Tidur Empat Jam per Hari agar Finis Sesuai Target

| Penulis : 

Silk Road Mountain Race (SRMR) menjadi salah satu event paling berat bagi Hendra Wijaya. Di sisi lain, makin berat tantangan, ia justru makin menyukainya. Ia menempuh 1.859 kilometer dengan elevasi lebih dari 34.000 meter selama 15 hari.

Cyclist asal Bogor ini bercerita bahwa setiap orang memiliki cara berbeda-beda dalam mengatur waktu selama lomba. Agar bisa finis tepat waktu, Hendra memangkas durasi tidurnya selama di Kirgizstan. Maksimal empat jam tiap hari.

"Setidaknya ada persamaan antara terus push pergerakan secepatnya dengan waktu istirahat sedikit mungkin. Tiap orang kan beda ukurannya. Kalau yang juara, ia bisa menempuh 220 kilometer per hari. Saya kurang dari itu," kata Hendra.
Pemandangan alam Kirgizstan juga istimewa. Ada momen di luar dugaan tapi cukup menyenangkan bagi Hendra. Saat 60 kilometer menjelang finis, ia dihajar medan ekstrem sepanjang 24 kilometer. Membuatnya harus mengangkat sepeda di medan bebatuan dan curam.

"Ini lomba memang cocok untuk saya. Memang berat tapi saya merasa cocok. Saya anggap bukan kelebihan, tapi sesuatu yang saya kuasai yang menjadi hal yang positif bagi saya," katanya.

Hendra mengakui semua peserta SRMR memang cukup gila dan memiliki kemampuan serta ketahanan yang luar biasa hebat. Terlebih mereka juga punya nyali. Semua medan, baik tanjakan maupun turunan, bisa dilalui dengan mudah.

Di sisi lain Hendra mengakui sedikit salah dalam mengatur strategi. Setidaknya itu mengurangi 10-20 persen jarak tempuhnya per hari. Saat rute tanjakan terakhir, Hendra sampai pada tengah malam sendirian. Padahal itu medan yang cukup menyeramkan.
"Tanjakan dan treknya susah sekali, apalagi malam-malam bawa sepeda. Lengah sedikit sudah masuk jurang. Untungnya sudah sepuluh tahun ikut lomba lari, jadi sudah tidak kaget. Sudah tahu asam garamnya," tutur Hendra.

Bedanya kali ini ia membawa sepeda dengan pijakan yang kecil. Apalagi 90 persen rute yang dilalui jarang ada pemukiman. Hendra lebih banyak menemui kawanan hewan.

"Hampir nggak ada penduduk. Posisi peserta juga sporadis. Jaraknya jauh-jauh. Kirgizstan benar-benar punya pemandangan indah dengan trek yang bagus semua," imbuhnya. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 55

Foto: Dokumentasi Hendra Wijaya

Populer

Giro d'Italia 2024, Etape 8: Tersisa Dua Pekan Lomba, Pogi Sudah "Match Point"?
Giro d’Italia 2024, Etape 7: Menang ITT, Pogi Kian Perkasa di Puncak
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Jersey Bromo KOM X: Jersey Ikonik Penanda Edisi Kesepuluh Bromo KOM
Mark Cavendish Back On Track! Menang Etape Kedua Tour de Hongrie, Buka Harapan untuk Tour de France
Bromo KOM X: Butuh Waktu Berapa untuk Jadi Juara?
Panitia Sediakan Dua Opsi Transfer Service Bromo KOM X, Begini Aturannya!
Kolom Azrul Ananda: Misteri Tanjakan Bromo
Giro d'Italia 2024, Etape 6:  Mimpi Menjadi Kenyataan untuk Pelayo Sanchez
Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender