Optimistis Raih Medali Emas dari BMX dan MTB di SEA Games 2019

Tiara Andini Prastika saat berlaga di Asian Games 2018

BMX dan MTB menjadi andalan tim balap sepeda Indonesia pada SEA Games 2019 di Filipina. Dari dua disiplin itu, diharapkan tiga medali emas diraih.

Nomor MTB akan dibagi dalam dua perlombaan, yaitu downhill dan cross-country olympics (XCO). Indonesia akan menurunkan empat pembalap di downhill. Mereka adalah Popo Ariyo Sejati, Andy Prayoga, Ayu Triya Andriana, dan Tiara Andini Prastika.

”Secara kualitas, pembalap (downhill) Indonesia bisa dibilang masih terbaik di antara negara ASEAN,” ucap Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga PB ISSI, Budi Saputra kepada Mainsepeda.com.

Popo merupakan pembalap senior asal Jawa Timur. Ia sudah berkiprah sejak SEA Games 2007. Saat itu ia meraih medali perak. Dua tahun berikutnya, Popo mendapatkan medali emas di SEA Games 2009.

Sedangkan Tiara Andini adalah peraih medali emas downhill putri di Asian Games 2018. Atlet putri Jatim tersebut diharapkan bisa mengulang prestasi apiknya pada SEA Games 2019.

Menurut analisis tim pelatih, atlet-atlet dari Thailand serta tuan rumah Filipina berpotensi menjadi batu sandungan untuk Tiara. ”Tuan rumah menjadi kuda hitam. Sebab mereka yang bikin rute. Kami hanya diberi kesempatan sehari latihan,” imbuh Budi.

Untuk disiplin XCO, tim balap sepeda Indonesia menurunkan Zaenal Fanani dan Rafika Farisi. Dari dua nama ini, Fanani diplot sebagai ujung tombak. Menurut Budi, rider asal Lumajang itu menunjukkan perkembangan positif di pelatnas.

”Fanani sebenarnya tidak kami targetkan emas. Akan tetapi, pelatih optimistis Fanani bisa mendapatkan emas di SEA Games. Progresnya sangat bagus. Mudah-mudahan bisa sesuai harapan,” tutur Budi.

Fanani baru saja menjuarai Cross Country Olympic C3 di Timor Leste, Oktober lalu. Selain itu, ia juga tampil gemilang pada kejuaraan Asia di Lebanon, dan Korea Selatan. ”Progres latihan secara eksak sudah diketahui tim pelatih. Jadi bukan meraba-raba lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, I Gusti Bagus Saputra, Rio Akbar, Toni Syarifudin, Iyan Sopian, dan Januar Susanto turun di nomor BMX. Bagus tampil di BMX race. Rio turun di race, dan BMX time trial. Toni hanya bermain di time trial. Iyan dan Januar berlaga di BMX freestyle.

Sebagai peraih medali perak Asian Games 2018, serta peraih emas di SEA Games 2017, Bagus diharapkan mendulang emas di SEA Games 2019. Daniel Caluag dari Filipina, dan pembalap 19 tahun asal Thailand, Komet Sukprasert, diprediksi menjadi pesaingnya.

Daniel Caluag merupakan pembalap naturalisasi Filipina kelahiran Amerika Serikat. Caluag mendapatkan medali emas pada SEA Games 2013 di Myanmar. Serta medali perunggu pada SEA Games 2017 di Malaysia.

Sedangkan Komet adalah pembalap muda yang baru mentas ke nomor elite men. Perkembangannya sulit dipantau karena tim BMX Thailand menggelar pemusatan latihan di Australia. Konon kabarnya, Komet dipersiapkan untuk tampil di Olimpiade 2020.

”Secara head to head, Indonesia masih lebih unggul. Sejak 2017, baik di SEA Games, Kejuaraan Asia, maupun Asian Games, kami lebih unggul dari Filipina, dan Thailand,” yakin kepala pelatih tim nasional balap sepeda Indonesia, Dadang Haries Poernomo

Dadang menambahkan, sukses tidaknya tim BMX Indonesia juga ditentukan oleh seberapa cepat para pembalap beradaptasi dengan sirkuit di Filipina. Sebab, sirkuit tersebut dibuat sesuai dengan karakter pembalap tuan rumah.

“Pada SEA Games sebelumnya medali emas direbut di nomor BMX saja. Kali ini kami upayakan perolehan medali emasnya merata,” tutup Dadang.(mainsepeda)

Foto: INASGOC/Antara/Aji Wisnu Novianto


COMMENTS