Bho_Loez Pontianak, Komunitas MTB Penakluk Rute Ekstrem di Kalbar

Lihatlah video dari akun Instagram di bawah ini. Puluhan cyclist tampak berbaris, bergantian membelah arus sebuah danau. Para cyclist itu berasal dari komunitas MTB Bho_Loez Pontianak. 

Saat itu mereka sedang gowes di kawasan pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Kelurahan Sagatani, Singkawang Selatan, Kalimantan Barat, Minggu (6 Oktober).

"Itu Danau Serantangan. Sebenarnya kami sedang membelah danau dengan melintasi jembatan yang sudah putus. Tapi jembatannya sudah tidak terlihat karena tingginya arus air," kata Irvan Rachmadiinillah, salah satu pendiri Bho_Loez Pontianak.

Danau Serantangan berada di area PETI di Singkawang. Komunitas Bho_Loez menjadikan danau itu sebagai salah satu spot favorit karena medannya sangat menantang. 

Melintasi Danau Serantangan itu merupakan satu dari sekian rute yang harus mereka selesaikan. "Kalau rute gowes keseluruhannya hari itu sekitar 24 kilometer," ujar Irvan.

Gowes Minggu pagi itu mengambil start dari Sangatani. "Awalnya ya melintasi jalanan yang mulus. Lalu lewat aspal yang sudah mengelupas. Makin lama medannya ganti tanah," kelakar Irvan.

Nah, lokasi danau sendiri sekitar 16 km dari posisi start. Di danau itu dulunya ada jembatan, tapi kini sudah ambruk. Panjangnya sekitar 20 meter.

"Untuk mengurangi risiko kami turun dari sepeda, nuntun hingga sisi seberang," katanya.

Menurut Irvan, di sana masih ada dua titik penambangan yang masih aktif. "Dengan gowes seperti ini kan kami bisa melihat dari dekat lokasi yang tidak bisa dijangkau dengan motor," imbuhnya.

Bho_Loez memang hobi melahap jalur-jalur ekstrem di Kalbar. Terutama yang kata orang menantang, tapi sulit ditempuh dengan kendaraan bermotor. "Kami senang jika melewati rute yang katanya buntu, tapi ternyata bisa kami terabas dengan sepeda," jelas bapak satu anak itu.

Komunitas yang terbentuk 10 Mei 2015 ini rutin berkumpul tiap Minggu pagi. Perkebunan sawit dan lahan gambut di Kota Pontianak serta Kabupaten Kubu Raya menjadi playground mereka.

Jika rindu bermain ke perbukitan, mereka menjelajah kota lain di Kalimantan Barat (Kalbar). “Jika ke luar kota, kami akan berunding sebulan sebelum keberangkatan,” cerita Irvan. 

Rute jelajah Bho_Loez bukan hanya di wilayah Kalbar saja. Mereka juga pernah gowes ke Kuching, Serawak, Malaysia. Untuk menuju ke Negeri Jiran, mereka berkendara dari Pontianak menuju Entikong. Entikong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sanggau berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.

“Sepeda kami naikkan ke bus dari Pontianak. Dari Entikong kami kemudian bersepeda ke Kuching,” ungkapnya.

Jalur terekstrem yang berhasil mereka taklukkan ada di Riam Dait. Riam Dait merupakan sebuah air terjun yang terletak di Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Kalbar. Berangkat dari Kembayan, Kabupaten Sanggau, para cyclist Bho_Loez melahap rute sejauh 47 kilometer untuk mencapai Riam Dait.

Dua tanjakan terakhir menuju Riam Dait adalah titik terberat, sekaligus paling menantang. Kondisi jalan berupa tanah merah. Jaraknya memang pendek. Sekitar lima kilometer. Tapi, tanjakannya curam.

“Sudut kemiringannya sekitar 60 hingga 70 derajat. Hampir tegak,” beber pria 27 tahun itu. 

Tak sembarang kendaraan bisa melewati jalur ini dengan mulus. Menurut Irvan, hanya dua jenis kendaraan yang bisa melakukannya, yakni motor trail dan mobil 4WD. Dengan segala upaya yang mereka kerahkan, akhirnya Bho_Loez berhasil menaklukkan tanjakan horor itu.

“Sangat puas. Sebab jalurnya sangat menantang,” akunya.

Kepuasan mereka bertambah karena tak banyak komunitas MTB dari Pontianak yang berani menaklukkan tanjakan ‘neraka’ ini. “Dari Pontianak baru dua komunitas yang sudah menaklukkan tanjakan Riam Dait, yakni MTB Pontianak dan Bho_Loez Pontianak,” sebut staf tata kelola di Komisi Informasi Provinsi Kalbar itu.(mainsepeda) 

Foto: Dokumentasi Bho_Loez Pontianak.


COMMENTS