BRCC Gowes 24 Jam, Tembus 510 Kilometer

Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) telah menyelesaikan Tour de Jogja "Suffer Endurance", Kamis (24/12) tengah malam, tepat pukul 24.00. Mereka menuntaskan gowes 24 jam tersebut dengan mencapai jarak lebih dari 510 kilometer. BRCC membawa misi mempromosikan pariwisata Banyuwangi dalam aksinya ini.

BRCC berangkat dari depan kantor Bupati Banyuwangi pada Kamis dini hari, tepat pukul 00.01. Mereka gowes ke arah barat dengan menyusuri jalur pantai utara. Mereka melewati sejumlah kota seperti Situbondo, Probolinggo, hingga Pasuruan.

Kemudian mereka menyeberang ke selatan menuju Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, dan Ngawi. Lalu rombongan memasuki wilayah Jawa Tengah (Jateng). Mereka menyisir kawasan Sragen, Karanganyar, hingga berhenti di Surakarta.

"Kami kehabisan waktu ketika tiba di Solo. Kami mencatat lebih dari 510 kilometer. Berdasarkan perhitungan awal, seharusnya kami bisa mencapai 570 kilometer dalam 24 jam. Tapi tubuh ini bukan matematika," ungkao Ketua BRCC Guntur Priambodo kepada Mainsepeda.com, Jumat (25/12) siang.
Guntur berpijak pada hasil "Ultra Suffering Ride" yang mereka gelar pada akhir 2018. Kala itu mereka gowes dari Madiun ke Banyuwangi. BRCC berhasil menempuh 500 kilometer dalam waktu 21,5 jam. Jika berkaca pada hasil ini, BRCC yakin bisa mencatat lebih dari 500 kilometer jika gowes 24 jam.

"Harus memanajemen tenaga dan emosi. Sebab pada 250 kilometer pertama itu kami ingin menghemat waktu, jadi kami gowes dengan speed tinggi. Alhasil kami bisa memangkas waktu tempuh antara satu hingga dua jam pada separuh perjalanan," urai Guntur.

Karena start yang terlalu kencang, mereka mulai kehabisan tenaga pada 250 kilometer berikutnya. BRCC memang sukses menembus 510 kilometer dalam 24 jam. Akan tetapi, perjalanan mereka terhenti di Surakarta, bukan di Jogjakarta seperti yang ditarget sejak awal.

"Yang penting target 24 jam sudah berhasil terpenuhi. Berikutnya kami harus tepat dalam manajemen tenaga dan waktu. Sebab jika hal ini dijaga dengan baik, termasuk speed-nya, mungkin hasilnya lebih bagus daripada yang sekarang," jelas Guntur.

Guntur tetap puas karena protokol kesehatan benar-benar ditegakkan selama gowes. Mereka selalu menjaga jarak dan menggunakan masker saat di pit stop. Mereka juga menghindari makan di depot atau restoran. Semua makanan mereka take away untuk dikonsumsi di tempat yang mereka sepakati.

"Kami melakukan tes rapid antigen sebelum berangkat tur ini. Kami juga akan melakukan tes lagi sebelum kembali ke Banyuwangi," terang Guntur.

Selain itu, Guntur cukup senang karena sebelas peserta "Suffer Endurance" ini tetap komplet meski harus gowes 24 jam. Ia sempat mengecek kondisi satu per satu peserta pada Jumat pagi, saat mereka sarapan. Seluruhnya dalam kondisi fit dan bugar.

Memang, mayoritas pesertanya adalah pembalap muda yang memperkuat Banyuwangi dan BRCC di beberapa event, seperti Eko Setiawan, Hariyadi, M. Faisal, Ghaly Insan Marafi, Abizein, Erlangga Aldama, dan Nizar Sufi Al Azhar. Mereka sudah menjadi pembalap binaan BRCC sejak berusia belasan tahun.

"Mereka adalah anak-anak muda yang akan menjadi tulang punggung BRCC ke depan. Ajang ini menjadi salah satu persiapan mereka sebelum bertanding pada musim 2021. Mereka sudah siap balapan lagi. Tinggal menambah power dan persiapan untuk mencapai peak performance," jelas Guntur.

Melalui gowes 24 jam ini, BRCC juga mempromosikan pariwisata di Banyuwangi. Menurut Guntur, Banyuwangi sangat ramah terhadap goweser. Ada banyak spot gowes menarik serta beragam event bersepeda di Banyuwangi. Guntur mengajak cyclist agar tidak ragu ke Banyuwangi.

"Banyuwangi welcome untuk teman-teman cyclist semua. Jika ke Banyuwangi, kami siap menemani gowes," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi ini. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 27

Foto: Sandy Sumarsono


COMMENTS