 127

Foto: Rifki Akbar (@en.journal ), TA Cahyani


COMMENTS