Sepeda Lipat Magelang: Bersepeda Lanjut Berkemah

Berbagai "aliran" terkandung di komunitas sepeda. Ada cyclist yang suka gowes rute datar di dalam kota, ada pula yang hobi nanjak. Nah, komunitas Sepeda Lipat Magelang (Selima) memiliki satu aliran lagi, yakni gowes berkemah (camping). Anjar Suwarno menjadi penggeraknya.

Jiwa petualang membuat Anjar dan sejumlah member Selima ingin membuat sesuatu yang berbeda, bukan sekadar gowes belaka. Mereka sepakat mengadakan gowes camping. Peminatnya memang belum banyak. Sekitar sepuluh cyclist untuk sekali agenda.

Destinasi yang dituju masih di sekitar kawasan Magelang raya. Mulai dari Waduk Sermo di Kulon Progo, Jogjakarta. Kemudian Bukit Klangon di Sleman dan Waduk Wadaslintang di Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng). Anjar bercerita, ia bersama sohibnya berangkat Sabtu pagi dan pulang keesokan harinya.

Tugu Aniem di Magelang menjadi tempat kumpul favorit. Mereka bertolak pagi-pagi karena lokasi yang dituju berjarak di atas 75 kilometer. Untuk ke Waduk Wadaslintang, misalnya. Jika gowes dengan speed santai, mereka dapat tiba di lokasi sekitar pukul 16.00. Lalu mereka akan mendirikan tenda dan menginap di sana.

"Biasanya kami lakukan setiap tiga bulan sekali. Untuk tahun ini, kami berencana camping di perbukitan di belakang bukit paralayang di Parangtritis. Anak-anak maunya sebelum Ramadan. Sekalian menunggu musim hujan reda. Bisa akhir Februari atau awal Maret," ungkap Anjar kepada Mainsepeda.com

Selima sendiri merupakan komunitas yang mulai digagas pada 2015 silam. Inisiatornya ada tiga orang, Herman Yulianto, Andi, dan Oland Dayan. Herman dan Andi adalah kawan lama sesama pegowes. Mereka sering keliling Magelang dengan sepeda lipat. Kala itu pemilik sepeda lipat masih jarang.

Dalam perjalanan, mereka berjumpa Dayan, seorang penyiar asal Magelang yang bekarier di Jogjakarta. Dayan juga tergabung di komunitas Jogja Folding Bike. Setelah bertemu dan ngobrol, Dayan lah yang mengompori Herman dan Andi untuk membuat sebuah wadah semacam komunitas.

Mereka aktif "meracuni" rekan sesama cyclist untuk hijrah ke sepeda lipat sepanjang triwulan terakhir 2015 silam. Usaha itu membuahkan hasil. Setelah terkumpul 25 orang, mereka sepakat untuk menegakkan bendera Selima pada 20 Maret 2016.

Kelahiran Selima, atau C5, ditandai dengan gowes bareng. Mereka mengundang komunitas sepeda lipat dari Jogja, Semarang, dan Surakarta. "Sepeda lipat memang berkembang di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, atau Jogja. Waktu itu kota kecil yang punya sepeda lipat baru Magelang," klaim Herman.

Founder komunitas ID-Foldingbike Azwar Hadi Kusuma (t-shirt biru) menghadiri Jamselinas 10

Berbagai kegiatan mereka lakukan. Mulai dari gowes rutin saban akhir pekan, night ride, touring Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang), serta beragam aksi gowes lainnya. Mas Jepang, salah satu anggota Selima, bahkan pernah gowes dari Magelang menuju Bali.

Terakhir, Selima dan Kota Magelang didaulat sebagai tuan rumah Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) 10 pada Oktober tahun lalu. Hanya saja, pandemi ini membuat para cyclist tidak dapat datang ke Magelang. Sebagai gantinya, Jamselinas didadakan secara virtual. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 31

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Selima, Henry Simatupang, Irfan, Luqman Imam


COMMENTS