Jakarta Siapkan 546 Km Jalur Sepeda, Tahun ini Tuntas 200 Km

Pemprov DKI Jakarta begitu serius menyiapkan jalur sepeda di ibu kota. Total jalur sepeda yang disiapkan oleh pemprov seluas 546 km. Tahun ini mereka menargetkan Jakarta sudah punya 200 km jalur sepeda.

Hal ini terungkap dari diskusi 'Mewujudkan Kota Sepeda Kelas Dunia' di Jakarta, Jumat (31/1) malam. Dalam diskusi tersebut hadir Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo. "Sebenarnya program jalur sepeda di Jakarta itu sudah ada sejak 2012. Ada inisiasinya. Tapi proses pembangunan belum berjalan dengan baik," ujar Syafrin.

Saat itu pembangunan jalur sepeda masih dilakukan secara parsial. Tanpa ada koordinasi antar wilayah, juga dengan stakeholder terkait. "Nah baru pada 2019 kemarin kami garap dengan baik," imbuhnya.

Dalam rencana pembangunan jangka menengah, pembangunan jalur sepeda termasuk dalam empat prioritas yang berkaitan transportasi. Empat prioritas itu adalah trotoar pejalan kaki, jalur sepeda, kendaraan masal, dan penanganan kendaraan pribadi. Nah empat prioritas itu harus saling berkaitan agar saling mendukung.

Saat ini Jakarta baru punya 63 km jalur sepeda. Semua itu ada di 30 titik. (Baca juga: Jakarta Hidupkan Jalur Sepeda di 17 Koridor Jalan).

Dari penelitian yang dilakukan pemprov, keberadaan 63 km jalur sepeda itu telah mendorong masyarakat untuk giat menggunakan sepeda dalam aktivitasnya. Terutama aktivitas ke kantor.

"Di daerah Jalan Pramuka, misalnya. Sebelum ada jalur sepeda, dari riset kami pesepeda di daerah itu pada jam kantor sekitar 4 orang per jam. Tapi kini naik 6 kali lipatnya," terang Syafrin.

Oleh karena itu pemprov makin semangat mewujudkan penambahan jalur sepeda. "Tahun ini target kami menyelesaikan 200 km. Yang ada sekarang kan 63 km, jadi perlu menggarap 137 km lagi," ujarnya.

Dalam menggarap jalur sepeda itu Dishub berkoordinasi dengan komunitas-komunitas sepeda, termasuk Bike to Work. Plus Ikatan Sepeda Sport Indonesia atau ISSI.

Tahun ini diupayakan penambahan jalur sepeda dilengkapi dengan konsep pembatas fisik. "Sebenarnya kami inginnya sejak tahun lalu, tapi anggarannya terbatas. Tahun ini kami sudah disetujui DPRD. Anggarannya Rp62 miliar," terangnya.

Ada dua model pembatas fisik yang masih dikaji Pemprov DKI Jakarta. Pertama, pembatas fisik yang berupa barrier. Kedua, kalau tidak memungkinkan pembatasnya berupa marka kejut lengkap dengan mata kucing. "Jadi bisa menjadi early warning bagi pengendara motor atau mobil yang akan mepet ke jalur sepeda," jelas Syafrin.

Dishub juga tengah koordinasi dengan ISSI untuk memfasilitasi keinginan para penghobi sepeda sports. Rencananya, dishub akan mengakomodir mereka yang ingin olahraga sepeda sports lewat jalur loop di sekita Monas. "Titiknya di barat daya. Nanti tiap pagi akan kita sterilkan beberapa jam untuk digunakan nge-loop. Desainnya masih kita buat," jelas pejabat bergelar doktor itu. 

Dalam diskusi itu juga hadir penulis buku Solilokui Sepeda, Purwanto Setiadi. Menurut dia, sejumlah kota yang sukses menjadi kota sepeda kelas dunia kebanyakan karena pemimpinnya punya visi mengatur mobilitas orang. "Bukan mengatur mobilitas kendaraan. Kalau visinya mengatur mobilitas kendaraan, ya itu yang terlihat trotoarnya bermasalah. Jalur sepedanya tidak ada," kata Purwanto.(mainsepeda)


COMMENTS