JokerCC, Klub Sepeda Paling “Rame” di Palembang

Kenal dengan tokoh Joker? Di permainan kartu, Joker adalah yang paling “sakti”. Bisa mengalahkan semua kartu-kartu lain. Di dalam film, Joker adalah tokoh antagonis yang usil, kuat, jahat, seru, dan nakal.

Di Palembang, ada Joker juga. Tapi Joker ini adalah nama sebuah klub sepeda. Baru saja didirikan oleh beberapa cyclist yang sebelumnya aktif di klub-klub sepeda lain di Palembang. Awalnya, 18 cyclist bersatu membentuk Joker Cycling Club ini. Mereka disatukan dengan kesamaan misi dan visi yakni cara bersepedanya! “Kita suka kebut-kebutan dalam bersepeda,” tutur Edy Blekox, salah satu pendiri JokerCC.

Bahkan JokerCC sempat dicap sebagai klubnya cyclist yang kudeta dari klub lamanya. “Di Palembang banyak klub sepeda kecil-kecil tapi mereka kurang cocok dengan gaya bersepedanya. Akhirnya keluar dan bersatu membentuk JokerCC ini,” cerita Edy.

Tepatnya tanggal 30 Juni 2019 dijadikan sebagai hari jadi JokerCC Palembang. “Klub kita ini identik dengan keseruan dan ‘kerusuhan’ dalam arti positif,” tukas Edy. Launching klub JokerCC mengambil tempat di kafe Roemah Lamo. Seluruh anggota JokerCC gowes bersama bintang tamu dari Jawa yaitu Jauhari Johan, Adirya Pradana Putra, Denia Permatasari, dan Dhewita.

Tidak jauh, gowes bersama ini sejauh 50 km melewati Ampera, Opi Sungai Buaya, Keramasan Musi 2, Parameswara Demang, Angkatan 45 lalu kembali ke Roemah Lamo.

“Tujuannya hanya sosialisasi klub baru kami ini. Dan kami mengajak sekalian klub lain yaitu BSS, RBB, SCC, dan Happybike,” bilang Edy. Menurut Edy, ketika jaman sekolah pasti ada siswa yang kutu buku dan ada siswa yang rame. “Nah JokerCC itu seperti siswa yang suka rame itu,” tukasnya lantas terbahak.

Dengan slogan why so serious, membuat JokerCC selalu dipenuhi dengan canda tawa dan bully. Biasanya JokerCC gowes kebut-kebutan ke arah Indralaya atau ke Tanjung Api-Api.

“Bila ada yang copot dari peloton, wah dibully habis-habisan di grup dan itulah yang merekatkan seluruh anggota kami. Karena kita bully-nya tidak untuk serius. Dan bully itu sebagai motivasi agar lebih giat berlatih,” tutur Edy.

Ardy Ganteng salah satu korbannya. Ardy mulai “nakal”, mencoba membuat anggota lain “copot” dari peloton sehingga dia bisa membullynya. Eh, kenyataannya malah Ardy copot sendiri karena kecapekan. “Jadi anggota lain tidak copot, dia yang copot sendiri. Itu kita bully dan rame di grup,” cerita Edy sambil tertawa keras.

Meskipun mayoritas rute di Palembang adalah flat, anggota JokerCC juga mencari tantangan gowes menanjak. Biasanya selain nanjak di indoor trainer, mereka juga gowes ke Lampung atau Pagaralam yang ditempuh dalam jarak 50-100 km pergi pulang. “Cukup tinggi nanjaknya mencapai elevasi 1.000 – 2.000 meter,” imbuh Suhandy Su, salah satu pendiri JokerCC.

Saat ini, anggota JokerCC sudah 30-an cyclist dan mereka pasti gowes bersama hari Sabtu dan Minggu. Selebihnya mereka gowes sendiri-sendiri atau berlatih di indoor trainer. “Maklum jadwal kerjaan yang membuat susah untuk bertemu gowes hari kerja,” bilang Suhandy.

Selain kompak gowes kebut-kebutan. Anggota JokerCC juga kompak membantu sesama. Saat Idul Adha, mereka mengumpulkan dana dan membeli seekor sapi untuk disumbangkan ke Masjid setempat.

Di luar gowes, anggota JokerCC sering juga nongkrong bersama agar semakin dekat. “Kita juga sering gowes bareng klub sepeda lain di Palembang. Jadi bisa membuat bersepeda di Palembang kian hidup. JokerCC juga sering mengikuti even gowes seperti GFNY, Tour de Borobudur, Tour de Ambarukkmo, dan beberapa acara gowes lain di Pulau Jawa,” tutup Edy. (mainsepeda)

 


COMMENTS