Kediri Dholo KOM Challenge 2021 akan menjadi momen penting bagi Chandra Taruna Sofyan dan Daniel Taruna Sofyan. Ayah dan anak itu akan memulai debut gowes bareng dalam event yang akan berlangsung pada 10-11 Juli nanti.

Chandra menceritakan bahwa putra sulungnya itu mulai aktif gowes sejak Agustus 2020 lalu. Sebenarya sejak SMP, Daniel sudah pernah diajak gowes. Hanya aktivitas itu tidak lanjut saat ia SMA. Daniel hijrah dari Banjarmasin menuju Surabaya. Ia bersekolah di SMA Santa Maria.

Lulus SMA, Daniel tak pulang ke Banjarmasin. Ia memutuskan kuliah di Kota Pahlawan. Di Universitas Hang Tuah, fakultas kedokteran gigi. Aktivitasnya yang padat sebagai mahasiswa kedokteran membuat Daniel hampir tidak pernah bersentuhan dengan olahraga sepeda.

Chandra dan Daniel Taruna Sofyan gowes bareng dengan sepeda lipat

Kemudian saat pandemi merebak setahun lalu, Chandra mengamankan putranya ke Banjarmasin. Beberapa bulan berikutnya, ia membeli sepeda lipat untuk Daniel dan adik-adiknya. Jadilan mereka mulai gowes keluaga hampir tiap hari. Ketika weekend, Chandra berkelana sendirian dengan road bike-nya.

Dalam rutinitas gowesnya, Chandra biasa melahap rute Banjarmasin-Kandangan dengan jarak sekitar 200 km. Rute itu dilakukan sebulan sekali. "Suatu hari ia (Daniel) mencoba sepeda saya dan tidak mau dikembalikan lagi. Dari situ mulai keterusan," ungkap Chandra.

Sejak saat itu, Chandra melihat potensi putranya. Karena terbiasa mengikuti ritme latihannya, Daniel jadi cepat berkembang. Chandra kemudian mengikutsertakan Daniel ke sebuah latihan bareng. Awalnya Daniel ragu karena tidak pernah ikut. Berkat dorongan ayahnya, ia akhirnya maju ke garis start.

Kini Daniel sering ikut Chandra gowes jarak jauh tiap akhir pekan

Event tersebut adalah road race enam putaran, dengan satu lap jaraknya 6 kilometer. Chandra sempat bepikir putranya bakal angkat tangan di lap ketiga. Ternyata Daniel bisa lebih dari itu. Saat finis dalam adu sprint, ternyata hasilnya mengejutkan.

"Ia anak muda, bukan atlet. Sebulan lalu ada acara di sini, seluruh peserta dari Kalimantan datang ke Banjar. Daniel saya daftarkan di kelas men elite. Saya minta ikut dan ia berhasil peringkat enam. Ia finis di depan banyak atlet balap sepeda. Artinya, posisi keenam itu sudah bagus sekali," ucapnya bangga.

Racun gowes pun menyebar ke Daniel. "Dia latihan ikut saya. Sebenarnya saya mempunyai pelatih balap sepeda, tapi Daniel nggak mau. Ia maunya gowes seperti bapaknya," lanjutnya.

Dalam Kediri Dholo KOM Challenge 2021 nanti, mereka berdua tidak mematok target muluk-muluk. Bagi Chandra, yang penting finis bahagia di Dholo nanti. Sementara Daniel juga diharapkan bisa menaklukkan tanjakan di Dholo. "Yang penting finis, jangan malu-maluin bapaknya," kelakar Chandra seraya tertawa. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 43

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Dokumentasi Chandra Taruna Sofyan

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 3: Carter Bettles Taklukkan Raja Tanjakan di Final Sprint
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Preview TdBI 2025: Tanpa Etape Flat, Segmen Paving Stone, Ditutup dengan Tanjakan HC
Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!
Kediri Dholo KOM 2025: Cyclist Otodidak Tempel Ketat Pemuncak Klasemen Men Age 30-34
Tour de Banyuwangi Ijen 2024: Agenda UCI Bergulir Kembali Setelah Empat Tahun Vakum
Hadiah 500 Ribu Euro untuk Yellow, Hanya 25 Ribu Euro untuk Green