Jadi Vegetarian, Berat Turun 32 Kg dan Gowes Makin Kuat

Hadi Wibowo, anggota Freebike Indonesia, punya cerita yang bisa menginspirasi banyak orang. Dengan menjadi vegetarian, dia mampu menurunkan berat badan hingga 32 kilogram. Bukan hanya itu, kemampuan gowesnya tidak terganggu, bahkan makin menjadi-jadi.

Belakangan, bukan hanya ikut event gowes. Sejak 2017, dia sudah berkali-kali ikut event triathlon kondang. Misalnya Bali Triathlon Olympic Distance, juga Sungai Liat Olympic Distance.

Lewat tulisan ini, Jiang Jiang –sapaan pria kelahiran 1977 itu-- ingin berbagi pengalaman dan tips. Siapa tahu banyak yang ingin ikut menerapkannya, menjalani hidup lebih sehat dan jauh lebih aktif. 

***

Awalnya, saya boleh dibilang hobi makan, dan makan segala macam makanan. Berat badan saya sempat melambung hingga 97 kilogram. Sangat terlalu gemuk untuk tinggi badan saya yang 169 cm.

Olahraga saya dulu paling hanya golf. Itu pun kadang hanya ke driving range.

Pada suatu saat, saya menonton sebuah film dokumenter. Ceritanya tentang industrialisasi kebutuhan atas protein, kalsium, dan lain-lain. Di mana binatang-binatang seperti unggas, sapi, kambing, dan lain-lain diperlakukan dengan sangat memprihatinkan.

Setelah melihat film itu, saya terinspirasi untuk mengubah gaya hidup. Hanya akan menikmati makanan yang plant based (berbasis tanaman). Momen yang mengubah hidup saya itu dimulai pada Maret 2012.

Sebenarnya, waktu itu saya sudah menjalani program diet serta aktif di gym. Personal trainer menyarankan saya untuk melakukan diet high protein, low carb, dan low sodium.

Ketika beralih ke plant based, saya sempat khawatir. Dari mana saya bisa mendapatkan pengganti asupan protein, kalsium, dan lain-lain? Waktu itu, tidak seperti sekarang, informasi tentang konsumsi plant based masih belum banyak dan jelas.

Informasi dan inspirasi juga saya dapatkan dari seorang teman, Vincent Samara. Dia datang dari Los Angeles, kami bertemu dan ngobrol-ngobrol. Kebetulan, dia juga hobi bersepeda.

Vincent menjelaskan kepada saya tentang plant based diet. Dia menyampaikan, binatang yang makan tanaman umurnya lebih panjang. Endurance-nya juga jauh lebih baik dari yang makan daging. Dia juga bilang, kalau suhu daging ayam, sapi, babi, dan kambing semuanya di atas suhu manusia. Kecuali ikan, yang suhunya di bawah.

Lalu bagaimana dengan pengganti protein dan lain-lain untuk olahraga yang berat? Dia menjelaskan kalau bisa didapatkan dari sayur itu sendiri. Juga dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Seperti hemp seeds, sunflower seeds, pumpkin seeds, flax seeds, chia seeds, dan lain-lain.

Nah, kemudian ada masalah lagi. Biji-bijian itu tergolong belum umum di Indonesia, khususnya di Surabaya tempat saya tinggal. Pada awalnya, saya mendapatkannya dari dia. Entah dibawakan dari Amerika atau dikirimkan.

Saya benar-benar tidak menyangka, efek menjalani plant based diet ini terasa begitu cepat. Baru seminggu menjalani, saya sudah merasa badan lebih ringan, tidur lebih mudah, dan kemampuan bersepeda masih mampu terus bertambah.

Ya, saya sudah hobi gowes sejak sebelum menjalani diet khusus ini. Pada 2009 hingga 2010, saya berkali-kali mengalami sakit punggung yang luar biasa. Gowes adalah salah satu upaya untuk menurunkan berat badan. Supaya sakit punggung itu hilang.

Berat badan saya memang terus turun. Apalagi gowes itu semakin menyenangkan karena saya punya teman-teman yang punya semangat sama. Yaitu teman-teman di Freebike, yang berbasis di Surabaya Barat.

Perlu saya tegaskan, kemampuan saya justru semakin meningkat setelah menjalani plant based diet!

Saya tidak pernah mengalami masalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Yang jadi masalah justru saat gowes atau touring jauh-jauh. Karena ketika pit stop atau berada di tempat istirahat, biasanya tidak mudah menemukan makanan yang bisa memenuhi kebutuhan saya.

Untuk mengatasinya, setiap akan bersepeda jauh, saya selalu bawa makanan sendiri. Misalnya endurance bar yang saya bikin sendiri, atau beli. Tidak sulit kok untuk membuat bar sendiri. Beli bahan-bahan yang dibutuhkan dan disukai, masukkan ke food processor. Supaya lebih enak, bisa diberi lapisan cokelat. Simpan dalam freezer, lalu siap dibawa dan dimakan kapan saja.

Bagi yang berminat mencoba, mungkin memang sulit di awal. Tapi mungkin juga bisa mengikuti apa yang saya lakukan sehari-hari. Konsisten makan berbagai sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Sayurnya harus macam-macam.

Saat waktunya snack alias nyemil, yaitu di antara makan pagi-makan siang atau makan siang-makan malam, saya mengkonsumsi buah-buahan.

Buah apa? Saya selalu memilih buah yang sedang musim. Saya percaya, ada alasan kenapa buah muncul pada musim yang berbeda-beda. Saya percaya buah juga punya siklus alam. Kalau makan buah yang sedang musim, pasti sesuai dengan suhu dan cuaca saat itu juga.

Penasaran? Selamat mencoba. Tidak ada salahnya mencoba. Saya merasa diri saya adalah contoh keberhasilan plant based diet. Berat saya sekarang 64-65 kg, dan itu 32 kg lebih ringan dari awal dulu! Saya juga terus aktif berolahraga. Gowesnya saja bisa 2-3 kali seminggu, kurang lebih 200 km seminggu. Belum lari dan renang.

 

Saya sudah aktif ikut berbagai event triathlon Olympic distance sejak 2017. Saya aktif di triathlon ini salah satunya juga karena terinspirasi oleh Brendan Frazier. Dia itu juara dunia Ironman, penulis buku Thrive. Dia meraih prestasi dunia itu dengan plant based diet!

Dalam beberapa tahun ke depan, saya masih punya target ikut event-event triathlon. Pada November 2019 nanti ada Bali Triathlon, dan pada Maret 2020 nanti ada Taitung Half Ironman 70.3 di Taiwan.

Kalau saya bisa, saya yakin Anda semua bisa! (Hadi Wibowo)

 

 

 

 


COMMENTS