Sagan Bertekad Rebut Green Jersey dari Bennett

| Penulis : 

Peter Sagan (Bora-Hansgrohe) tak main-main dengan apa yang diucapkannya. Termasuk soal merebut kembali green jersey dari tangan Sam Bennett (Deceuninck-QuickStep). Sagan sedang berusaha keras untuk memperoleh jersey hijau kedelapan sepanjang kariernya di Tour de France.

Sagan dicemooh karena dianggap tidak sportif saat membalap di etape 11, Rabu (9/9) lalu. Kala itu ia menyenggolkan bahunya ke arah Wout van Aert (Jumbo-Visma) saat beradu sprint menuju finis. Sagan pun dihukum. Ia didegradasi ke urutan 85 di etape 11 dan pengurangan 13 poin di points classification.

Hukuman itu menjauhkan Sagan dari green jersey. Serta membuat juara dunia tiga kali ini terpaut 68 angka dari Bennett di tabel points classification.

Tiga hari berselang, Sagan menunjukkan tanda-tanda bangkit. Pembalap asal Slovakia tersebut finis di urutan keempat di etape 14, Sabtu (12/9) malam. Selain itu, ia berhasil mendulang 33 poin dari dua kali intermediate sprint di etape ini. Sementara Bennett hanya menambah sepuluh poin.

"Saya mengambil posisi keempat dan mendapat lebih banyak poin dalam pertarungan untuk jersey hijau. Tujuannya adalah untuk mengambil lebih banyak. Tetapi pada akhirnya inilah yang terbaik yang bisa kami lakukan," ujar Sagan dalam laman pribadinya.

Tambahan poin itu tak langsung membuat Sagan kembali mendapatkan green jersey. Ia masih menduduki posisi kedua di tabel points classification. Meski demikian, Sagan berhasil mempersempit jarak dengan Bennett. Kini keduanya hanya terpaut 43 poin.

"Peter masih ingin memperjuangkan jersey hijau. Ia tidak senang tentang degradasi itu, tapi ia akan terus membalap untuk jersey hijau. Saya yakin ia akan melakukannya di Paris," bilang Daniel Oss, rekan Sagan di tim Bora-Hansgrohe.


Tujuh etape tersisa di TdF 2020 memang didominasi oleh rute menanjak. Pekan terakhir ini sekaligus menentukan siapa juara overall. Meski begitu, para pelari cepat seperti Sagan, Bennett dan lainnya masih bisa menambah poin di etape 15, 16, 17, 19 dan 21.

"Perjalanan ke Paris masih panjang dan kami tahu itu tidak akan mudah. Akan tetapi, kami akan terus berjuang," bilang Bennett.

"Saya dapat menyebut diri saya beruntung memiliki rekan tim yang luar biasa di sekitar saya, orang-orang yang mewujudkan semangat Wolfpack yang unik dan luar biasa ini dan membantu saya mengatasi tantangan harian di Tpur de France," imbuh pembalap Irlandia tersebut. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 13

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Bettini Photo, Twitter Deceuninck-QuickStep

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Criterium du Dauphine 2025, Etape 6: Pogacar Menang, Vingegaard Kewalahan
Kolom Sehat: Dauphine dan Kegelisahan 
Nggravel Blitar 2025: Berburu Cyclocomp iGPSport BiNavi Sembari Liburan Keluarga Seru
Trik Sepeda Unbound Gravel 2025: Ban Makin Lebar, Eksperimen Dua Pentil
Nggravel Blitar 2025: Rehat Ngopi di De Karanganjar, Finis Makan Masakan Mak Ti 
181 Cyclist Starter Bentang Jawa 2025
Tour de Surakarta Kembali Digelar, Ajak Peserta Kenali Budaya Solo
Jajal Rute Dholo KOM, Wakapolda Jatim Tanpa Nuntun
Criterium Dauphine 2025, Etape 5: Jake Stewart Menang, Evenepoel Terselamatkan