Dinilai Menginspirasi, WCC Bali Panen Apresiasi

Perjalanan anggota Women's Cycling Community (WCC) Bali yang gowes "1.000 KM for Bali Pulih" menyisakan sepertiga dari rute yang ditetapkan. Rabu (11/11) pagi-pagi mereka bertolak dari Surabaya menuju Kabupaten Probolinggo. Ditemani WCC regional Surabaya, mereka start dari Monumen Bambu Runcing.

Wonder women dari WCC Bali ini membawa misi mulia. Mereka ingin membangkitkan sekaligus mempromosikan pariwisata Bali yang menurun drastis gara-gara pandemi Covid-19. Cara yang mereka tempuh memang tak biasa. Gowes lintas pulau dari Jakarta menuju Denpasar. Total jaraknya lebih dari 1.000 kilometer.

Perjalanan dilakukan sejak Minggu (1/11) lalu. Etape 1 menempuh rute dari Jakarta ke Bandung. Kemudian Etape 2 start dari Bandung menuju jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa. Finisnya di Cirebon. Rute Cirebon menuju Pekalongan mereka tempuh di Etape 3. Lalu Etape 4 melalui rute dari Pekalongan ke Semarang.

Rombongan "1.000 KM for Bali Pulih" melintas di Jalan Darmo, Surabaya

Setelah beristirahat selama tiga malam di Semarang, perjalanan berlanjut lagi. Etape 5 membawa mereka dari ibu kota Jawa Tengah (Jateng) menuju Tuban. Dimulai dari Tuban, Etape 6 finis di Kota Surabaya. Hari ini, di Etape 7, member WCC Bali bertolak dari Kota Pahlawan menuju Probolinggo.

"Animo teman-teman WCC regional di luar Bali benar-benar luar biasa. Mereka ternyata satu visi dengan kami, sehingga kami kami merasa tidak sendirian. Kami senang karena kegiatan ini juga menimbulkan inspirasi baru," ujar Trilara Prasetya Rina, Ketua WCC Bali kepada Mainsepeda.com.

Saat berpeloton pun diatur sedemikian rupa agar sesuai protokol. Tempat terdepan diisi oleh pembalap nasonal. Di belakangnya bercokol atlet daerah. Baris berikutnya diisi leader dari WCC regional. Selanjutnya baru tim WCC Bali, dan disusul komunitas lain yang turut mengawal perjalanan mereka.


Rombongan "1.000 KM for Bali Pulih" dalam perjalanan dari Tuban ke Surabaya

"Kenapa demkian? Kami berpikir kegiatan ini meliubatkan kawan-kawan regional. Mereka lah tuan rumahnya. Kami lewat daerah mereka. Kalau ingin misi ingin berhasil, kami harus sharing ke yang lain. sehingga mereka merasa memiliki event ini," terangnya.

Tak hanya dari kalangan WCC saja, mereka juga disambut hangat oleh komunitas-komunitas dari kota yang mereka lalui sepanjang perjalanan. "Respon yang menurut saya tulus banget. Mereka tidak minta diundang, mereka memosisikan diri masing-masing sesuai pace mereka untuk ikut mengawal," jelas Lara, sapaan akrabnya.

Mereka juga mendapat apresiasi dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kota/kabupaten yang mereka lalui. Contohnya saat mereka start dari Bandung di Etape 2. Rombongan dilepas oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Mereka juga disambut Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati di Etape 3.

"Pemerintah daerah mendukung sekali. Mereka butuh kegiatan positif yang mampu menginspirasi komunitas lain untuk membuat kegiatan serupa, dengan misi yang terarah dan kegiatan yang jelas," jelas wanita asal Semarang itu.

Saat gowes dari Tuban ke Surabaya, mereka diarahkan oleh patwal untuk beristirahat di salah satu resto di Lamongan. Rupanya hal itu dilakukan atas instruksi AKP Fybrien Indah Lestari Sadjar, Kasatlantas Polres Lamongan. AKP Fybrien Indah baru menjabat di Polres Lamongan mulai awal Oktober lalu.

"Bukan soal jamuannya. Kegiatan perempuan bersepeda ini bukan sesuatu yang perempuan lain tidak bisa lakukan. Perempuan yang belum melakukannya bisa melihat itu sebagai kegiatan positif," jelas Lara.

Perjalanan masih menyisakan tiga hari. Setelah menuntaskan rute Surabaya-Probolinggo, mereka menempuh rute dari Probolinggo ke Situbondo. Kemudian dari Situbondo ke Banyuwangi. Setelah menyeberang menggunakan feri, perjalanan berlanjut dari Gilimanuk hingga finis di Denpasar pada 14 November nanti. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 21

Foto: WCC Bali, Johnny Ray


COMMENTS