Budi Gelar Touring Pesona Nusantara 5.200 Km dan Raih Rekor MURI

Nurul Yakin Setyabudi sangat cinta petualangan. Dirinya tidak bisa diam. Tantangan selalu dicarinya. Budi, sapaan akrabnya sangat menyukai rafting, naik gunung, hingga caving (penelusuran gua). Terakhir, Budi mencari tantangan bersepeda.

Saat muda dulu, masih duduk di bangku SMP dan SMA di kota kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, Budi selalu bersepeda ke sekolah pakai sepeda Jengki ukuran medium. Tiap weekend, gowes keluar kota bersama kawan-kawannya.

“Saya pernah ikut lomba sepeda yang diadakan oleh Perhutani Grati, Pasuruan. Lucunya, lomba itu berhadiah kambing. Saya ikut. Dan saya kalah dengan pesepeda lokal yang tiap hari bersepeda 40-an km dengan sepeda Onta,” tuturnya lantas tertawa.

Saat Budi dinas di Jakarta tahun 1993 di perusahaan multi nasional Jepang, dirinya kembali bersepeda. Lantas tahun 2005 diracuni oleh Damhar Rahmat. Warga kawasan Kahfi, Lenteng Agung, Jakarta ini memiliki puluhan sepeda dan siap dipinjamkan ke teman-teman.

 “Dengan Damhar ini, saya belajar lagi bersepeda. Tentang merek dan tipe sepeda juga tentang teknik bersepeda, termasuk cara-cara memperbaikinya,” bilang warga kawasan Kemang Pratama, Bekasi.

Bersama Damhar yang mantan ketua PA CICERA Universitas Pancasila itu, Budi bersepeda di hutan UI dan bermain di gunung menggunakan mountain bike. “Mulai Federal hingga yang full sus sudah pernah saya jajal semua. Tentu saya membelinya atas rekomendasi dari Damhar yang suka MTB jenis hard tail dan rigid bike,” bilang Budi yang juga banyak belajar dari Ronald Arachman, seorang partner kerja dari perusahaan konsultan.

Bahkan, Budi dan Damhar pernah gowes di Krakatau – Sabesi untuk menghabiskan malam tahun baru 2006-2007. “Itu cycling trip paling keren yang pernah saya lakukan bersama sepeda. Menurut ranger Krakatau, belum ada yang membawa sepeda sampai Puncak Krakatau,” bangganya.

Hingga saat ini Budi sudah melekat dengan sepeda. Budi mengaku sudah kenyang merasakan berbagai macam sepeda. Mulai sepeda onthel, fixie, sepeda lipat, road bike, gravel bike, mountain bike, mountan bike marathon, dan all mountain ini.

Menurutnya bersepeda itu mudah dan paling seru. Karena di sekitar rumahnya sudah penuh tantangan seperti trek jalur Jatiasih. “Ditambah lagi saya bisa mengunjungi rute-rute yang luar biasa indahnya. Salah satunya kawah Gunung Sibayak dan Danau Toba – Samosir yang saya kunjungi bersepeda beberapa kali,” imbuh ayah dari Nizam, Alief, dan Nadja.

Sejak 2008, Budi bergabung dengan komunitas Gebrakers Kemang Pratama mengandalkan sepeda United Patrol XC full sus. Bersama mereka, Budi jalan-jalan hingga ke Puncak, Serang, Badung, Garut, Purwokerto, Jogja, Bali, dan banyak lagi.

Salah satu perjalanan gowes Budi yang berkesan adalah petualangan ke Cipta Gelar. Di sini tidak hanya menguji skill bersepeda gunung, tapi juga menguji teknik bersepeda, kesabaran, kerjasama, dan kesiapan fisik.

“Tidak hanya dituntut mampu bersepeda dengan baik di medan menantang, tapi harus punya kemampuan fisik mendorong dan mengangkat sepeda di rute hutan yang terjal. Kadang cuaca juga kurang bersahabat. Hujan sering mendera sepanjang perjalanan di hutan tropis bagian dari Taman Nasional Halimun Salak ini,” ceritanya.

Mendukung kemampuan fisik itu, Budi kerap mengkombinasi latihan bersepedanya dengan lari. “Di kompleks perumahan saya, ada area bersepeda yang bebas hambatan ngeloop sekitar 2.5 km. Saya juga kombinasi dengan brick training dengan lari dan sesekali berenang,” bilang pria yang berkarier di Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN.go.id).

Bila weekend tiba, Budi gowes blusukan ke hutan di Jonggol, Gunung Pancar, bahkan hingga Curug Panjang. Puas dengan “bermain” sepeda. Wakil Ketua di Dewan Transportasi Kota Bekasi ini mulai sering mengajak orang lain bersepeda dengan membuat even gowes dan adventure traveling.

Tahun 2014, even Gladiator Audaxxx yakni bersepeda 200 km dengan elevation gain mencapai 3.200 meter digagas juga oleh Budi. Tahun 2016, Budi membuat even Jambore Sepeda Nusantara di Purwakarta dan melibatkan 6 kegiatan bersepeda (all mountain tour, touring, fun bike, 2 even BMX dan Onthel).

Tahun 2016, Budi menggelar dua even sekaligus yakni Gladiator Touring Bekasi – Tangkuban Perahu PP dan Jambore Sepeda Bekas bersama ISSI Kota Bekasi.

“Puncaknya adalah saya dipercaya Kemenpora untuk menyelenggarakan Gowes Touring Pesona Nusantara (GTPN) tahun 2017 dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas). Saya dibantu oleh Dwi Bahari sebagai EO ,” bangga Budi yang menjabat sebagai Kordinator Komisi Bidang Kelembagaan dan Kerjasama.

GTPN melintasi 120 kota dan kabupaten kota dalam 11 propinsi dengan total jarak 5.200 km. “Tercatat di rekor MURI sebagai Turing Bersepeda Kelompok sejauh 5.000 km,” bangga pengguna Garmin Fenix 5 ini.

Budi membentuk tim 8 laki-laki dan 8 perempuan goweser serta dimanageri oleh Woro Wigati. “Saat GTPN itu saya bersepeda sejauh 3.500 km dari Km 0 Sabang sampai Balige. Lalu lanjut lagi Bengkulu hingga Magelang,” tuturnya.           

“Saya sangat cinta bersepeda, berpetualang, dan menyelesaikan tantangan-tantangan. Saat ini saya sedang getol main gravel bike dan membuat Komunitas Gravel Cyclist Indonesia (GX – ID). Karena rute gravel ini bisa memberikan alternatif medan dan pemandangan indah,” tutur pria yang lebih mengutamakan fungsi sepeda daripada kosmetiknya ini.

Budi mengaku tidak menemukan duka saat bersepeda. “Paling saya jatuh dan pernah juga sakit jadi harus off bike. Tapi setelah itu balik gowes lagi,” tuturnya.

Saat ini, pengguna kacamata Rudy Project ini sedang merancang cycling trip ke Shimanami Kaido Jepang. “Tempatnya sangat indah di antara Hiroshima dan Shikoku. Bulan September saya bisa mewujudkan ini bersamaan dengan konferensi G20 tentang perlindungan konsumen yang diadakan di Tokushima,” tutup Budi yang ingin merasakan gowes di 3 benua, Eropa, Asia, dan Afrika. (mainsepeda)


COMMENTS