Zwift Bareng Peter Sagan, Diajak Sprint Terus!

Omongan cyclist memang sulit dipercaya. Kalau diajak gowes santai, itu tandanya bakal kebut-kebutan. Di era pandemi ini, kelakuan yang sama berlaku di dunia virtual. Tidak ada gowes santai di dalam Zwift. Selalu ada yang mengajak kebut-kebutan.

Termasuk seorang Peter Sagan. Juara dunia tiga kali yang membela Tim Bora-Hansgrohe itu bikin acara gowes bareng di Zwift hari Kamis, petang pukul 18.00 WIB (siang hari di Eropa). Walau tidak banyak dipromosikan, peserta gowes bareng itu lebih dari 2.400 orang (yang mendaftar 3.200-an).

Judulnya memang menjanjikan. Acara gowes virtual bareng pembalap bergaya asyik itu, juga bersama kakaknya yang kini juara nasional Slovakia. "Peter Sagan & Juraj Sagan//Bora-Hansgrohe Social Ride."

Panjangnya 60 menit. Rutenya Richmond, tempat Sagan meraih gelar juara dunia pertamanya pada 2015 lalu.

Dalam arti yang benar, "social ride" itu artinya gowes santai. Menikmati suasana dan ngobrol bersama. Dalam arti dunia cyclist: Artinya jangan dipercaya.

Benar saja, ketika gowes dimulai, speed-nya tinggi sekali. Peter Sagan yang ada di depan tampaknya selalu tancap gas. Atau mungkin itu santainya dia, yang setara dengan "matinya" kita-kita manusia biasa.

Rutenya memang dibuat ramah. Tidak langsung mengelilingi penuh rute kejuaraan dunia. Selama 40 menit hanya mengelilingi bagian yang datar. Setiap putaran ada sprint zone-nya.

Setelah itu baru rute belok mengikuti rute yang sebenarnya, mengakhiri gowes melewati tiga tanjakan pendek tapi curam di Richmond. Mulai Libby Hill dan 23rd Street yang berbatu dan curam, juga tanjakan terakhir sebelum baliho finis.

Karena dunia Zwift, sulit melihat urutan yang sebenarnya. Kita hanya tahu Sagan ada di depan, karena dia diberi "sinar kuning" sebagai penanda ride leader. Secara resmi, gowes memang ini diiklankan relatif santai, dengan pace antara 2-2.5 watt per kg. Kenyataannya 2,5 watt per kg itu hanya untuk bertahan di posisi yang sama.

Peserta gowes ini dari berbagai penjuru dunia. Banyak juga dari Indonesia. Khususnya dari teman-teman komunitas ZID.

Peter Sagan memang beberapa kali menyapa. Secara umum untuk semua. Kemudian, pada setiap lap, dia sering menggoda. "Empat menit lagi kita sprint ya?". Atau "Satu menit lagi kita sprint lagi ya?". Begitu seterusnya.

Sejak awal sampai tengah-tengah, banyak yang komentar ngomel. Minta slow down atau memperlamban laju. Mungkin ingin bisa foto virtual bersama Sagan. Ada juga yang bilang untuk pelan-pelan saja tunggu di-overlap supaya bisa foto dengan Sagan.

Ketika waktunya menuju tanjakan-tanjakan, Sagan memberi peringatan. "Sebentar lagi mulai tanjakan," katanya.

Di saat banyak peserta tersengal-sengal, Sagan bertanya apakah ada yang ingat pada 2015, bahwa dia melakukan attack di tanjakan 23rd Street. Attack itulah yang membuka jalannya menjadi juara dunia.

Tidak lama, saat turunan sebelum tanjakan terakhir, Sagan bercerita kalau di situ sepatunya sempat lepas dari pedal.

Rupanya, tidak semua menganggap itu lucu. "Kalau saya, sekarang paru-parunya hampir lepas," komen seorang peserta yang muncul di layar.

Overall, acara gowes ini memang lumayan cepat. Peserta melahap antara 33-40an km dalam 60 menit itu. Kecepatan rata-rata dengan mudah mendekati 40 km/jam.

Pada akhirnya, ini memang bukan gowes bareng. Karena ribuan peserta itu berada di rumah masing-masing. Tapi lumayan untuk variasi latihan indoor training. Biar tidak bosan gowes itu-itu saja.

Usai acara, lewat akun medsos, Sagan mengucapkan terima kasih kepada semua. "Terima kasih semua telah bergabung dengan saya dan Juraj Sagan dan tim Bora-Hansgrohe di acara social ride di Zwift. Senang bisa gowes dengan begitu banyak orang. Jangan lupa bergabung dengan rekan-rekan setim yang lain pekan depan," katanya.(mainsepeda)


COMMENTS