Froome: Ineos Grenadiers tak lagi Penguasa Tunggal

Chris Froome pernah menikmati masa-masa indah bersama Team Sky (sekarang Ineos Grenadiers). Memenangi tujuh gelar di Grand Tour serta mengantarkan tim asal Inggris sebagai yang terbaik dalam satu dekade. Tapi dominasi itu telah diusik oleh tim-tim lain yang berkembang pesat dalam dua-tiga tahun terakhir.

Berbicara kepada Cyclingnews, pembalap Israel-Premier Tech (IPT) ini berbicara tentang persaingan di WorldTour. Rider asal Wales tersebut mengungkapkan bahwa Ineos Grenadiers bukan satu-satunya kekuatan tunggal. Setidaknya ada tiga kekuatan utama.

"Saat ini pasti ada dua atau tiga tim besar yang berada di level yang sangat mirip. Terutama dalam partisipasi di Grand Tour dan mengendalikan jalannya balapan di sana. Dalam hal ini adalah tim yang menguasai General Classification," bilang Froome.

Meski tidak menyebut siapa tim tersebut, jelas yang dimaksud Froome adalah UAE Team Emirates dan Jumbo-Visma. Tadej Pogacar mengantarkan UAE Team Emirates menguasai Tour de France dalam dua musim terakhir. Sekaligus melambungkan namanya sebagai yang terbaik di peloton dewasa ini.

Sedangkan Jumbo-Visma mendominasi di La Vuelta a Espana selama tiga musim berturut-turut lewat Primoz Roglic. Selain itu, skuad asal Belanda ini juga menjadi runner-up Tour de France di dua musim terakhir. Sementara Ineos Grenadiers menguasai Giro d'Italia lewat Tao Geoghegan Hart dan Egan Bernal.

Bagaimana dengan IPT? Tim yang berbasis di Tel Aviv ini melakukan banyak investasi selama beberapa tahun terakhir. Mereka mendatangkan Froome, Michael Woods, Jakob Fuglsang, dan Giacomo Nizzolo. Tidak hanya itu saja, mereka kini disikong Premier Tech sebagai sponsor utama.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa kami telah berada di level tersebut saat di Grand Tour. Akan tetapi, kami berharap terus membangun dalam beberapa tahun ke depan untuk mencapai level itu," bilang Froome. (mainsepeda)

Foto: Bettini


COMMENTS