Cavendish Belum Habis, Mantap Tatap Tour de France

| Penulis : 

Mark Cavendish menunjukkan kalau dia belum “habis” sebagai salah satu sprinter elite dunia. Pembalap Dimension Data berusia 32 tahun itu sukses merebut etape tiga Dubai Tour pada Kamis, 8 Februari, mengalahkan deretan sprinter terbaik lain. Sulit dipercaya, itu adalah kemenangan pertamanya sejak Februari 2017 di Abu Dhabi!

Dalam beberapa tahun terakhir, Cavendish memang tidak lagi “menyeramkan” di arena WorldTour. Apalagi dia beberapa kali terjatuh dan cedera, seperti yang terjadi pada Tour de France 2017.

Di saat performanya naik turun, nama-nama lain bermunculan. Seperti Marcel Kittel, Alexander Kristoff, dan lain sebagainya.

Tahun ini, Cavendish menunjukkan kalau dia masih “on.” Di etape 3 Dubai Tour, dia menunjukkan kalau dia masih punya senjata kecerdikan. Senjata penting, di saat kekuatannya bukan lagi yang terbaik, dan pasukan tukang tariknya (lead out train) kalah dari yang lain.

 

 

Di penghujung etape itu, Cavendish benar-benar memilih kapan untuk “meledak.” Tidak bisa sekadar adu kekuatan dan kecepatan dengan yang lain.

“Saya sadar tak bisa mengalahkan Elia (Viviani) dalam adu drag race. Jadi saya harus menunggu hingga momen-momen akhir, saat dia melewati puncak kekuatan. Baru kemudian saya melompatinya,” tutur Cavendish.

Dengan sukses di awal tahun, Cavendish merasa punya modal untuk menatap 2018 secara lebih optimistis. Khususnya menuju Tour de France di bulan Juli nanti. Di lomba itu, dia masih berusaha menjadi pemegang rekor kemenangan etape terbanyak. Saat ini dia punya total 30 kemenangan, hanya empat lebih sedikit dari Eddy Merckx.

Cavendish bahkan berani bersesumbar: “Form saya sekarang masih belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan bulan Juli nanti.” (mainsepeda)

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Criterium du Dauphine 2025, Etape 8: Pogacar Raih Gelar Juara Umum
Criterium du Dauphine 2025, Etape 6: Pogacar Menang, Vingegaard Kewalahan
Sembilan Cyclist Mencari Tantangan "Gravel" Surabaya–Banyuwangi
Cannondale Topstone Carbon, Sepeda Gravel Bersuspensi
Review Sensah Empire Pro 12-Speed setelah 1.000 Km Plus (3-Habis)
Inilah Tiga Rute Seru untuk Gravel Bike di Tangerang
Citra Dewi: Tak Apa Pelan-pelan, yang Penting Gowes Stabil
Jajal Rute Dholo KOM, Wakapolda Jatim Tanpa Nuntun
Kisah LeBron James dan Kecintaannya pada Sepeda