Peter Sagan Putuskan Pensiun pada Akhir 2023

Peter Sagan akan pensiun dari WorldTour pada akhir tahun ini. Namun ia berencana tampil di Olimpiade Paris 2024 nanti

Peter Sagan (TotalEnergies) membuat pernyataan mengejutkan. Juara dunia tiga kali itu menyatakan pensiun dari WorldTour pada akhir musim ini. Selain itu, Sagan juga mengungkapkan rencananya untuk berlaga di nomor sepeda gunung (MTB) dalam Olimpiade 2024 di Paris, Prancis nanti.

"Saya ingin mengatakan bahwa waktunya telah tiba," kata Sagan dilansir Cyclingnews. "Saya memutuskan ingin menyelesaikan musim ini sebagai pembalap di ajang WorldTour. Saya ingin mempersiapkan diri menuju Olimpiade dan membalap di nomor MTB," ungkap Sagan.

Pernyataan pensiun Sagan disampaikan di sela-sela event Vuelta a San Juan. Ketika Sagan merayakan ulang tahunnya ke-33 pada Kamis (26/1) kemarin.

Pembalap asal Slovakia ini memiliki karier yang luar biasa. Ia mengantongi total 121 kemenangan selama lebih dari satu dekade. Sebanyak 18 di antaranya terjadi di level Grand Tour. Rinciannya, 12 kemenangan etape di Tour de France, empat kemenangan etape di La Vuelta a Espana, serta dua kemenangan etape di Giro d'Italia.

Selain itu, Sagan juga tujuh kali meraih green jersey di Tour de France. Dalam periode 2012 hingga 2016. Serta pada 2018 dan 2019. Tak cuma itu saja, Sagan juga menyegel gelar juara dunia road dalam tiga tahun berturut-turut. Mulai 2015 hingga 2017.

Baca Juga: Sagan Positif Covid-19 untuk Ketiga Kalinya dalam 18 Bulan

Akan tetapi, kehebatan Sagan meredup seiring dengan pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Sagan cuma delapan kali naik podium dalam kurun waktu 2020 hingga 2022. Dalam tiga musim terakhir itu, pencapaian terbaiknya adalah merebut maglia ciclamino di Giro 2021.

Karier Sagan mulai meredup sejak 2020. Utamanya setelah ia tiga kali terjangkit Covid-19

Sekarang, Sagan sudah berikrar bahwa ia akan pensiun dari arena WorldTour pada akhir musim ini. Tepat saat kontraknya di TotalEnergies berakhir. Namun, ia tidak sepenuhnya berhenti di balap sepeda. Sebab Sagan masih ingin tampil dalam balapan MTB Olimpiade Paris pada tahun depan.

"Saya selalu ingin mengakhiri karier saya di MTB. Sebab saya memulai karier balap sepeda di sana. Ini memberi saya kesenangan di akhir karier. Sebab saya melakukan sesuatu yang sangat saya sukai," ungkap eks pembalap Bora-Hansgrohe itu.

Baca Juga: Sagan Tertarik Tampil di Kejuaraan Dunia Gravel

Sagan diapit oleh rekan setimnya di TotalEnergies Maciej Bodnar dan Daniel Oss saat mengumumkan pensiun. Turut hadir mantan rekan setimnya di Liquigas, Elia Viviani. Serta pembalap yang juga dikenal sebagai teman dekatnya, Fernando Gaviria.

Sagan mengindikasikan bahwa ia dapat terus membalap di bawah naungan tim TotalEnergies. Tapi hanya untuk balapan MTB pada 2024. Selain itu, ia juga membuka kemungkinan untuk sesekali balapan lagi di road. Namun yang bukan agenda WorldTour.

"Saya pikir semua penggemar saya dan orang-orang pantas tahu bahwa ini akan menjadi tahun terakhir saya di road. Mereka perlu tahu. Itu sebabnya saya membuat pengumuman di San Juan. Tapi jika saya tampil di event MTB tahun depan, saya mungkin akan membalap dengan tim nasional atau tim TotalEnergies," jelasnya.

Demi Keluarga
Sagan hampir meraih semua yang diidam-idamkan pembalap profesional. Ia pernah berjaya di Tour de France dan merebut green jersey. Juga pernah menjadi juara dunia. Sagan juga dianugerahi paras yang tampan dan murah senyum. Sehingga memiliki penggemar yang banyak di penjuru dunia.

Tak cuma itu saja. Meski kariernya merosot sejak 2020, namun Sagan selalu bertengger dalam tiga besar daftar pembalap dengan bayaran teertinggi di dunia. Ia satu level dengan Chris Froome (Israel - Premier Tech) dan Tadej Pogacar (UAE Team Emirates).

Segala kemewahan di balap sepeda itu akan segera ia tinggalkan. Salah satu alasannya adalah demi keluarga. "Penting bagi saya untuk menghabiskan waktu bersama putra saya, Marlon. Lalu melihat kehidupan dari sudut yang berbeda, dan tidak hanya sebagai pembalap sepeda," ucap Sagan.

Selain itu, Sagan memang sudah merencanakannya sejak awal. Bahwa ia tidak ingin menjadi pembalap veteran di peloton. Yang membalap hingga usia 40 tahun macam Alejandro Valverde. Bahkan sampai 50 tahun seperti mendiang Davide Rebellin.

"Saya rasa sekaranglah waktunya. Jika saya dapat menyelesaikan karier saya di Paris pada Olimpiade, itu akan menjadi sesuatu yang baik bagi saya," tutur Sagan. (*)

Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 123

Foto: Sprint Cycling Agency, James Startt


COMMENTS