Pasang Alarm dan Begadang Agar tak Telat Daftar Early Bird

Rahmawan Kurniadi rela begadang agar tidak ketinggalan pendaftaran early bird Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Perjuangannya tak sia-sia. Cyclist asal Jogjakarta ini menjadi pendaftar pertama di event menanjak paling heboh di Indonesia itu.

Adi, sapaan akrabnya, pernah mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge 2019 lalu. Ia diturun di nomor kompetitif, kategori usia 40-44 tahun. Walaupun berhasil finis sebelum time limit --jam 13.00-- Adi belum puas. Ia ingin memperbaiki catatan waktunya di Herbana Bromo KOM Challenge tahun ini.

"Walaupun kemarin kedodoran, saya belum melewati batas waktu di Bromo KOM Challenge tahun kemarin. Tapi rasanya belum mantap. Sehingga memang ingin mengulang. Saya masih penasaran, dan ingin memperbaiki catatan," ceritanya kepada Mainsepeda.com.

Adi rajin membaca, dan memantau perkembangan berita Herbana Bromo KOM Challenge 2020 di Mainsepeda.com. Ketika muncul kabar jika pendaftaran early bird Herbana Bromo KOM Challenge 2020 dibuka 15 November 2019, Adi langsung memasang alarm.

Kemudian, karena khawatir ketiduran, Adi memutuskan begadang pada malam pendaftaran. Ia mengisi waktu dengan mempersiapkan dokumen yang harus dilampir saat pendaftaran. Ketika jarum jam menunjuk angka 12, Adi langsung meluncur ke situs mainsepeda.com untuk registrasi early bird.

"Saya daftar jam 12 malam. Mungkin lebih satu atau dua menit. Tak ada hambatan. Semuanya lancar. Sinyal wifi juga pas bagus," aku Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Jogjakarta ini.

Adi tak menyangka bahwa ia adalah pendaftar pertama di Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Ia mengaku bangga, sekaligus lega. "Saya sengaja tidak tidur karena khawatir slot early bird akan habis jika daftar pada 15 November pagi. Tak menyangka, ternyata saya jadi pendaftar pertama," ucap bapak dua anak itu.

Beres masalah pendaftaran, fokusnya dialihkan ke latihan. Adi tergabung di sebuah komunitas kecil. Anggotanya sepuluh orang. Namanya Zakaria Cycling Team (ZCT). Mereka biasa gowes setiap Sabtu, dan Minggu. Untuk melatih ketahanan saat menanjak, Adi dan kolega gowes ke Bukit Klangon di Sleman.

"Modelnya memang berbeda dengan Bromo. Tanjakan di Bromo itu sangat panjang. Sangat menyiksa. Kalau Klangon relatif lurus," cerita bapak dua anak ini.

Latihan rutin menjadi ikhtiarnya untuk memperbaiki catatan waktu di Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Apalagi Adi sadar bahwa persaingan di kelasnya, yakni kategori usia 40-44 tahun, sangat ketat. "Kelas yang saya ikuti itu kuat semua. Oleh sebab itu saya juga harus kerja keras," tegasnya.

Adi mengaku tak sabar untuk menunjukkan hasil latihannya di Herbana Bromo KOM Challenge 2020, 14 Maret nanti. "Bromo KOM itu event gowes paling profesional dari segi penyelenggaraan. Sangat rapi. Rutenya steril. Saya senang bisa bertemu teman-teman cyclist dari seluruh dunia," pujinya.(mainsepeda)

Foto: Dokumentasi pribadi Rahmawan Kurniadi


COMMENTS