Kamis Brutal, Ritual Wajib Rinjani CC Tiap Malam Jumat


Ada berbagai agenda 'brutal' yang dilakukan komunitas sepeda. Termasuk Rinjani Cycling Club. Komunitas asal Pulau Lombok itu memiliki ritual wajib tiap malam Jumat. Namanya Kamis Brutal. Berbeda dari komunitas lainnya, Kamis Brutal milik Rinjani CC dilakukan pada sore hari. Sepulang bekerja.

Rinjani CC merupakan komunitas paling lama eksis di Lombok. Mereka berdiri sejak 1994 silam. Selama 28 tahun itu, Rinjani CC selalu konsisten bersepeda. Ketua Rinjani CC Made Adiyasa Kurniawan mengungkapkan, mereka gowes selama empat kali dalam sepekan.

"Sebenarnya kami bikin Kamis Brutal itu karena kami kan mainnya empat kali dalam seminggu. Selasa latihan biasa. Kamis jadwalnya simulasi race. Sabtu waktunya recovery. Minggu untuk agenda long ride," ungkap cyclist yang akrab disapa Dego tersebut.

BACA JUGA: Rinjani CC, 27 Tahun Eksis dengan Kekeluargaan dan Pembinaan

Rute Kamis Brutal ala Rinjani CC biasa menempuh rute sekitar 40 kilometer. Mereka berangkat dari depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram. Kemudian menuju jalan lingkar ke arah Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM). Finisnya di Taman Loang Baloq, Mataram.

"Sejak dulu sudah seperti ini. Jadi ada sesi khusus di mana kami melakukan simulasi lomba. Memang ada pasang dan surutnya. Tapi tradisi ini bisa kami pertahankan hingga sekarang. Kenapa sore hari? Karena banyak anggota yang masih bekerja saat pagi," imbuh Ilyas, salah satu founder sekaligus pembina Rinjani CC.

Kamis Brutal ala Rinjani CC start dari Kantor Gubernur NTB

Pernyataan Ilyas diamini oleh Dego. Cyclist 44 tahun ini mengungkapkan bahwa Kamis Brutal ini sudah dilakukan oleh Rinjani CC sejak komunitas ini didirikan. "Waktu saya bergabung dengan komunitas ini pada 2007 silam, ya sudah seperti ini mainnya," ungkap Dego.

Beruntunglah Rinjani CC. Sebab Kota Mataram dan sekitarnya memiliki jalan yang sangat mulus. Nilai plusnya, nyaris tidak ada kendaraan besar macam truk kontainer yang melalui jalur gowes mereka. Tidak mengherankan jika kecepatan mereka bisa menembus lebih dari 50 km/jam.

"Rata-ratanya sih 43 km/jam. Tapi juga bergantung situasi di jalan raya. Jika ada kepadatan kendaraan atau macet, mungkin kecepatan rata-ratanya bisa sedikit lebih pelan," terang Dego.

BACA JUGA: 5 Alasan Kenapa Cyclist Wajib Gowes di Pulau Lombok

Sejatinya, agenda Kamis Brutal hanya diikuti oleh anggota Rinjani CC saja. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Rinjani CC juga mempersilahkan jika ada cyclist lain yang bergabung. Termasuk yang dilakukan founder Mainsepeda.com Azrul Ananda saat mengikuti Kamis Brutal pada akhir pekan lalu.

"Biasanya kami membuat pengumuman di media sosial. Siapa pun yang mau ikut, monggo. Kami persilakan. Kami start-nya memang sama-sama. Tapi setelah KM 11, ya dimulai menu utamanya," ungkap Dego sembari tertawa.


Founder Mainsepeda.com Azrul Ananda berpartisipasi di Kamis Brutal-nya Rinjani CC

Sementara itu, Rinjani CC ini memiliki usia anggota yang cukup variatif. Yang paling senior merupakan para pendiri komunitas. Usianya sudah lebih dari kepala lima. Kemudian yang paling muda berada di tingkat SMA. Rinjani CC juga konsisten membina atlet.

Siapa pun pembalap muda yang dirasa memiliki bakat, pasti didukung dengan maksimal. Bahkan, menurut Dego, pembalap yang mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB) di event bergengsi seperti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) atau Pekan Olahraga Nasional (PON), biasanya berasal dari Rinjani CC.

"Sudah empat kali edisi PON semua atlet balap sepeda NTB itu dari Rinjani CC. Kami selalu support atlet. Kami menarik iuran jika ada atlet kami yang mau ikut balapan. Kami berusaha agar mereka bisa ikut balapan," terang Dego.

Pada saat ini Rinjani CC beranggotakan lebih dari 60 cyclist. Ketika agenda gowes diadakan, rata-rata ada 20-30 member yang berpartisipasi. Mereka juga rutin membuat agenda rutin tiap bulan. Biasanya agenda ini bersifat wajib bagi seluruh anggota.

"Kami juga adakan long ride setiap HUT NTB pada 17 Desember. Sebelumnya kami pernah gowes dari Mataram ke Bima dengan jarak 550 kilometer. Sedangkan untuk tahun ini belum kami tentukan rutenya. Biasanya sebulan sebelumnya kami mengadakan diskusi," kata Dego. (mainsepeda)

Podcast Episode Spesial Banyuwangi Bluefire Ijen KOM Challenge 2022

Foto: MacDonald Arthur Lumenta, Dika Afandi


COMMENTS