Membina Pembalap Muda Potensial di Balikpapan

Tak hanya menaungi pehobi, Borneo Roadbike Club (BRC) juga membina atlet balap sepeda di Balikpapan. Walaupun baru berusia setahun, BRC termasuk salah satu komunitas road bike terpandang di Kota Minyak. Mereka punya jurus jitu agar semakin dikenal masyarakat.

Cikal bakal BRC muncul sejak 2018. Kala itu sekelompok orang pengguna Polygon Strattos berusaha mengumpulkan penunggang road bike di Balikpapan. Mereka selalu menyapa dan mengajak gowes bareng setiap pemakai road bike yang dijumpai di jalan raya. Waktu itu belum terbesit rencana untuk membentuk sebuah komunitas.

Lama kelamaan kelompok ini kian berkembang seiring dengan semakin banyaknya pengguna road bike di Balikpapan. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk membentuk sebuah wadah bernama Borneo Roadbike Club. Tanggal 19 April 2019 ditetapkan sebagai hari jadi klub ini.

"Founder-nya adalah Oom Androw Tejakusuma, Oom Rahmad, Oom Danudirdjo, Pak Wek, dr Tony, Pak Hartono Winarto, Oom Mulawarman, Oom Zoel Kahar, Pak Charlie Tan, dan Pak Sugeng Gunarto yang saat ini menjabat Ketua ISSI Balikpapan," ucap juru bicara BRC Nannito kepada Mainsepeda.com.

Dalam kurun waktu setahun saja mereka berjumlah lebih 100 anggota. Jumlah itu semakin bertambah ketika pandemi coronavirus terjadi. Jumlah pesepeda di Indonesia, termasuk Balikpapan, meningkat drastis. Permintaan member baru semakin kencang.

"Ada 30 member baru selama pandemi. Terutama cyclist women masuk saat pandemi ini. Juga adik-adik yang baru lulus SMA. Saat ini anggota kami berjumlah 132 cyclist. Delapan di antaranya adalah perempuan. Sisanya laki-laki semua," tutur anggota kepolisian di Polres Balikpapan itu.

BRC menggelar gowes bareng setiap Sabtu-Minggu. Jalanan Kota Balikpapan yang rolling menjadi makanan mereka saban weekend. Ada dua rute favorit saat gowes bareng. Pertama mengarah ke Amborawang Darat di Kutai Kartanegara. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Lampu.

Rute kedua adalah jalan trans Kalimantan yang menghubungkan Balikpapan dengan Samarinda. Ini jalan favorit pesepeda di kedua kota tersebut. Finisnya di restoran tahu Sumedang. "Setiap weekend kami gowes 80 kilometer hingga 100 kilometer. Di luar itu kami juga gowes setiap hari. Tapi dalam kelompok-kelompok kecil," cerita Nannito.

Nivo Ramadhon ketika mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge 2020

Tak sekedar hobi gowes, BRC juga membina atlet balap sepeda. Ada dua pembalap muda yang bernaung di klub ini, yakni, Satya Ridho Ristanto dan Nivo Ramadhon. Ridho baru lulus SMA. Sedangkan Nivo masih duduk di kelas XI SMA. Nivo merupakan peserta kategori Men Elite di Herbana Bromo KOM Challenge 2020.

"Ridho dan Nivo awalnya hanya sekadar main. Dulu mereka gowes menggunakan MTB. Kemudian ISSI Balikpapan mengajari mereka balapan menggunakan road bike. Ternyata mereka lebih cenderung ke road bike. Kami selalu support mereka sebagai atlet," jelas cyclist 24 tahun itu.

BRC juga dekat dengan pembalap KFC Cycling Team Firman Hidayat. Firman juga tidak pelit ilmu. Putra pembalap senior Julak Yayan ini sering berbagi pengalamannya saat membalap untuk KFC di berbagai kejuaraan bergengsi di Indonesia dan luar negeri.

Selain itu, Firman juga sering membagikan tips tentang bersepeda. Baik kepada Ridho dan Nivo, maupun ke para member BRC lainnya. "Kalau Mas Firman bisa dan ada waktu luang, dia akan gabung gowes dengan kami. Kami tidak mau mengganggu jadwal latihannya di tim KFC," bilangnya.

Rider KFC Cycling Team Firman Hidayat

Nannito menambahkan, BRC tidak memungut iuran bulanan. Alasannya sederhana. Mereka tidak mau anggota merasa terbebani. Oleh sebab itu penarikan iuran dilakukan secara sukarela. Selain itu, mereka menghidupi klub ini dengan berjualan jersey ke masyarakat umum.

Juni kemarin mereka merilis jersey baru. Tak tanggung-tanggung, mereka membuat dua jersey sekaligus. Jersey pertama didominasi warna merah dengana aksen hitam dan garis emas di bagian dada. Menurut Nannito, jersey ini khusus untuk anggota.

Jersey kedua bercorak kuning terang dengan garis hitam di bagian lengan. Selain untuk anggota, jersey kuning ini juga dijual bebas di masyarakat. Laba dari hasil penjualannya masuk ke kas klub. Strategi ini membuat BRC semakin dikenal di masyarakat Balikpapan.

"Sekarang, kalau masyarakat melihat road bike di jalan pasti dibilang anggota BRC," ujar alumnus SPN Polda Kaltim angkatan 2014 ini. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 6: Tips Touring dan Tempat Gowes Paling Asyik di Indonesia

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Dokumentasi Borneo Roadbike Club, whatever cyclery


COMMENTS