Gowes Jakarta-Bali untuk Kampanye Mental Health

Akbar Darmansyah sedang memimpin rekan-rekannya dari komunitas Too Much Idea Cycling Cult (TMI CC) gowes menuju salah satu penginapan di Jajag, Banyuwangi. Kala itu Banyuwangi baru saja diguyur hujan, sehingga jalanan menjadi sangat licin. Sekitar 17 kilometer sebelum penginapan, Akbar jatuh dari sepedanya. Ia mencium aspal setelah roda depannya terperosok di lubang jalan.

Akbar langsung dilarikan ke rumah sakit di Banyuwangi. Ia mengalami patah tulang selangka di bahunya. Oleh sang ayah yang berprofesi sebagai dokter, Akbar dikirim ke rumah sakit di Jember. Setelah itu ia dijemput dan dibawa pulang ke Jakarta.

Akbar Darmansyah dirawat di rumah sakit setelah kecelakaan di Banyuwangi

Nasib sial yang dialami Akbar menjadi salah satu bumbu dari perjuangan TMI CC mengampanyekan "Gowes untuk Pulih". Mereka bersepeda sejauh 1.200 kilometer dari Jakarta ke Bali dengan satu harapan, yakni tersedianya akses layanan kesehatan mental yang mudah dijangkau semua kalangan.

"Kami semua anak-anak muda sebenarnya punya banyak tekanan dari luar. Ada yang diam dan menyimpannya sendiri, ada yang di-share ke orang lain. Sampai akhirnya ada beberapa teman kami yang terkena suicide attempt. Sementara layanan konseling cukup susah dan mahal," cerita Akbar.

"Saya akhirnya mau membuat kampanye agar kesehatan mental ini lumrah untuk dibicarakan. Sebenarnya hal ini penting dan ini adalah masalah yang harus diperbaiki sama-sama. Apalagi layanan konselingnya," imbuh alumnus Universitas Indonesia tersebut.

Tim Gowes untuk Pulih dari Too Much Idea Cycling Cult (TMI CC)

Sebelumnya, Akbar bersama dua rekan melakukan "Gowes untuk Pulih" sejauh 600 kilometer dari Jakarta ke Jogjakarta. Pada 24 Desember 2020 hingga 2 Januari 2021 lalu, Akbar dan tujuh cyclist lainnya dari TMI CC gowes dengan rute lebih jauh. Dari Jakarta ke Bali.

"Mengapa bersepeda? Hampir semua dari kami berpikir bersepeda itu membebaskan kami dari beban. Kami merasa punya pilihan hidup ketika mengayuh pedal. Bersepeda juga bisa membuat kami menjelajahi lebih jauh," ucap Veska Dinda, salah satu member TMI CC dan peserta Gowes untuk Pulih.

Selama kampanye "Gowes untuk Pulih" ini mereka juga menggalang donasi untuk Yayasan Pulih dan Suryani Institute. Berdiri 2002, Yayasan Pulih telah memberikan layanan penguatan psikososial dan pemulihan trauma. Sementara Suryani Institute bergerak mewujudkan lingkungan yang inklusif terhadap penderita gangguan mental di Bali. (Donasi bisa disalurkan di sini)

"Selama pandemi ini funding mereka juga berkurang. Banyak dokter yang tidak bisa dibayar. Nantinya hasil donasi ini akan dibagi dua, untuk Yayasan Pulih dan Suryani Institute," ungkapnya.

Gowes dimulai pada 24 Desember lalu. Start dari Tugu Monas di Jakarta, mereka bergerak menuju Jatibarang di Indramayu. Kemudian mereka menuju Pemalang, Semarang, Cepu, Surabaya, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, dan finis di Bali.

Selain Akbar dan Dinda, enam cyclist lain yang ikut gowes Jakarta-Bali adalah Arya Lugina, Amri Yuharoza, Esti Damayanti, Rahmat Saputro, Reza Rizaldi, dan Anggi Gumelar. Mereka mulai aktif bersepeda antara lima hingga enam tahun lalu.

Menurut Dinda, kecelakaan yang dialami Akbar di Banyuwangi sempat mengguncang rekan-rekannya. Apalagi nasib malang ini terjadi ketika perjalanan hanya menyisakan satu hari. Setelah berembuk, tujuh cyclist tersisa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sementara Akbar harus menepi dan mendapatkan perawatan.

"Melalui perjalanan ini kami belajar banyak hal. Kemandirian kami benar-benar dilatih. Membuat kami upgrade skill bersepeda, termasuk cara ketika terjadi masalah di jalan. Capek dan nyeri ini seolah tak dirasakan karena kami bertekad bulat untuk menyelesaikan misi ini," ucap cyclist yang bekerja di UNICEF itu.

Akbar, Dinda, dan anggota TMI CC lainnya berharap "Gowes untuk Pulih" akan menjadi annual event setiap tahunnya. Mereka bertekad akan selalu mengampanyekan mental health issue. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 28

Foto: Dokumentasi TMI CC


COMMENTS